[1] PLAN

17 7 37
                                    

•—•PLAN•—•


Keduanya terpaku memperhatikan api unggun di depan mereka memberi kehangatan dan sedikit penerangan di tengah gelap nya hutan belantara, tapi tidak dengan jiwa mereka yang masih merasakan dingin dan juga gelap.

"Kau cukup hebat untuk keluar di tengah permainan" ucap Jungwon membuat Nara menoleh dan tersenyum tipis.

"Tentu saja aku bisa pergi ketika tidak ada satupun yang selamat.." jawab Nara membuat Jungwon terdiam.

"Tidak satupun?" Tanya Jungwon lagi memastikan yang di balas gelengan oleh Nara, seperti nya pertanyaan dia salah.

"Maaf"

"Tidak apa apa.." Jawab Nara di iringi suasana yang kembali menjadi sunyi menyisakan suara hewan hewan malam yang semakin bersahutan.

"Apa kau tidak takut?" Tanya Jungwon membuka suara memulai percakapan.

"Sangat..aku bahkan lupa kapan terakhir tertidur dengan nyenyak" Jawab Nara jujur yang di setujui oleh Jungwon.

Sudah lama semenjak mereka bisa tidur dengan tenang, hidup mereka hanya di hantui oleh masa lalu dan kejadian kejadian buruk yang mereka alami, bahkan mereka lupa bagaimana mereka hidup tanpa suara suara mengerikan yang terputar jelas di kepala mereka, dan itu menimbulkan trauma mendalam.

"Ayok tidur" Ajak Jungwon.

Mendengar itu Nara menoleh dan terdiam sebentar. "Kau saja aku tidak mengantuk"

"Aku juga sih" balas Jungwon membuat Nara terkekeh, baru beberapa jam mereka bertemu namun Nara sudah mengetahui seperti apa kebiasaan pria di sampingnya ini, eum agak sedikit kekanak Kanakan mungkin.

Jungwon terdiam menatap api unggun dengan pikiran yang berkecamuk, apa ia harus mengikuti keputusan gadis di samping nya atau harus tetap berdiam memperhatikan teman nya dari kejauhan?

Mana yang harus Jungwon pilih, hati nya atau pikiran nya. Pikirannya berkata "tidak" karena mungkin ia akan semakin memperburuk keadaan, apakah tuhan akan lebih murka kepadanya?

Namun Jungwon tidak mau munafik hati kecil nya merasakan hal yang sama, dia lelah, sangat lelah menghadapi semua ini, ia hanya ingin hidup dengan tenang tanpa di hantui dosa nya demi menyelamatkan generasi baru ini.

"Bagaimana jika kita menyusun rencana saja?" Usul Jungwon yang di tanggapi oleh anggukan kepala oleh sang lawan bicara.

"baik sekarang bagaimana?" Tanya Nara membuat Jungwon terdiam tiba tiba. "Aku juga tidak tau"

"Eun begini saja apa yang membuat mu tetap berada disini, maksud ku mungkin seperti benda yang membuat mu tetap disini" ucap Nara terdahulu membuat Jungwon mengeluarkan sesuatu dari saku nya.

Sebuah benda seperti pin yang usang ada 7 buah disana membuat Nara sedikit mengernyit, benda jenis apa itu apa hanya sebuah pin bisa membuat hidup seseorang berantakan?

"Kau?" Tanya Jungwon membuat lamunan Nara terpecah, lalu menunjukkan sebuah cincin yang sama usang nya dengan pin itu.

"Cincin? Bagaimana bisa cincin itu memiliki kutukan?" Tanya Jungwon bingung, seperti nya mereka berdua memikirkan hal yang sama bukan?

"Berlian dalam cincin ini mengandung tetesan darah ku sebenarnya, ini di buat oleh raja werewolf dengan ritual yang cukup lama dan ini bisa membuat vampir tahan kepada panas dan lainnya" jelas Nara membuat Jungwon sedikit takjub.

"Vampir?! Seperti apa bentuk mereka?!" Tanya Jungwon antusias membuat Nara sejujurnya sangat terkejut.

"Y-ya mereka seperti manusia.."

"Apa benar dengan cerita cerita kuno itu? Vampir takut bawang putih, lalu apa itu salib apa lagi ya eum" antusias Jungwon berhasil membuat Nara tergelak.

"Tidak tuh aku bisa melakukan semuanya" jawab Nara membuat Jungwon sedikit mengernyit.

"Apa tadi? 'aku'? Tunggu kau vampir?!! Kau tidak akan menggigit ku kan?!!" Tanya Jungwon sedikit panik membuat Nara hanya menggeleng pasrah.

"Hey bukannya kita mau membahas rencana?" Tanya Nara yang membuat Jungwon tersadar seketika.

"Ahh ekhem aku lupa"

Nara terkekeh geli mendengarnya jawaban Jungwon, sudah cukup lama semenjak ia bisa tertawa seperti ini.

Baru saja Nara hendak mengambil pin itu tangannya di tepis begitu saja oleh Jungwon. "Kenapa?"

"Jika pin ini rusak itu akan berimbas buruk kepada ku, jadi biarkan ini aman dalam pengawasan ku" jawab Jungwon menyimpan kembali pin itu baik baik.

"Benarkah? Aku tidak tau apa yang akan terjadi jika cincin ini rusak" ucap Nara jujur membuat Jungwon merasa gemas, bagaimana bisa ia tidak mengetahui apa apa.

"Jika kau menganggap ku bodoh kau benar" timpal Nara membuat Jungwon terdiam seketika, baik lupakanlah pikiran Jungwon tadi. "Tidak kok pikiran mu saja kali"

"Baik ini hanya perantara, bukan pusat" jelas Jungwon membuat Nara mengernyitkan dahi nya.

"Pusat?"

"Ya maksud ku alasan kita berada disini, benda benda ini kan hanya perantara". Baiklah Nara mengerti sekarang, ya dia sedikit sulit untuk mengerti kata kata rumit yang di ucapkan Jungwon.

"Pusat ku museum itu dan ada seseorang di balik nya" lanjut Jungwon membuat Nara terdiam seketika.

Dia bahkan tidak tau apa yang terjadi sebelum ia terdampar begitu saja di depan panti asuhan itu, lalu bagaimana dia bisa tau apa pusat kutukan itu?

"Aku tidak tau.." jawab Nara membuat Jungwon heran. "Apa maksudmu kau tidak tau"

"Ingatan ku hilang setelah umur ku 16 eh 17 entahlah sekitaran umur itu" jelas Nara sedikit ragu, bagaimana bisa gadis ini bahkan tidak tau dengan kehidupannya sendiri.

"Seperti nya mari selesaikan terlebih dahulu masalah asal usul mu dulu, baru kita selesaikan yang lainnya" usul Jungwon membuat Nara mengangguk paham.

Suasana kembali hening, hanya terdengar suara hembusan angin yang semakin kencang. Kini bulan sudah tepat berada di atas mereka, menjadi satu satunya cahaya di gelap nya hutan belantara.

"Bintang nya cantik, aku harap aku bisa melihat nya bersama Hyung-deul" ucap Jungwon tiba tiba membuat Nara mendonggak, dan benar saja kini langit sudah menjadi lautan bintang yang sangat indah.

"Aku juga berharap bisa melihat itu dengan para oppa ku"

Keduanya terkekeh geli, takdir mereka berdua sangat sama. sama sama mengerikan, sama sama merindukan kakak yang selalu bersama mereka, dan sama sama berharap semuanya berakhir.

"Hyung-deul aku akan datang!!! Semoga kita bisa bertemu lagi!!!!" Teriakan Jungwon menggema menghilangkan semua beban yang menumpuk dalam hati nya.

"Aku juga merindukan kakak semua!!! Ayo hidup bahagia dan tenang bersama!!!" Teriak Nara

"Ayo berjuang bersama!!!"

•—•PLAN•—•

Copyright ©MCU2022

Calling The Destiny : QuestionOnde as histórias ganham vida. Descobre agora