CHAP 16. Tidak Sendiri

521 94 48
                                    



***


Author POV

"Dia buta!! Anda jangan lupakan fakta itu!" Balas Seong Ha lantang.

Seluruh anggota rapat tercekat. Karena baru kali ini ada orang dengan berani menyebut keadaan Jisoo dengan gamblang seperti yang Seong Ha katakan dan tepat didepan umum. Memang benar adanya tentang kebutaan Jisoo. Tapi, tetap saja seluruh para petinggi atau yang mengenal Jisoo tidak akan berani berucap seperti Seong Ha. Sama saja mereka cari mati.

Irene mengepalkan tangannya erat. Di tempatnya berdiri dia ingin rasanya memenggal kepala pria tua itu."Dasar tua bangka itu" geram Irene pelan.

Jennie menyeringai. Yang membuat Cho Seong Ha mengerutkan wajah bingung karena gadis itu tidak marah kepadanya atas perkataannya barusan.

"Tuan Cho Seong Ha, kau bekerja disini sudah hampir 20 Tahun bukan? Dan karena itulah kau dengan berani melakukan pertemuan ini dengan jajaran petinggi dari Perusahaan. Kau menganggap dirimu sudah pantas. Tapi Tuan Cho, saya hanya ingin memberitahu ini kepada anda sekali saja! Bahwa, orang yang terlama diperusahaan bukan berarti dia tahu segalanya. Sebaliknya, orang yang hanya memiliki beberapa tahun di perusahaan ini tidak menjadikan seseorang itu bodoh dan tidak tahu apa-apa. Bahkan, empat tahun kepemimpinan Nona Kim Jisoo bisa mengalahkan masa pengabdianmu selama 20 Tahun. Tidakkah kau merasa malu Tuan Cho?"

Aura diruangan yang cukup besar ini kian menegang. Peseteruan antara Jennie dan Cho Seong Ha kian memanas. Tidak ada seorangpun yang ingin mengintrupsi atau menghentikannya. Seperti apa yang Jennie katakan tadi. Mereka disana hanya untuk bisnis.

"Sekarang pilihan ada ditangan kalian! Jika para Direksi dan Investor tetap akan mengganti kepemimpinan Perusahaan, kami dari pihak Ls Group dan L STUDIO akan menarik kembali investasi kami dari perusahaan ini. Kemungkinan besar Nona Kim juga akan melakukan hal yang sama. Kita tidak akan terlalu kesulitan untuk kembali lagi membangun perusahaan penerbitan baru. Apalagi talent dan sponsor sepenuhnya sudah percaya pada tangan dingin Nona Kim. Mereka pasti akan mengikuti dia daripada mempercayakan karyanya kepada seseorang yang belum pasti akan hasilnya. Bayangkan kalau Publik tahu dengan kejadian saat ini. Seseorang Kim Jisoo, pemilik sekaligus CEO Perusahaan Rabit Publisher hendak didepak dari perusahaannya sendiri karena buta? Astaga, betapa ironisnya. Padahal, dia sudah membuat Perusahaan ini lebih maju hanya dengan bagaimana dia sekarang."

Mata Jennie melirik kearah Tuan Jung sekilas. Mereka saling memberikan kode. Yang disambut anggukkan ringan dari Jennie.

"Saya hanya ingin menyampaikan itu saja! Selebihnya keputusan tetap berada ditangan kalian! Kalau begitu, saya undur diri terlebih dahulu. Selamat tinggal" Ucap Jennie menyelesaikan perjumpaan antara dia dan orang-orang penting tersebut.

Dia membungkuk, dan kembali melangkah keluar dari ruangan tersebut. Diikuti Tuan Jung dan juga Irene dibelakangnya. Meninggalkan suasana yang mulai riuh samar-samar yang dia dengan dari balik punggungnya.

Setelah benar-benar berada diluar ruangan rapat yang menegangkan. Akhirnya Jennie bisa kembali bernafas dengan lega.

Bahunya merosot lemas."Astaga... semua ini gara-gara lukisan sialan itu! Aku harus berurusan dengan orang-orang kaya!" Gerutu Jennie. Memijit pelipisnya yang tiba-tiba terasa pening gara-gara harus menghadapi pria benama Cho Seong Ha.

Tuan Jung tersenyum tipis."Anda sudah melakukan hal yang benar Nona! Saya pribadi sangat berterimakasih" Ucap Jung dengan tulus. walau bagaimanapun, dia tahu Jennie melakukan ini jauh didalam lubuk hatinya untuk menolong.

COLORS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang