"Siapa kau?" Tanya Taehyung dengan kesal pada pria itu. Dia mencoba melihat wajah dari pria itu dari sela-sela pintu lemari yang memiliki sela bergaris.

Bukannya menjawab pertanyaan Taehyung, pria itu malah terkekeh, "Aku terkejut saat kau yang masih kecil ini bisa berkata kasar seperti itu pada Dohyuk," ucap pria itu dengan pelan.

"3!"

"Dohyuk?"

"Iya, Jo Dohyuk, dia adalah pria yang suatu saat nanti akan menjadi memimpin dari kelompok kami,"

"Kelompok?"

"Iya, kami gangster dari unit 3, sekaligus anak buah dari seorang mafia yang berada di Busan,"

"Mafia?"

"4!"

"Paman keluarkan aku! Pria itu menginginkanku! Jika aku tak datang ke hadapan nya bisa-bisa-"

"Semua sudah tewas,"

"Apa? Apa kau membohongiku?!"

"Pelankan suaramu, apa kau tak mendengar tadi semuanya berteriak tapi sekarang keadaan sangat hening?"

Taehyung membelalakan matanya, detak jantungnya menjadi lebih cepat karna ucapan pria yang mencegahnya keluar dari lemari.

"Lalu ... Lalu kenapa kau menahanku disini? ... Bukankah kau adalah bagian dari mereka? ...."

"Lalu apa kau mempercayai perkataanku?"

"5! Baiklah jika kau tak menyayangi mereka semua aku akan membunuh mereka! Dasar bocah sialan!"

Setelah teriakan itu terdengar suara tembakan untuk beberapa saat, pria yang berbicara dengan Taehyung masih setia menyandarkan dirinya di depan pintu lemari Taehyung.

Sedangkan Taehyung menutup telinganya karna suara bising dari tembakan itu memenuhi telinga nya, air mata nya kini menetes melewati pipinya dengan deras walaupun matanya kini terpejam erat.

Setelah suara tembakan itu berhenti Taehyung perlahan melepaskan tangan nya dari kedua telinganya, lalu perlahan membuka matanya.

"Pam-"

"Sstt!"

Taehyung menutup mulutnya ketika pria itu memberikan sinyal untuk tak berisik, di celah itu Taehyung melihat seorang pria lain menghampirinya dan pria yang berbicara dengan nya.

Taehyung bahkan dapat melihat wajah dari orang itu dari celah-celah pintu lemari tempatnya bersembunyi.

"Yonseob Hyeong, sedang apa kau di sini?"

"Ah, tadi aku tak bisa menahan ingin buang air kecil, jadi aku ke toilet sebentar,"

Terdengar suara helaan napas dari pria itu, "Apa Dohyuk benar-benar membunuh semuanya?" Tanya pria yang tapi berbicara dengan Taehyung yang di panggil Lim Yonseob.

"Ya, aku harap anak itu sudah lari pergi dari panti ini, dia sangat terlihat emosi dan langsung menebas semuanya temasuk suster yang membawa pergi anak itu tadi, bahkan dari sebelum dia menghitung agar anak itu menghadap kepadanya"

"Dia masih sangat bruntal dan bersikap bahwa dia benar-benar akan menggantikan pemimpin,"

"Ah, aku sebenenarnya tak setuju jika dia menjadi seorang pemimpin, dia sangat kejam dan tak berperasaan, dia juga selalu mengingkari perkataannya,"

"Lalu apa dia sudah pergi?"

Pria itu mengangguk, "Dia sudah pergi, kemungkinan dia akan mencari tempat pelampiasan lainnya," jawabnya yang memaksudkan jika pria itu akan mencari orang lain yang akan dia bunuh karena amarahnya.

"Hei, jangan berteriak atau pun bicara apapun padanya," ujar Yonseob, setelah itu dia pun membuka pintu lemari tempat Taehyung bersembunyi.

Pria yang berbicara dengan Yonseob membelalakan matanya saat melihat Taehyung sedang menatap mereka dengan tatapan penuh amarah.

"Hei, dia kan? ...."

Yonseob terkekeh, "Tak kusangka untuk anak seusianya dia sungguh berani," celetuk Yongseob.

"Dia ... Kau seharusnya tak berkata seperti itu padanya tadi, dia tipe orang yang tidak pandang bulu, kau akan terus menjadi incarannya sampai dia berhasil membunuhmu," ujar pria itu sambil memegang bahu Taehyung.

"Lepas! Kau ... Kalian berdua adalah orang jahat yang selalu menindas dan kalian juga pembunuh!"

Yonseob kembali terkekeh, "Mau kau percaya atau tidak pria yang ada di hadapanmu itu memang selalu memukuli orang, tapi dia tak pernah sekalipun membunuh," jelasnya.

"Kau berbohong!" Ucap Taehyung sambil menatap tajam Yonseob.

"Bocah, dengarlah, aku memang seorang pembunuh, pekerjaanku di dalam kelompok 3 ini adalah sebagai pembunuh, tapi dia ... Dia hanya tukang pukul yang baru bergabung beberapa minggu ini untuk melunasi hutang Neneknya saja," jelas Yeonseob lagi pada Taehyung sambil sekilas melihat ke arah pria yang memegang bahu Taehyung.

"Beruntung kau bersembunyi dan Yeonseob Hyeong yang menemukanmu pertama, sekarang kau harus- tunggu, kau mau kemana?"

Taehyung kini berlari ke dalam salah satu kamar dan dia menemukan suster Lee yang tangan sudah di penuhi luka sayatan di tubuhnya, lalu dia melihat Kinho yang sudah kehilangan satu tangan dan satu kakinya, lalu dia melihat Jeongmin yang kehilangan satu tangan dan luka sayatan di leher dia juga melihat salah satu saudara dan susternya yang sudah tak memiliki kepala.

Taehyung menutup mulutnya karena merasa mual saat melihat pemandangan yang mengerikan itu.

"Jangan melihat nya, kau masih anak-anak, lebih baik kau pergi dari sini sa-"

"Jangan pura-pura baik padaku! Jika kau ingin membunuhku, bunuh saja aku! Aku tidak sudi di kasihani oleh penjahat seperti-"

Yonseob memukul pelan kepala Taehyung, "Dengar bocah, tak semua penjahat itu melakukan kejahatan, tak semua penjahat membunuh orang yang tak bersalah, kau masih anak-anak, kehidupanmu masihlah panjang," ujar Yeonseob.

"Aku tahu, aku adalah seorang penjahat, tapi aku melakukan ini demi keluargaku, aku selalu bersumpah pada diriku sendiri untuk tidak membunuh orang yang bersalah apapun yang terjadi, meskipun aku seorang penjahat,"

"Hidup itu keras, kau yang anak-anak tak akan tahu sampai kau yang merasakan nya sendiri." Lanjut Yeonseob, "Hyeong, jangan terlalu keras padanya," tegur pria itu pelan.

"Aku mempunyai seorang adik seusiamu, dia juga mempunyai sifat sama sepertimu, tapi dia sudah tiada 2 tahun yang lalu saat aku melihatmu membentak Jo Dohyuk aku kembali teringat dengan adikku dan sedikit takut jika dia sampai menyakitimu, tapi syukurlah kau baik-baik saja,"

"Dengar bocah, berlatihlah, jadilah kuat dan balaskan dendammu padanya yang sudah merebut kebahagiaanmu dan orang-orang yang kau sayangi, aku yakin dengan keberanianmu itu suatu saat nanti kau akan menjadi seorang pria yang hebat,"

Yonseob kini mengacak-acak rambut Taehyung sambil tersenyum.

"Bawa lah dia pergi keluar desa, aku akan kembali agar Dohyuk tak curiga," ucap Yonseob lagi lalu dia pun pergi.

"Ayo, aku akan membawa mu keluar dari desa ini dengan selamat,"

"Kinho-ya ... Jeongmin-ah ... Suster Lee ... Maafkan aku ...."

"Jangan menangis, jika kau ingin membuat mereka semua bahagia, hiduplah, jangan buat kematian menjadi mereka sia-sia," ujar pria itu sambil menghapus air mata Taehyung.

Setelah itu mereka pun bergegas pergi dari panti dan desa itu, untungnya mereka lumayan mudah untuk keluar dari desa itu.

.

.

.

To be continued prolog 4 ....

Jangan lupa vote dan komen yaa ...
Dana/Gopay : 083116782179
Oh iya kalo ada yang mau ngasih aku traktiran boleh bangett hehe, seikhlasnya aja juga gpp buat bantu aku beli kuota dan biar makin semangat nulis ceritanyaa😔🙏🏻 ... Makasih banyak yaaa udah baca dan dukung cerita akuu🥺🤗

Search | VSOO | (HIATUS)Where stories live. Discover now