Episode 2 : Perekrutan

21 3 0
                                    

Pagi pun tiba, matahari masuk melalui jendela kamar Hye-Jin, kicauan burung yang menghiasi pagi, dan suara yang bersahut-sahutan di meja makan. Itu pasti Na-Yeon yang membangunkan semua anggota keluarga. Dia selalu bangun lebih awal dari mereka semua.

Hye-Jin pun bangun dan membuka pintu kamarnya agar Na-Yeon tidak menggedor-gedor pintu kamar Hye-Jin yang akan mengganggunya. Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh, Hye-Jin bergegas untuk mandi, berpakaian, dan mengatur buku.

"Kakak! apa kau sudah..." Na-Yeon belum menyelesaikan kalimatnya.

"Iya aku sudah bangun, aku mau mandi dulu, jangan mengganggu" Hye-Jin memegang handuk.

"Oke kak!".

Benar saja, Na-Yeon tetap datang ke kamar kakaknya. Setelah dari kamar Hye-Jin, Na-Yeon turun ke meja makan dan ayahnya ternyata sudah ada di meja makan. Ayahnya sedang sibuk memasang dasi, Ibunya masih menyiapkan makanan. Dan Na-Yeon akan menyemangati mereka berdua.

"Ayo Ibu, semangat ya, ayah juga, ayo ayo semangat" Na-Yeon berlarian kesana-kemari.

Sepuluh menit berlalu, Hye-Jin turun dari kamarnya dengan pakaian sekolah putih abu, dasi yang terpasang rapi, rambut yang terurai, dan jaket biru tua yang hanya dipakai setengah. Na-Yeon berlari ke arah kakaknya yang baru turun dari kamarnya. Tidak lupa dia menyemangati kakaknya untuk beraktivitas hari itu.

Akhirnya, semua anggota keluarga duduk di kursi masing-masing dan sarapan bersama. Na-Yeon yang pertama bercerita. Dia bercerita tentang apa yang akan dia lakukan di sekolah sebentar.

"Kalian tahu tidak, aku akan menjelaskan tentang metamorfosis pada kupu-kupu di depan kelas. Pertama dimulai dari telur, lalu ulat, kemudian kepompong, dan jadilah kupu-kupu" Na-Yeon membuat tangannya menari-nari.

"Wah, kau sangat luar biasa dik" Hye-Jin tepuk tangan.

"Ini baru anak ayah" Dong-Wook mengelus-elus kepala Na-Yeon.

"Terima kasih, terima kasih".

"Ngomong-ngomong kalian harus menghabiskan sarapan kalian sebelum terlambat". Ibunya mengunyah roti.

Dong-Wook dan kedua anaknya menghabiskan sarapan, berpamitan, lalu naik ke mobil. Mereka bertiga berangkat meninggalkan rumah sederhana mereka. Di tengah jalan, Na-Yeon terus bercerita tentang kesehariannya di sekolah kemarin.

Na-Yeon memang anak yang cerewet dan lucu. Itu juga dia lakukan agar tidak lupa dengan pelajarannya di sekolah. Hye-Jin tidak mengalihkan pandangannya dari kaca mobil yang melintasi beberapa pejalan kaki yang berlalu-lalang di trotoar.

"Hye-Jin kau baik-baik saja? Hye-Jin?" Dong-Wook bingung.

"Oh iya, aku baik-baik saja" pupilnya yang lebar tiba-tiba mengecil.

"Kita sudah sampai di sekolah Na-Yeon"

"Yeay, sudah sampai, aku pergi dulu ya, aku sayang kalian"

Na-Yeon turun dari mobil dan meninggalkan mobil. Punggungnya sudah tidak terlihat lagi, Dong-Wook melanjutkan perjalanan. Menuju ke SMA Hyura. Hye-Jin memulai obrolan berat. Apalagi kalau bukan pembahasan semalam, tentang misi untuk manusia-manusia super itu.

"Ayah serius punya misi berat? sampai-sampai harus melibatkan mereka?" Hye-Jin bertopang dagu.

"Tentu saja, kau akan lihat sebentar" Ayahnya menyetir.

Sesampainya di sekolah. Dong-Wook mencari parkiran dan Hye-Jin menatap sekeliling lapangan sekolah yang dipenuhi oleh siswa yang berlarian menuju ke kelas mereka masing-masing. Saat Hye-Jin memegang gagang pintu mobil, Dong-Wook menahan tangannya yang membuat Hye-Jin terkejut.

HOW TO MAKE A TEAMWORK?Where stories live. Discover now