"Kaget!" Serunya, memukul lengan Sang adik. "Biasa aja dong! Untung kakak gapunya riwayat jantung!"

"Bodo amat."

Jaemin hanya tertawa kecil.

Lee Jeno berdiri, daripada merasa terhibur dengan tingkah Jung bersaudara, dia masih memfokuskan pandangannya pada Kak Jaehyun yang masih dongkol karena dikejutkan. Jeno ingin menanyakan sesuatu, namun sepertinya itu tidak terlalu penting untuk ditanyakan dan masih ada hal lain yang perlu mereka obrolkan sekarang.

Mengalihkan atensi dari Kak Jaehyun ke saudara tirinya, Jeno bertanya. "Gimana? Udah pas belom? Atau dirasa ada yang kurang?"

Jeha yang langsung menyambar, "ini bagus banget Jen!!"

"Ini bagus! Persis seperti yang kamu tunjukkan di laptop, sangat sesuai ekpektasi!" Kira-kira begitulah jawaban Na Jaemin.

Jeno langsung tersenyum lega. "Bagus deh kalo pada suka, besok gue ambilin sisanya ya."

Jung Jeha langsung mengangguk senang, sembari membolak-balik undangan pernikahannya. Membaca tulisan-tulisan yang tertera, tersenyum-senyum melihat namanya dan Jaemin tertulis dengan sangat cantik di sana.

NA JAEMIN & JUNG JEHA

Siapa sangka rupanya Jeno pintar mendesain?

"Gue udah konfirmasiin ke kenalan gue ya, nanti sekitar H-5 atau 4 bakal langsung dikerjain," lanjut Jeno. "Oh iya food and beverage gimana? Udah oke?"

"Udah kok beres, bunda yang bantuin aku." Jeha yang menjawab lagi.

"Ini biar kakak aja yang bantuin nge-list tamunya, udah ada belom dek?" Seolah tahu jalan pikiran Jeno, Jaehyun langsung menyerobot.

Jeha, "ada kak, nanti aku bantu kakak juga."

Jeno baru saja ingin membuka mulutnya, namun karena mendengar jawaban Jeha yang seperti itu, akhirnya dia menelan kalimatnya kembali. Dia sadar jika Kak Jaehyun sempat menatapnya barusan.

Dia tidak tahu orang-orang ini kenapa, padahal Jeno bersungguh-sungguh dan senang hati saat bisa membantu persiapan pernikahan ini.

Jaehyun, "oke gud."

Selang beberapa detik, Jaemin nampak teringat sesuatu, dia menggerakkan tangannya. "Aku harus segera kembali ke rumah sakit sekarang," katanya.

"Bukannya masih setengah jam lagi ya?" Jeha menatap jam dinding.

"Aku tidak boleh terlambat."

Jeno yang tidak mengerti percakapan mereka, hanya bisa menangkap sedikit. Apakah Jaemin baru saja mengatakan jika dia harus segera pergi?

"Ohh yaudah deh kalo gitu, besok ke sini lagi ya!" Perempuan itu segera tersenyum sumringah.

Jaemin tersenyum mengangguk, lalu berkata lagi. "Lalu bagaimana? Untuk beberapa hari ke depan sepertinya aku tidak punya waktu libur, kamu bilang ingin segera mencari cincin pernikahan."

Mengulum bibir sembari mencoba berpikir, Jung Jeha terlihat sedikit sedih. "Aku bisa sih pergi sendiri, tapi emang kamu maunya yang gimana?"

What If [Series]Where stories live. Discover now