"Apa maksudmu?" tanya Yeri.
"Aish, ayo ikut ke kamar appa. Ahjumma, tolong urus Chaeyun-ie saja ya. Ayo eomma." seru Mark menarik Yeri.
.
.
.
"Kondisi tuan Byun sudah kembali normal. Detak jantungnya sudah normal. Makannya mungkin harus ditambah. Supaya meminum obatnya lancar." jelas Dokter Han.
"Syukurlah.." ucap Mark dan Taeyeon berbarengan.
Taeyeon kemudian membungkukkan tubuhnya 90 derajat. Lalu di susul oleh Mark dan Yeri.
"Kami sangat berterima kasih karena dokter Han mau meluangkan waktu untuk datang kemari. Kamsahamnida."
"Aniyeyo, ini memang tugasku sebagai dokter. Baiklah, kalau begitu aku pamit dulu." ujar Dokter Han.
"Ayo saya antar dokter."
"Ani, tidak apa-"
"Gwenchanayo."
Lalu Mark dan Dokter Han pergi dari ruangan itu detik berikutnya.
Yeri menghela napas. Ia yang awalnya berdiri di sebelah ranjang Baekhyun segera terduduk di lantai guna memperhatikan ayahnya yang lemas tersenyum kearahnya.
"Appa.." ujar Yeri seraya menggenggam tangan Baekhyun.
"Bagaimana kabarmu, sayang? Kau baik-baik saja kan?" Baekhyun malah bertanya seperti itu yang membuat Yeri menggelebg lemah seraya berkaca-kaca.
"Aku baik appa. Appa yang tidak baik-baik saja disini. Kenapa malah menayakan kabarku?" protes Yeri.
"Appa percaya sekali pada Jaehyun dari awal sejak appa bertemu lelaki itu. Geundae, mianhae. Kabar kemarin pagi benar-benar membuat appa jatuh. Appa ragu. Apa putriku baik-baik saja? Apa dia juga sama terkejutnya denganku setelah melihat berita itu?-
Tapi melihatmu berada disini sekarang, aku salah mengartikan kan? Jaehyun berarti benar-benar anak baik kan? Aku tidak salah menyerahkan putriku ini pada Jaehyun kan?"
"Astaga appa.. Kenapa appa jadi begini? Aku.. Aku minta maaf.. Karena telat mengabari. Pasti appa menunggu kabar dariku tadi ya? Juga karena tidak memberi izin untuk berkunjung ke rumah. Naega mianhae.. Tapi aku baik-baik saja. Kemungkinan di perusahaan juga mulai membaik." jelas Yeri panjang lebar.
Taeyeon tersenyum hangat. Kemudian mendekat, lalu menyentuh bahu Yeri. "Eomma juga minta maaf karena berbohong padamu tadi. Appa-mu ini menyuruh untuk berbohong karena akhirnya mendapat klarifikasi dari perusahaan Jaehyun sebelum kau menghubungi."
Yeri menghela napas. Ia menunduk dalam. Belum pernah dan tidak pernah ia menyangka dapat melihat sosok ayahnya yang dulu ia sebut sebagai manusia paling bahagia jatuh sakit seperti ini.
'tok tok.'
"Mama?" suara gadis kecil yang tidak asing lagi menyapa.
Tiga orang di dalam kamar berbalik, menatap pintu kamar. Chaeyun dengan perlahan memasuki kamar milik Tuan Byun itu. Helaan napas samar kembali keluar dari mulut Yeri. Mengingat kejadian berita yang muncul tadi juga memberikan dampak tidak baik pada Chaeyun.
"Sini sayang, kau belum sempat menyapa halmeoni sama harabeoji dengan benar kan tadi?" ujar Yeri.
"Annyeonghasey- haraboji sakit?" tanya Chaeyun.
Baekhyun tersenyum. "Tidak kok. Hanya kelelahan."
Tangan mungil Chaeyun bergerak menyentuh kening Baekhyun yang ia rasakan panas. Kemudian ia pelan-pelan mengangkat tangan Baekhyun yang tampak bergetar.
YOU ARE READING
Unrequited, Jaeri (END)
Fanfiction"Maukah kau mengisi posisi ibu untuk Chaeyun, Yeri-ssi?" Yeri menolehkan kepalanya menatap pria itu. Ia terdiam begitu lama. Otak dan hatinya masih sangat tidak tenang sekarang. Membuatnya hanya bisa menatap wajah Jaehyun dalam diam karena tak tahu...
40. Wish Tree
Start from the beginning
