Pagi pun tiba, matahari masuk melalui jendela kamar Hye-Jin, kicauan burung yang menghiasi pagi, dan suara yang bersahut-sahutan di meja makan. Itu pasti Na-Yeon yang membangunkan semua anggota keluarga. Dia selalu bangun lebih awal dari mereka semua.
Hye-Jin pun bangun dan membuka pintu kamarnya agar Na-Yeon tidak menggedor-gedor pintu kamar Hye-Jin yang akan mengganggunya. Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh, Hye-Jin bergegas untuk mandi, berpakaian, dan mengatur buku.
"Kakak! apa kau sudah..." Na-Yeon belum menyelesaikan kalimatnya.
"Iya aku sudah bangun, aku mau mandi dulu, jangan mengganggu" Hye-Jin memegang handuk.
"Oke kak!".
Benar saja, Na-Yeon tetap datang ke kamar kakaknya. Setelah dari kamar Hye-Jin, Na-Yeon turun ke meja makan dan ayahnya ternyata sudah ada di meja makan. Ayahnya sedang sibuk memasang dasi, Ibunya masih menyiapkan makanan. Dan Na-Yeon akan menyemangati mereka berdua.
"Ayo Ibu, semangat ya, ayah juga, ayo ayo semangat" Na-Yeon berlarian kesana-kemari.
Sepuluh menit berlalu, Hye-Jin turun dari kamarnya dengan pakaian sekolah putih abu, dasi yang terpasang rapi, rambut yang terurai, dan jaket biru tua yang hanya dipakai setengah. Na-Yeon berlari ke arah kakaknya yang baru turun dari kamarnya. Tidak lupa dia menyemangati kakaknya untuk beraktivitas hari itu.
Akhirnya, semua anggota keluarga duduk di kursi masing-masing dan sarapan bersama. Na-Yeon yang pertama bercerita. Dia bercerita tentang apa yang akan dia lakukan di sekolah sebentar.
"Kalian tahu tidak, aku akan menjelaskan tentang metamorfosis pada kupu-kupu di depan kelas. Pertama dimulai dari telur, lalu ulat, kemudian kepompong, dan jadilah kupu-kupu" Na-Yeon membuat tangannya menari-nari.
"Wah, kau sangat luar biasa dik" Hye-Jin tepuk tangan.
"Ini baru anak ayah" Dong-Wook mengelus-elus kepala Na-Yeon.
"Terima kasih, terima kasih".
"Ngomong-ngomong kalian harus menghabiskan sarapan kalian sebelum terlambat". Ibunya mengunyah roti.
Dong-Wook dan kedua anaknya menghabiskan sarapan, berpamitan, lalu naik ke mobil. Mereka bertiga berangkat meninggalkan rumah sederhana mereka. Di tengah jalan, Na-Yeon terus bercerita tentang kesehariannya di sekolah kemarin.
Na-Yeon memang anak yang cerewet dan lucu. Itu juga dia lakukan agar tidak lupa dengan pelajarannya di sekolah. Hye-Jin tidak mengalihkan pandangannya dari kaca mobil yang melintasi beberapa pejalan kaki yang berlalu-lalang di trotoar.
"Hye-Jin kau baik-baik saja? Hye-Jin?" Dong-Wook bingung.
"Oh iya, aku baik-baik saja" pupilnya yang lebar tiba-tiba mengecil.
"Kita sudah sampai di sekolah Na-Yeon"
"Yeay, sudah sampai, aku pergi dulu ya, aku sayang kalian"
Na-Yeon turun dari mobil dan meninggalkan mobil. Punggungnya sudah tidak terlihat lagi, Dong-Wook melanjutkan perjalanan. Menuju ke SMA Hyura. Hye-Jin memulai obrolan berat. Apalagi kalau bukan pembahasan semalam, tentang misi untuk manusia-manusia super itu.
"Ayah serius punya misi berat? sampai-sampai harus melibatkan mereka?" Hye-Jin bertopang dagu.
"Tentu saja, kau akan lihat sebentar" Ayahnya menyetir.
Sesampainya di sekolah. Dong-Wook mencari parkiran dan Hye-Jin menatap sekeliling lapangan sekolah yang dipenuhi oleh siswa yang berlarian menuju ke kelas mereka masing-masing. Saat Hye-Jin memegang gagang pintu mobil, Dong-Wook menahan tangannya yang membuat Hye-Jin terkejut.
YOU ARE READING
HOW TO MAKE A TEAMWORK?
FanfictionPetualangan tujuh remaja super SMA HYURA yang diberi misi oleh kepala sekolahnya untuk merebut kembali liontin yang dicuri dan disembunyikan di kota Jeonju. Tetapi mereka harus bekerja sama untuk bisa menyelesaikan misi mereka. Apakah mereka bisa be...