𝙰𝚛𝚌 00 : 𝙼𝚎𝚎𝚝𝚒𝚗𝚐 𝚠𝚒𝚝𝚑 𝙶𝚛𝚊𝚗𝚙𝚊

17 3 0
                                    

| Happy Reading |












[Name] tengah menatap Ryouta dengan senyum mengembang, pria dengan usia kepala tiga itu tengah bersorak untuk tim basket Jepang. Pemuda itu bersorak untuk tim basket Kasamatsu yang kini tengah menerobos pertahanan lawan.

Pria bersurai hitam itu tampak menshot dari sisi kanan lapangan yang sukses menambah tiga poin untuk timnya, teriakan kegirangan membuat rumah seakan dihuni lebih dari dua orang.

Ponsel milik [Name] tiba tiba berdering saat Ryouta tengah menikmati kemenangan tim Kasamatsu, [Name] mengulas senyum saat melihat siapa yang tengah menelponnya.

"Papa aku akan menerima telpon"

Ryouta mengangguk yang membuat [Name] berjalan menjauhi ruang tv.

"Moshi moshi Kalim, apa kabar?"

"Good morning Jewel, kabarku baik. Kemana saja kau selama liburan?"

"Aku kembali ke Shibuya, bagaimana kabar Jamil dan Najma? Aku dengar mereka akan berlibur bersamamu?"

Kekehan ceria Kalim terdengar melalui ponsel yang menghubungkan keduanya, "Kami pergi Prancis, saat ini kami tengah melihat menara Eiffel. Kau harus berkunjung kemari Jewel, disini sangat indah"

[Name] tertawa, "Baiklah kapan kapan kita harus pergi bersama, jangan lupa oleh olehnya"

"Tidak masalah Jewel, aku tidak akan melupakan hadiah untukmu"

"Betapa manis mulutmu itu, aku bisa terbang ke langit jika mulutmu semanis ini" goda [Name] yang mengundang tawa Kalim.

"Aku hanya seperti ini kepadamu Jewel" balas Kalim dengan nada serius.

"Oh aku harus kembali Jewel, Jamil memintaku menemui teman ayahku"

"Baiklah, jaga dirimu party boy"

"Bye bye Jewel"

Saat [Name] kembali ia menemukan Ryouta tertidur di depan tv dengan tv yang menayangkan berita terbaru, pemuda itu seakan tengah mendengarkan dongeng dari penyiar berita mengundang tawa [Name].

"Childish seperti biasa"

[Name] membenarkan posisi tidur Ryouta agar punggung pria itu tak pegal saat bangun, [Name] naik ke lantai dua untuk mengambil selimut lalu turun menyelimuti pria pisang itu.

"Selamat tidur papa"

[Name] berjalan menuju dapur untuk memasak nasi, gadis itu mengerutkan dahinya saat tidak menemukan satu pun bahan makanan di kulkas. Hanya ada es krim dan buah buahan segar di kulkas membuat [Name] menghela napas, gadis itu kemudian naik ke atas untuk mengambil dompet dan jaket miliknya.

Sebelum pergi [Name] menulis note di pintu kulkas agar Ryouta tak panik mencarinya, tak lupa ponselnya ia masukkan dalam tasnya bersama dompet.

List belanja sudah [Name] siapkan sehingga gadis itu berharap tidak khilaf membeli berbagai barang yang diskon di konbini.

[Name] menyusuri jalanan sembari melihat lihat toko toko yang berjualan berbagai jajanan yang menggoda lubuk hati untuk membeli, gadis dengan masker hitam itu beberapa kali berpapasan dengan genk Touman yang mungkin tengah patroli di wilayahnya.

Namun gadis itu tak melihat para pendiri Toman dimanapun, seakan mereka orang penting yang selalu sibuk dengan urusan genk.

"Aneh, apakah para pendiri Toman begitu mempercayai bawahannya sehingga tak pernah berkeliling?" gumam [Name] setelah dua kali berpapasan dengan anggota Toman.

Red hair, dandelion and bridge | CrossoverWhere stories live. Discover now