Seorang lelaki tampan dengan kacamata hitam yang bertengger apik di hidung bangirnya mengedarkan pandangan mencari seseorang yang sedari tadi menunggu kedatangannya di bandara.
" Itu dia" Ucapnya pada lelaki manis disampingnya.
Keduanya melangkah menghampiri seorang wanita yang tengah tersenyum antusias ke arah keduanya.
" Travis " gumamnya sembari menubrukkan badannya pada lelaki tampan yang menjadi kekasihnya selama lima bulan ini.
Wanita itu,Rebecca. Kekasih dari CEO muda Travis Aethelred pemilik Carland Group yang bergerak di bidang otomotif. Awal mula keduanya bertemu saat Travis menghadiri acara bisnis yang diselenggarakan oleh keluarga Rebecca. Dari situlah keduanya menjadi dekat dan memutuskan menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Meskipun harus menjalani long distance relationship tetapi Rebecca tidak keberatan sama sekali, ia sudah terlanjur jatuh pada pesona CEO tampan tersebut.
" Apa ini adikmu yang kau bicarakan?" tanya Rebecca setelah melepaskan pelukannya dan beralih menatap lelaki manis yang berdiri di samping kekasihnya.
" Ya, dia adikku Justin Aethelred" jawab Travis seraya menatap Justin lekat.
" Hai aku Rebecca, senang bisa bertemu denganmu. Kau sangat manis" ia melangkah mendekat guna memeluk Justin.
" Terima Kasih Rebecca, kau juga cantik" ujar Justin yang kini juga ikut balas memeluk.
" Oh astaga kau sedang hamil?" Rebecca memekik antusias begitu melihat perut Justin yang sedikit membuncit.
Justin mengangguk dengan senyum manis yang tidak luntur dari bibirnya.
" Ya, dan usianya sudah 4 bulan" tangannya bergerak untuk mengusap sayang perut buncitnya.
Suara berat Travis mengalihkan perhatian kedua orang yang tengah asik berbincang tersebut.
" Ayo kita lanjutkan pembicaran ini di tempat lain, Justin tidak boleh terlalu kelelahan" Peringat Travis, mengingat ia dan Justin baru saja melalui penerbangan kurang lebih sekitar 7 jam dari New York menuju London.
•••
Ketiganya memutuskan untuk berhenti terlebih dahulu di salah satu restoran mewah yang ada di kota London sebelum kembali ke mansion Travis yang berada di kota ini.
" Sayang kau berapa lama disini? Tolong jangan cepat cepat kembali ke New York, aku masih ingin menghabiskan banyak waktu denganmu" Ujar Rebecca dengan manja.
" Aku akan tinggal cukup lama karena ada beberapa urusan di cabang perusahaanku disini yang harus segera aku selesaikan" Perusahaan utama bisnis Travis memang berada di kota tempat tinggalnya yaitu di New York. Dia kemari karena memang ada urusan di cabang perusahaannya yang harus ia tangani secara langsung, dan alasan lainnya karena ada sesuatu yang harus ia tuntaskan se-segera mungkin.
Rebecca tersenyum senang, kemudian beralih menatap Justin yang sedari tadi terdiam sejak memasuki restoran.
" Justin dimana suami mu, apakah dia tidak ikut?" tanya nya penasaran karena tidak melihat keberadaan suami Justin. Mengingat lelaki manis itu tengah hamil jadi tidak mungkin bukan jika ia tidak memiliki suami(?)
" Suaminya tidak bisa ikut karena akan ada pembukaan cabang baru untuk bisnisnya di Sydney" Bukan Justin yang menjawab melainkan Travis yang duduk tepat di sampingnya.
Justin hanya tersenyum seolah membenarkan jawaban yang diberikan oleh Travis, hingga selang beberapa detik ia merasakan sebuah tangan kekar yang mengelus sayang perut buncitnya. Oh tentu saja tanpa sepengetahuan Rebecca karena mereka terhalang oleh meja makan dan juga posisi wanita itu yang duduk di depan Travis.
