"Lo terjebak bodoh!" Sambung Sinta

Gaia tersenyum culas. "Nggak ada sejarahnya gue terjebak sama plankton sejenis kalian. Mengundang gue dengan melibatkan Bu Renata dan koran untuk pembahasan penting? Mau ngelawak?" Ucap Gaia tertawa mengejek, Anna mengernyit tak suka.

"Saking takutnya Lo sama gue sampai harus pilih gudang agar aman dari cctv, bawa pasukan mana senjatanya tongkat lagi. Lo mau lawan gue atau mau pramuka?" Ucap Gaia melihat tiga cowok asing disamping Anna yang masing-masing membawa balok kayu. Anna mengepalkan tangan erat menatap Gaia marah, dia tidak terima dihina Gaia berkali-kali

"Kita disuruh ngapain ini?" Ucap Adi tak mengerti dengan obrolan mereka. Dia dan temannya hanya dibayar untuk melakukan sesuatu.

"Hajar dia!" Balas Anna menunjuk Gaia dengan penuh dendam. Ketiga cowok itu sedikit terkejut.

"Lo gila! Dia dilindungi Gabriel bodoh! Lo gak tau seberbahayanya Gabriel?!" Bentak Ken membuat Anna tersentak. Ken pernah merasakan sayatan belati Gabriel dilehernya hanya karena menyenggol barang berharga milik Gabriel, hingga saat ini dia sangat menghindari Gabriel

"Kucing manis kayak Riel gak berbahaya kok, paling cuma lempar belati doang. Tapi beda lagi ceritanya kalau kena jantung," sahut Gaia santai sembari meniup dan memainkan kuku cantiknya yang kemarin baru di cat hitam. Ucapan Gaia yang terlalu santai itu membuat mereka merinding, meski begitu tak membuat Anna dan Sinta goyah.

"Kita bayar tiga kali lipat," balas Sinta berusaha meyakinkan mereka dan dengan terpaksa mereka setuju.

"Ck ck udah mental patungan, bayar mereka pun juga patungan, miskin ya? Butuh sumbangan?" Balas Gaia mengejek membuat Anna dan Sinta geram.

"Diam bitch!" Geram Anna merasa terhina.

"Bitch? Nggak ngaca? Tuh kaca gede dibelakang Lo. Rabun sih mata Lo kebanyakan mewek." Ucap Gaia menunjuk cermin yang tergantung dibelakang Anna, Anna mengikuti arah pandang Gaia dan tak sengaja menyikut kaca itu.

"Bego! Jangan Lo senggol, tuh kaca tipis nggak setebal muka Lo, kalau pecah ganti ruginya mahal. Lebih mahal daripada harga diri Lo."

Puncak kemarahan Anna sudah sampai ke ubun-ubun saat ini. Gaia seharusnya ketakutan bukan malah bersikap sok tenang seperti sekarang, malah Anna yang semakin kesal dibuatnya.
"Hajar dia sekarang!" Perintah Anna

Adi hendak meninju Gaia, dengan gesit Gaia menangkap kepalan tangannya dan memelintirnya lalu membantingnya. Ken mengendap kebelakang Gaia untuk memukulnya dengan balok kayu, Gaia yang sadar dengan mudah mengambil kendali balok dan membuangnya, tanpa ragu dia menusuk pinggang Ken hingga darah kental mengalir dari balik seragam putihnya.
"Arrgh!"

"Aaaa!" Jerit Anna dan Sinta syok antara takut dan tak percaya dengan apa yang dilakukan Gaia.

Gaia menginjak dada cowok itu dan tertawa psycho membuat mereka merinding.
"Let's play!"

Gaia mengeluarkan gunting yang dibawanya dan menggesekkannya ke dinding seraya berjalan kearah Anna dan Sinta seolah siap memotong leher mereka. Bunyi gesekan antara gunting dengan dinding menambah kesan horor dan ngeri.

"Anna harusnya hari ini Lo say goodbye ke tante Tina, karena mulai besok kalian gak bisa leluasa bertemu, kan susah jadinya buat rencanain bunuh gue." Ucap Gaia sekilas membuat Anna syok, dia juga merasa Gaia sudah merencanakan sesuatu yang pastinya merugikannya.

Gaia menyeringai menghampiri Anna membuatnya berangsur mundur.
"Psikopat! Jangan mendekat bitch!" Teriak Anna menunjuk Gaia berharap agar Gaia terintimidasi.

MENCURI PERAN (Terbit)Onde histórias criam vida. Descubra agora