"Wonwoo, kau tidak terganggu kan?" tanya Mingyu setelah menyelesaikan makanannya. Nampan berisi makanan miliknya sudah bersih.

"Maksudmu?" tanya Wonwoo balik. Kali ini pemuda manis berkulit putih itu mau menatap Mingyu.

"Seperti yang kau lihat, aku berkeringat. Kau tidak risih denganku?"

Wonwoo tersenyum dan menggeleng menanggapi pertanyaan Mingyu. Namun lagi-lagi ia menunduk. Membuat Mingyu diam-diam menghela nafasnya. Terlalu sulit berinteraksi dengan Wonwoo. Pemuda itu lebih banyak diam. Menjawab pertanyaannya seadanya.

"Wonwoo a—"

"Mingyu."

Ucapan Mingyu terpotong saat ada yang menyerukan namanya. Ia langsung menoleh ke sumber suara. Tampak seorang pemuda cantik melambaikan tangan padanya. Membuatnya menyunggingkan sebuah senyuman.

"Kau di sini ternyata, aku mencarimu kemana-mana." Pemuda cantik itu mengambil tempat tepat di sebelah Mingyu.

"Maaf Hyung, tadi aku kelaparan."

"Wonwoo-ya, kau sendiri saja? kenapa belum pulang?" tanya pemuda cantik pada Wonwoo. Si pemuda manis mendongakkan kepalanya. Memandang sepasang kekasih di hadapannya.

"Sedang ingin saja Jeonghan Hyung," jawab Wonwoo seadanya. Meski Wonwoo adalah juniornya, tapi Wonwoo lebih dulu menyelesaikan kuliahnya. Wonwoo hanya mengurus beberapa hal penting di kampus.

"Mingyu, ayo kita pergi! Kau berjanji akan menamaniku kan?" Jeonghan memandang Mingyu yang tengah memainkan ponselnya. Pemuda tampan itu mengangguk dan tersenyum. Membuat wajah Jeonghan tampak berbinar.

"Tentu saja aku akan menamanimu kemanapun, Hyung."

"Kekasihku baik sekali," ucap Jeonghan senang. Ia langsung berdiri dari duduknya yang diikuti Mingyu.

"Wonwoo-ya, kami pergi dulu." Wonwoo tersenyum dan mengangguk. Dan entah untuk ke berapa kalinya ia kembali menunduk. Ramen di hadapannya sudah benar-benar mengembang. Sama sekali tidak ada niatnya untuk melahapnya lagi.

Beberapa menit setelah sepasang kekasih itu pergi, Wonwoo beranjak dari duduknya. Ransel berwarna hitam miliknya ia sampirkan di sebelah pundaknya. Kaki jenjangnya ia langkahkan di koridor.

Saat akan keluar dari gerbang, Wonwoo bisa melihat Mingyu dan Jeonghan yang akan memasuki mobil. Entah apa yang sepasang kekasih itu bicarakan. Yang pasti ke duanya sangat terlihat bahagia. Namun Wonwoo hanya memandanganya sekilas. Terlalu terbiasa dengan pemandangan seperti itu.

Sampai Wonwoo menjauh dari area kampus, Mingyu dan Jeonghan belum beranjak. Mingyu masih menunggu kekasih cantiknya membalas pesan.

"Jadi bagaimana?" tanya Mingyu saat Jeonghan sudah mengalihkan pandangannya dari ponsel.

"Sepertinya aku harus pergi Mingyu-ya," sesal Jeonghan.

"Tidak apa Hyung. Aku akan menemanimu lain waktu," balas Mingyu sambil tersenyum.

"Kau memang kekasih terbaik. Kalau aku sudah selesai, aku akan menghubungimu." Jeonghan mendekati Mingyu. Mengecup pipi kekasihnya dan mulai beranjak menjauh. Mendekati sebuah mobil yang sudah datang menjemputnya.

Mingyu berlari ke arah gerbang kampus. Bukan untuk mengejar Jeonghan. Ia ingin mencari seseorang yang beberapa menit yang lalu tampak di penglihatannya. Senyumnya mengembang karena menemukan seseorang yang dicari. Seorang pemuda manis yang tengah duduk di halte.

"Jeon Wonwoo." Pemuda manis itu menoleh. Mendapati Mingyu yang berjalan ke arahnya dengan nafas yang sedikit tersengal.

"Kau mau pulang?" tanya Mingyu. Wonwoo hanya mengangguk. Tanpa mengatakan sepatah katapun. Membiarkan Mingyu mengambil tempat di sebelahnya. Pandangannya kembali ia alihkan pada jalanan. Seolah enggan menatap lawan bicaranya.

The Truth Behind The Secret Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt