Chapter 5

4.5K 328 40
                                    

"Hyung, mommy tidak akan malah lagi kan?" tanya Minwoo yang sudah berdiri di depan pintu. Mendongakkan kepalanya untuk menatap Hansol. Ia baru saja pulang sekolah dengan Hansol yang menjemputnya.

"Yeah, of course! You know? A mother's love is full of patient and always forgiving," jawab Hansol pasti. Membuat bocah itu tersenyum cerah. Ia seolah melupakan rasa sedihnya beberapa waktu yang lalu.

"My mom is more than a superhero."

"Eyy ... dari mana kau belajar kata-kata seperti itu?" Minwoo justru mengedipkan sebelah matanya. Hansol tidak bisa untuk tidak tergelak melihatnya. Bocah yang dulu bahkan belum bisa berbicara, kini sudah bergaya layaknya orang dewasa.

"Ya Tuhan Wonwoo hyung ... lihatlah anakmu ini," gemas Hansol sambil menarik hidung Minwoo. Menggendong bocah tampan itu dan membawanya masuk ke dalam apartemen.

"Mom ... I home," salam Minwoo ketika memasuki rumah.

"Mommy tidak ada di rumah Minwoo-ya," peringat Hansol.

"In my heart," koreksi Minwoo cepat. Dan lagi-lagi Hansol tergelak. Ia tidak menyangka mendapat jawaban seperti itu dari bocah berusia empat tahun.

"Ahh ... ok ... I have nothing to say. And now, you need to change your school uniform and wash your hands first."

Hansol menurunkan Minwoo tepat ke atas ranjang. Mencarikan bocah itu sepasang baju yang sudah disiapkan Wonwoo. Saat ia akan membantu si bocah tampan membuka baju, Minwoo menolak. Ia lebih memilih melakukan semuanya sendiri.

"Mommy membuatkan makanan untuk Minu, Hyung?" tanya Minwoo sambil melepas satu persatu kancing baju sekolahnya.

"Sangat banyak. Sepertinya mommy Minwoo harus pergi ke Seoul untuk urusan pekerjaan. Kalau tidak ada kendala, dini hari mommy akan tiba di rumah." Tiba-tiba saja bocah itu terdiam. Ia hanya memandangi kaos di tangannya.

"Minwoo sedih karena mommy tidak bisa pulang cepat?" tanya Hansol hati-hati.

Tidak ingin melukai perasaan si bocah tampan. Karena ia sangat tahu beban yang bocah itu alami. Tanpa ia duga, Minwoo menggeleng dan tersenyum ceria.

"Hyung bantu Minu menghabickan makanan buatan mommy. Jadi kalau mommy puyang, mommy cenang kalena macakannya cudah habic," pinta si kecil. Hansol memasang mode berpikir.

"Baiklah! Tapi imbalannya, Minwoo harus mau ikut menemani hyung."

"Ke lumah Booboo hyung?" tebaknya yang langsung mendapat anggukan. Karena tidak jarang Hansol membawanya bertemu dengan teman seusianya itu. Bahkan mereka sering menghabiskan waktu untuk bermain bersama.

"Dengan Chan hyung juga?" Dan kali ini wajah cerianya berubah cemberut saat Hansol menggeleng.

"Why?"

"Chan sedang banyak kegiatan di kampusnya. Jadi hanya kita bertiga saja. Booboo hyung janji akan menunjukkan permainan terbarunya."

Tidak sabar ingin segera bermain, Minwoo langsung menarik tangan Hansol. Menyeret pemuda tampan itu untuk mengikutinya ke dapur. Menghabiskan makanan yang Wonwoo siapkan untuknya.

Hingga malam, Minwoo masih berada di rumah Seungkwan bersama Hansol. Bocah mungil itu baru kembali ke apartemen setelah merasa mengantuk. Namun karena Wonwoo menunda kepulangannya, membuat Minwoo tidur bersama Hansol. Dan pemuda tampan itu sama sekali tidak kerepotan. Selain karena Minwoo memang anak yang cerdas, Minwoo juga anak yang mandiri.

Saat akan memejamkan mata, ponsel Hansol berdering. Ia langsung mengangkatnya saat melihat nama si pemanggil.

"Hansol-ah, apa Minwoo menangis? Dia makan dengan benar? Apa dia sudah tidur? Minwoo tidak rewel kan?" Hansol tersenyum mendengar rentetan pertanyaan itu.

The Truth Behind The Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang