Benar-benar mengabaikan Justin, Nicole berjalan lebih dulu menuju pintu depan. Dia sudah tidak sabar menemui anak-anaknya, yang sama sekali belum dia lihat sejak dirawat di rumah sakit. Kemudian dia tersadar, jika semua sibuk, siapa yang menjaga anak-anaknya?

"Pattie dan Taylor ada di dalam," sahut Justin dari belakang Nicole. "Masuk saja, pintunya kurasa tidak dikunci."

Tanpa membalas ucapan Justin sama sekali, Nicole mendorong pintu itu dan langsung disambut dengan taburan konfeti dan ucapan selamat kembali ke rumah. Di sana ada kedua orang tuanya dan Greyson, Orang tua Justin, Skandar dan Taylor, Wero juga Cody. Hanya sikembar Jazy dan Jaxon yang tidak terlihat karena tampaknya kedua bocah itu bersekolah. Meskipun begitu, tetap saja Nicole bahagia. Mereka semua berkumpul untuk menyambut kepulangannya.

Nicole menoleh ke samping dan Justin tersenyum tipis padanya. Hanya beberapa detik sebelum akhirnya kembali memasang wajah datar seperti biasa.

"Selamat atas kehamilanmu sayang," ujar Lisa sambil memeluk Nicole. "Aku senang mendapatkan tambahan cucu darimu."

Scott juga memeluk putrinya itu. "Aku juga bahagia," ujarnya. "Aku selalu percaya selalu ada pelangi sehabis hujan, lihatlah. Kau mendapat berkah yang luar biasa saat ini."

"Terimakasih, Mom, Dad," ujar Nicole dengan mata berkaca-kaca. "Aku juga bahagia."

"Jaga baik-baik kandunganmu, Nic." Pattie mengusap perut Nicole penuh sayang. "Meskipun sudah aman, kau tetap harus berhati-hati, oke?"

Nicole mengangguk patuh. "Siap, Mom."

Nicole menemui anak-anaknya yang sedang terlelap di kamar pattie. Setelah melepas rindu, dia kembali keluar menemui orang-orang yang bersedia berkumpul demi menyambut kepulangannya. Mereka makan bersama, lalu mengobrol. Justin menceritakan secara singkat kejadian yang terjadi beberapa hari yang lalu, mereka semua bersyukur Lauren berhasil dikalahkan dan tidak sabar menunggu kelahiran Nicole selanjutnya. Padahal janin wanita itu baru berusia satu bulan.

"Aku berharap kali ini kembali kembar," ujar Lisa semangat. "Pasti menggemaskan."

Nicole mengusap perutnya tanpa sadar. Kembar lagi? Bisakah dia menjadi ibu yang baik jika nanti anaknya kembali kembar?

Nicole tersentak saat merasakan elusan di punggungnya, seolah berusaha menghilangkan kekhawatirannya. Dia menoleh ke samping, dan mendapati Justin sedang mendengarkan perkataan Jeremy dengan serius sementara tangan laki-laki itu masih di punggungnya. Laki-laki itu menepuknya pelan sebelum menarik tangan nya kembali.

"Dilihat dari sini, kau tampak seperti memuja Justin setengah mati, Nic," goda Skandar.

Nicole menatap Skandar jengkel. Kakak iparnya itu selalu saja menggodanya setiap ada kesempatan. Untung saja mereka duduk paling ujung sementara yang lain tengah asyik berbincang sehingga tidak ada yang peduli pada godaan Skandar barusan.

"Jangan menatapku seperti itu," protes Skandar. "Memangnya kau tidak ingin tahu apa yang dilakukan Justin saat kau belum sadar?"

"Berhentilah jadi tukang gosip, Skand," sahut Justin datar. "Kau belum bertobat juga?"

"Dan kau sudah lupa karena siapa bisa melakukan transpor energy tingkat tinggi?"

Justin memutar bola matanya. "Aku penasaran sampai kapan kau akan mengungkit hal itu."

"Jadi, apa yang dilakukan Justin saat aku masih belum sadar?" tanya Nicole, mengabaikan perdebatan kakak beradik itu. Laki-laki itu selalu saja ketus padanya, tapi saat dia sekarat atau tidak sadar, pasti melakukan hal-hal manis, yang hanya akan dia dengar ceritanya dari mulut ember seperti Skandar.

"Nic!" tegur Justin.

"Apa?!" balas Nicole jengkel. Dan melakukan kesalahan dengan menoleh ke samping, karena langsung bertatapan dengan mata tajam Justin. "Kenapa aku tidak boleh tahu? Pasti juga kau hanya berbaring di sofa, membaca buku kuliah yang membosankan itu sambil menungguku bangun, kan?" sungut Nicole.

"Iya," jawab Justin singkat. "Kalau sudah tahu kenapa masih bertanya?!" ketus Justin sebelum bangkit dan meninggalkan ruang makan.

Skandar terkekeh saat melihat Nicole merengut. "Kau tidak percaya padanya, kan?" tanya nya.

"Entah." Nicole mengangkat bahunya tak yakin. Sebelumnya dia merasa laki-laki itu menciumnya begitu dia sadar, tapi Justin bilang dia hanya berhalusinasi. Laki-laki itu sering sekali berkata seenaknya pada Nicole, dan dia percaya begitu saja.

"Dia terus berada di sampingmu selama kau tidak sadar. Tidak pernah melepaskan tanganmu sedikitpun. Matanya memerah menahan tangis saat kau belum melewati masa kritis, sampai kau pindah ke ruang rawat inap, dia tidak pernah meninggalkanmu," ujar Skandar pelan. "Menurutmu, siapa yang membuat kami berkumpul siang ini untuk menyambut kepulanganmu?"

Nicole menatap Skandar tak yakin. Mungkinkah Justin? Mengingat laki-laki itu sempat tersenyum sekilas padanya.

"Gengsi adikku itu seluas jagad raya, masa kau tidak tahu juga?"

oOoOoOoOo

Pekanbaru, 14 Februari 2022

18.58

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar yaa thx 💕

The Half Blood VampireWhere stories live. Discover now