𝙰𝚛𝚌 00 : 𝚈𝚘𝚞

21 3 0
                                    

| Happy Reading |












Pagi datang begitu cepat, jalanan yang mulai ramai bunyi klakson dan dencitan mobil menjadi alunan melodi yang mengalun lembut di jalan. Begitu banyak manusia yang mulai beraktivitas begitu pula dengan sosok [Name] yang sudah berada di dapur untuk memasak sarapan untuknya saja.

Ryouta sudah berangkat bekerja sejak semalam, pria bersurai senada dengan pisang itu tidak akan kembali dalam dua hari karena jadwalnya yang padat.

Namun sebelum kepergiaannya pemuda itu sempat mengucapkan selamat ulang tahun pada putri kesayangannya, ya hari ini tepatnya 26 December hari dimana gadis dengan surai red rose itu dilahirkan.

Ponsel gadis itu tak berhenti berdering sejak semalam, banyak orang yang mengucapkan selamat atas bertambah pendek kesempatannya hidup.

Hadiah juga sudah tersusun rapi di ruang tamu, mulai dari ayahnya, temannya dari NRC atau sahabatnya dari RSA.

"Never to return again but always in my heart, oh. This love has taken its toll on me" senandung [Name] sembari menata sup jamur kesukaannya.

Entah kenapa sejak semalam moodnya begitu baik, senyum dan senandung kecil tak henti henti meninggalkan bibirnya.

Kemeja putih berhiaskan bunga dengan bawahan rok kain berwarna biru tua dengan sepatu kets putih menjadi outfit hari ini, ia menata dua kotak hitam ditasnya bersama sepucuk surat.

Setelah selesai [Name] segera membawa tiga buket bunga yang ia beli semalam.

"Aku berangkat"

Pintu tertutup rapat, [Name] yang selesai mengunci pintu segera mengenakan topi pemberiaan Floyd.

Selama perjalanan [Name] sibuk meneliti jalanan Shibuya, banyak yang berubah dari terakhir kali ia berada disana. Gedung gedung yang bertambah, kapasitas penduduk yang bertambah setiap waktu.

"Oy Inupi, tunggu sebentar Kei akan kembali dengan laporannya. Boss bisa membunuh kita jika ia tahu kita berkeliaran tanpa arah"

Mendengar nama yang familiar ditelinganya, [Name] pun menoleh. Pemuda dengan surai sunflower blond yang tengah berdiri di pinggir jalan menoleh menatap temannya yang mengoceh.

"Boss tidak akan tahu kalau tidak ada yang memberitahunya Koko" balas Inui dengan nada tenang.

"Ah, dia ternyata sudah sebesar ini. Shin pasti akan terkejut melihatnya sekarang"

Dari apa yang [Name] lihat tidak ada yang berubah selain wajahnya yang bertambah cantik dan tingginya, kelembutan dan ketenangan di wajahnya masih sama seperti terakhir kali mereka bertemu.

"Shin, lihat betapa gagahnya anak laki laki yang dulu begitu mengagumimu" gumam [Name] sembari terus memperhatikan Inui dari kejauhan.

Khawatir Inui akan menemukan pandangannya [Name] segera mengenakan masker hitam yang biasa terselip di tasnya, tak lupa menata lagi penampilannya sebelum beranjak menjauh.

Manik biru Inui berlabuh pada sosok gadis bersurai merah diujung trotoar, gadis dengan masker hitam itu tampak begitu familiar diingatannya. Ia merasa gadis itu sama dengan gadis diingatannya, manik biru itu terus meneliti pergerakan sang gadis yang kini tengah menyeberangi jalanan menuju sudut lain kota.

"[Name]" gumam Inui dengan ekspresi stoic miliknya.

Koko yang berada disampingnya tampak kebingungan namun belum sempat ia bertanya Inui sudah lebih dulu bergerak, seakan mengejar sesuatu.

Red hair, dandelion and bridge | CrossoverWhere stories live. Discover now