" Iya, mungkin syok karena tangannya ke arah lain " Jawab sera.

" Aku ga sengaja bikin tangannya ke arah lain begitu, aku bakal di omelin polisi gak ya? " Ucap ku pelan.

" Aku malah bersyukur polisi menemukan kita " Ucap sera yang akhirnya ikut tergeletak di tanah bersampingan dengan ku sambil meregangkan tangannya.

" Iya sih.. "

Keadaan menjadi sunyi..

" Langitnya kayaknya makin biru, udh pagi kah? " - Rika

" Wah, kita bertarung semalaman tanpa istirahat, pantas saja sekarang kakiku mati rasa " - Rika

Sera tertawa " Kenapa kita malah menikmati begini sih? "

" Tapi, tidak apa sih.. Aku tidak tahu bisa bertemu lagi dengan mu atau tidak, tapi hari yang ku habiskan dengan mu menyenangkan juga " Ucapnya dengan senyum.

" Lain kali kita nikmati dengan bermain ya? Jangan malah bertarung mati matian gini... Tapi,, kita pasti akan bertemu lagi kok.. Aku yakin.. " - Rika

Sera mengangguk.

Tak lama kami mendengar beberapa suara langkah kaki mendekat, aku mau bangun tapi sudah tidak punya tenaga, sedangkan sera masih bisa bangun.

" Emily! Sera! " Seru shinichi yang datang bersama inspektur megure dan Detektif Takagi- ah.. Takagi niisan..

" Yo! Maaf aku sudah tidak ada tenaga, aku lelah " Ucapku menengok ke arah mereka yang baru saja datang dengan senyumku.

" Ohayo kudo kun " Ucap sera dengan nada sedikit meledek.

" Kaliam ini, bisa bisanya... " Ucap shinichi dengan nafas lega.

Setelah itu, semua penjahat itu di tangkap. Karena perbuatan kami, para polisi jadi sedikit kesulitan membawa mereka yang sebagian tidak bisa bergerak.

Polisi terus bertanya kepada kami mengapa tangan bos nya bengkok ke arah lain.

Kami hanya bisa tertawa kecil sambil mengusap kepala kami.

Pagi datang, matahari bersinar begitu indah dan menghangatkan kami, aku merasa ini berakhir dengan bahagia.

Aku, Sera, shinichi, Amuro dan Kaito di obati oleh petugas medis yang di bawa mereka.

Shinichi, megure, sato, shiratori dan Takagi. Mereka benar benar terlihat akrab saat melihat mereka mengobrol bersama.

Sera di perhatikan oleh Hinata dan Veronica, Shikuro berbincang bersama kaito dan hakuba.

Sedangkan Amuro dan Yuya, mereka mengobrol tentang masalah mereka sendiri.

Dan aku? Haha.. Aku hanya melihat mereka dari jauh, meski begitu aku senang mereka bisa tertawa begini.

Walau hanya bisa melihat dari jauh, namun aku sudah sangat bahagia melihat mereka.

Saat aku menatap mereka, tiba tiba takagi menengok ke arahku dengan tatapan bertanya tanya.

Aku yang menyadarinya hanya terdiam, lalu menunjukkan senyum ku dan melambaikan tangan padanya.

Setelah itu, sato, shiratori, megure dan Shinichi malah ikut menengok ke arahku, aku menghentikan lambaian ku dan menaruh tanganku di belakang.

Takagi mendekat padaku.

" Kau.. Sepupunya shinichi? Kalau tidak salah,, Emily afton, benar? " Tanya nya

Aku mengangguk " Ada yang bisa aku bantu? "

" Ah, tidak.. Aku hanya merasa sangat mengenalmu, dan sering melihatmu, tapi sepertinya hanya perasaan ku saja " Ucapnya dengan senyum ramah.

Aku membalas senyumannya " Entah lah, mungkin kita memang sering bertemu " Ucapku pelan.

Ia terdiam lalu tiba tiba megure memanggilnya, membuat ia tersentak lalu menghampiri megure.

Shinichi berdiri di sebelahku

" Ada apa? " Tanya nya.

Aku tersenyum " Tidak ada tuh " Balasku

Tiba tiba hakuba, kaito, sera dan yang lainya menghampiri ku juga, kami mengobrol dan tertawa bersama.

Amuro POV

" Huh... Kita harus lapor bagaimana? " Ucap yuya sambil menghela nafas

" Lapor apa adanya saja " Balasku.

" Tapi aku juga tidak menyangka bahwa akan separah ini.. " Batin ku

Aku melihat ke arah anak anak itu, anak anak yang sangat berperan besar dan berjuang sampai hampir mati itu sedang tertawa bersama.

" Menyeramkan, seperti bocah itu " Gumam ku

" Emm.. Rei san? Ada apa? " Tanya yuya

" Tidak apa apa.. " Aku masuk ke mansion untuk beberapa hal.

" Oyy tunggu dulu " Seru yuya

Takagi POV

" Ada apa takagi? Kau memperhatikan mereka terus " Tanya Sato san

" Ah.. Itu.. T-tidak.. Hanya saja, aku seperti tidak asing dengan anak bernama Emily itu " Jawab ku

" Aku juga merasa agak bingung, apalagi... Dia mengingatkan ku kepada seorang anak kecil "

" Apa maksudmu adalah Rika? "

Sato mengangguk " Kau ingat saat kita melihat dia terluka parah dengan luka tembakan di tubuhnya waktu itu? Dia masih bisa tersenyum seperti itu.. Iya, seperti dia sekarang "

Aku terdiam sejenak..

" Tapi.. Itu tidak mungkin kalau itu dia, dia itu sepupu kudo kun kan? Yah.. Kecuali kalau mereka orang yang sama " Ucap Sato sambil tertawa.

" Satu orang yang sama? " Tanya ku

" Aku bercanda.. Mana mungkin.. " Balasnya dengan santai sambil menghampiri Inspektur megure

" Sato san.. Tunggu "

- - - -

Rika : " Selesai sudah.. "

Semua, berakhir dengan bahagia..

Kami menertawakan hal itu bersama, menertawakan kejadian yang membuat kami hampir mati, seakan itu hanyalah mimpi buruk yang sudah berakhir.

Namun, kurasa itu lebih baik..

Pagi itu juga, kami pamit dari pulau itu, anak anak yang kami selamatkan melambaikan tangan mereka dengan ekspresi ceria bersama dengan orang tua mereka yang sudah tau kebenaran tentang orang orang itu.

Ada yang merasa sangat bersyukur karena anak mereka baik baik saja, ada yang merasa sangat sedih karena tau bahwa mereka telah mengirim anak mereka menuju kematian.

Tapi dari semua itu, mereka senang bisa tau apa yang sebenarnya, dan akan lebih hati hati dalam mempercayai orang asing.

Kami pergi dari pulau itu, menggunakan kapal yang juga membawa kami ke sini, lalu tertidur..

" Kalian sudah bekerja keras "

- - - -

Detective conan - Gadis Kecil ( Teman Baru Dari Dunia Lain)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora