O4

58 30 43
                                    

Tatapan mata dari seorang gadis pemilik senyum anindya

Tatapan mata dari seorang gadis pemilik senyum anindya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

















"Okay, Shan, kamu benar-benar mengatakannya!"

Shan tidak salah berucap, dia sadar betul dengan apa yang ia katakan. Kendati demikian, masih ada ketakutan dalam kalbunya. Takut Sabrina menganggapnya sebagai lelaki pemain, yang seenak hati mengutarakan keinginan dalam perjumpaan pertama.

Shan menatap netra coklat milik gadis itu, menanti sebuah jawaban. Jantungnya turut berdegup kencang, menambah rasa gugup dalam diri. Ia menunduk, mengamati tangannya sendiri.

Dia menggenggam tangan gadis itu; nyata.

Shan tidak lagi merasakan ilusi, ini bukan hal yang semula hanya ia anggap mimpi. Sejak melihat gadis itu memejamkan matanya beberapa jam lalu, Shan mencoba menikmati mimpi indahnya.

Shan telah menganggap bahwa gadis bernama lengkap Sabrina Ayu Pratiwi itu kepalang anindita untuk hadir secara nyata di dalam  hidupnya.

Gadis itu tersenyum, yang dimana senyum itu tidak dapat Shan artikan. Dia mulai menerka, apa yang akan dia katakan? Apa yang akan dia lakukan? Mungkinkah dia akan menamparku dan mengatakan bahwa dirinya laki-laki kurang ajar?

Namun diluar persepsinya, gadis itu memberikan respon berupa anggukan kepala pelan.

"Anggukan untuk ya, atau setuju menerima hubungan merah muda?"

Sabrina mencibir ucapan Shan, gadis itu mencubit keras lengan si pemuda. Membuat si empu menjerit, dia mengibaskan tangannya yang terasa sakit juga terasa panas itu.

"Pertanyaan mu aneh Shan! Ugh, laki-laki memang menyebalkan!"  dengan segera Sabrina bangkit dari tempatnya, berlari menjauh dari pemuda yang tertawa terbahak-bahak atas respon kesal dari gadis itu.

Shan mengambil tasnya, ia berlari menyusul seorang gadis yang dalam beberapa jam telah berhasil menguasai kalbu, serta amigdala–nya.

"Sasa, sayang~" ujarnya dengan nada manja seraya mencoba untuk meraih hasta kekasih hatinya itu.

Sabrina mendengus, "kamu mencoba merayuku sekarang? Dan, sebenarnya, kenapa namaku bisa berubah menjadi Sasa? Itu tidak ada di dalam namaku."

Shan tidak memberikan respon, pemuda kelahiran Juli itu hanya tersenyum tidak jelas. Mengacak gemas surai milik sang gadis setelah berhasil meraihnya.

"Hehe, itu panggilan spesial dari ku, pangeran mu. Cukup aku yang begitu, orang lain tidak boleh tau."

"Shan, sepertinya aku menyesal mengiyakan pertanyaan mu. Putus saja ya?"

Netra Shan membulat mendengar penuturan gadis itu, "mana ada! Tidak bisa, kita resmi menjalin ikatan merah muda belum mencapai sepuluh menit dan kamu meminta putus?!"

Shan mendapati gadis itu menghela nafas pun diam, ia mengeratkan genggaman tangannya pada sang gadis. Berjalan lebih pelan, pun dengan memperbaiki sikapnya yang kepalang gembira menjadi lebih tenang.

"Maaf jika sikapku membuatmu risih, aku hanya terlalu senang."














TBC

hai ?

©aesthetichwaa

[✓] 𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐬𝐮𝐧𝐬𝐞𝐭Where stories live. Discover now