" Kau tidak perlu khawatir, aku akan membantu menyuntikkan dana sebanyak yang diperlukan untuk semua proyek keluargamu yang saat ini sedang bermasalah" Netra legamnya menatap bergantian kedua orang yang kini duduk di depannya.
" Terima Kasih Travis, adikku tidak salah memilihmu" ujar Arran dengan sang adik-Rebecca- yang hanya terdiam di sampingnya.
Perusahaan keluarga Callister saat ini membutuhkan banyak dana karena semua proyek yang mereka tangani mengalami banyak kendala, mereka membutuhkan investor yang bersedia membantu mereka dengan benefit kelak keuntungan dari proyek akan dibagi dua dengan sang investor. Beruntung kekasih dari anak perempuan keluarga Callister adalah seorang pengusaha sukses di bidang otomotif yang memiliki kapitalisasi pasar Rp3.579 triliun dengan aset senilai Rp3.895 triliun. Setidaknya keluarga Callister memiliki penyokong yang kuat untuk perusahaannya.
" Tetapi aku memiliki syarat" ujar Travis seraya mengetukkan jari telunjuknya pada meja.
" Syarat apa? Bukankah keluargaku sepakat akan membagi setangah dari hasil proyek ini untukmu?" Rebecca membuka suara setelah terdiam sedari tadi, masih terdapat perasaan kecewa terhadap kekasihnya itu- ya meskipun tidak akan bertahan lama karena pengaruh lelaki tampan tersebut pada hidupnya terlalu kuat.
" Aku tidak membutuhkan hasil dari proyek itu, kau bisa mengambil semuanya" Ujar Travis
" Lalu apa Travis?" Arran mengerutkan dahinya bingung.
" Kau tau bukan jika aku memiliki 20% saham di perusahaan keluargamu? Maka dari itu, aku ingin kau memberikanku 30% saham lagi sebagai ganti dari suntikan danaku untuk semua proyekmu" Melihat raut wajah terkejut dari sepasang kakak adik di depannya, Travis menyenderkan tubuhnya santai pada kursi yang ia duduki.
" Apa kau berniat memeras keluargaku? Kau pikir 30% saham itu sedikit?" Arran memekik murka.
" Terserah kau saja, nasib perusahaanmu ada di tanganmu sendiri. Aku sudah berbaik hati mau menyuntikkan dana sebanyak yang kalian inginkan" ujar Travis
" Lagi pula aku yakin tidak banyak investor yang mau menyuntikkan dana pada proyekmu setelah tau berapa banyak kendala dan masalah yang kau buat selama ini Arran" Tanpa ikut tersulut emosi, Travis mampu membuat anak sulung Callister itu diam tak berkutik.
Rebecca menggigit bibirnya, bimbang dengan apa yang harus di lakukan. Di satu sisi ia mempercayai kekasihnya, tak apa jika Travis memiliki total 50% saham di perusahaan keluarganya, lagi pula mereka kelak akan menikah dan menjadi keluarga. Lelaki itu juga pengusaha yang cerdas dan kompeten, pasti perusahaan keluarganya akan semakin maju jika Travis memiliki andil besar di dalamnya. Sedangkan di sisi lain Rebecca paham akan posisi kakaknya yang terancam jika Travis memiliki setengah saham disana. Yang artinya kekasihnya itu lebih memiliki kuasa dibanding Arran- CEO saat ini- yang hanya memiliki 20% saham.
Setelah bergulat dengan pikirannya, Rebecca memantapkan hatinya untuk memilih menyutujui syarat yang Travis berikan.
" Kita setuju dengan syaratmu" ujarnya
Arran membelakkan netranya terkejut dengan keputusan sang adik yang terkesan mendukung kekasihnya.
" Rebecca! Apa apaan kau" Teriaknya.
Tak mengindahkan ucapan sang kakak, Rebecca lebih memilih menatap lekat paras rupawan Travis yang kini sedang tersenyum manis padanya. Semua rasa kesal dan kecewa pada lelaki tampan itu karena sudah bermain di belakangnya seketika sirna begitu saja,tergantikan dengan rasa bahagia yang membuncah karena terus ditatap oleh Travis. Huh, pipinya kini memanas.
•••
Justin tengah sibuk membaca laporan yang dikirimkan oleh staffnya terkait pembukaan cabang butiknya di beberapa negara. Sebagai seorang designer yang memiliki banyak cabang butik di beberapa negara maju, tentu ia sangat sibuk. Pekerjaannya bukan hanya merancang busana, tetapi juga mengelola bisnis butiknya serta mempertimbangkan dengan matang pasar yang akan ia tuju. Meskipun ia bisa melimpahkannya pada staff kepercayaannya tetapi tetap saja Justin tidak akan tenang jika bukan ia sendiri yang menangani.
