part 1

181 17 0
                                    

'Sakit.. Sakit sekali... Siapapun.. selamatkan aku... Ah.. badanku melemas. Ini sangat sakit, Razor jahat.. razor pembohong.. Razor Penipu! Dia bukan manusia, itulah mengapa dia tidak ingin memakan sando miliknya.. Tolong lepas...ka..'

Bennett pingsan seketika, sekarang wajahnya malah yang pucat. Sepertinya Razor menyedot darahnya terlalu banyak.

"Tidak.. bukan seperti ini.. Khh.. SIAL! Kenapa aku tidak bisa menahan nya sedikit saja.. " Razor menatap kasihan pada tubuh Bennett yang terbaring lemah di hadapannya. Merasa bersalah bahkan seperti ingin menghukum dirinya karena tak mampu menahan nafsunya untuk tak meminum kembali darah manusia.

"Hah.. kemampuan bicaraku kembali lagi. Sekarang.. aku harus bagaimana.." Setelah beberapa kali mengeluh tentang kesalahannya, Razor membawa Bennett pulang ke gubuk miliknya. Dia tidak berani membawa Bennett keluar hutan, dia takut dengan sinar matahari.

.

.

.

"Sekali lagi, maafkan aku... aku akan menahan nafsuku lain kali" Razor membaringkan badan Bennett di kasur yang dia buat menggunakan tumpukan
daun. Lalu dia menunggu nya siuman sambil berbaring di ruang tamu buatan nya sendiri.

*krincing.. krincing*

"Hei, aku tahu kau di situ. Keluarlah"

"Nya.?! bagaimana Kau-" Razor menghampiri asal suara itu berada. Rupanya seorang yang sepertinya keturunan ras khusus sehingga tumbuh telinga dan ekor di badan nya.

"Apa loncengmu itu tidak kedengaran saat kau berjalan kemari.? Dari tadi itu yang membuatku terganggu tahu" Bocah kucing itu mendengus kesal, susah payah dia mengendap endap ternyata ketahuan juga. Memang insting vampire setajam ini atau loncengnya yang terlalu berisik.?

"Hmph, pada akhirnya ketahuan juga. Aku merasakan kau membawa seseorang kemari. Bahkan dalam keadaan Nyang lesu. Apa kau berniat menculik manusia lagi Nya!" Razor menghela napas berat. Sudah capek capek dia menggendong Bennett, kalau dia tega dia akan meninggalkan nya. Untuk apa menculiknya.

"Hah.. kau ini, sudah datang tanpa salam. Seenaknya juga menuduh. Dia itu pingsan setelah aku lepas kontrol tadi. Hah... aku harus bisa mengontrolnya lagi lain kali. Kalau kau mau, check kondisinya sana" Tanpa pikir panjang Bocah kucing itu masuk ke kamar Razor dan melihat Bennett yang kebingungan.

"Si-Siapa.?!" Bennett terlihat memojokkan dirinya di dinding. Sepertinya dia lagi lagi terkejut dengan sosok spesies manusia baru.

"He-Hei... jangan takut, Aku Diona! keturunan Katzlein jangan heran kalau aku memiliki telinga dan ekor, memang aku keturunannya. Dan Aku ke sini hanya untuk mengecek kondisimu kok.. jadi.." Diona mendekat ke arah Bennett, badan kecilnya naik ke ranjang nya dan mengecek suhu badan dan mata Bennett.

"Sudah kan.. tidak terjadi apa apa. Suhu badan nya normal, hanya saja kulit badannya pucat. Untuk Mata pun normal. Tunggu sebentar ya!" Diona turun dari kasurnya dan mengeluarkan barang dari tas nya.

"Apa yang Diona chan akan buat.?" Diona mengeluarkan beberapa bahan aneh termasuk serangga, ekor kadal, dan yang lain termasuk sisik ikan.

"Ma-mau di apakan serangga serangga itu.. kenapa seram sekali" Diona menumbuk bagian inti dari beberapa bagian serangga, mengambil sedikit ekor kadal kering dia tumbuk juga. Dan menumbuk sisik yang telah ia keringkan.

"tentu saja ini untuk ramuan, nanti minum jangan tidak minum ya!" Setelah mencampur beberapa bahan aneh tadi dan dia juga menambahkan sedikit madu. Lalu dia mengocoknya seperti sedang mengocok minuman yang di hidangkan di bar.

"Di-Di minum.?! Ti-tidak ah itu serangga! Nanti perutnya sakit karena makan bakteri" Diona menuangkan minuman nya di gelas dan menyodorkan nya ke Bennett. Bennett sendiri ketakutan dan malah menjauh dari gelas itu.

Am i your next Target.?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang