Dua

35.5K 3.2K 202
                                    

Hari tepat seminggu Meza masuk sekolah. Lingkungan sekolah yang jelas terlihat berbeda dari sekolah sebelumnya, membuat Meza harus mulai beradaptasi. Tetapi mengingat dengan hadirnya keempat laki - laki yang benar - benar welcome di hari pertama nya masuk sekolah, Meza merasa bahwa untuk masa SMA-nya ini, mereka bisa membantu seorang Mezania Salsabila untuk survive di lembaran baru hidupnya.

Namun ketika Aldi yang habis meminjam pensil kepada teman nya itu datang dan kembali duduk di samping Meza, ia teringat akan sesuatu yang terjadi dua hari yang lalu.

Sesampainya di rumah, Meza turun dari mobil dan segera berlari ke kamar. Setelah mengambil segelas air dan masuk ke kamar, ia menghempaskan diri di atas magnet dunia nya. Dimulai sejak Meza kehilangan salah satu teman bermain, dirinya mulai merasa ingin cepat - cepat pulang ke rumah dan sendirian berada di dalam kamar. Meza merasa bahwa rumah adalah satu - satu nya tempat dimana ia merasa aman dan nyaman serta bia menghabiskan waktu yang lama dengan segala hal yang dia suka.

Baru saja Meza memejamkan matanya karena lelah dengan sekolah, tiba - tiba ponsel di saku nya bergetar. Dengan menggerutu karena mengganggu dirinya yang ingin istirahat, Meza mengambil ponsel di sakunya.

Alvaro Renaldi: Meza
Alvaro Renaldi: Meza
Alvaro Renaldi: Mezania
Mezania: Kenapa, Al?

Namun ketika Meza menunggu balasan dari Aldi, dirinya hanya ditinggalkan dengan tulisan read di pesan nya. Meza menghembuskan nafasnya kesal karena tidak heran jika Aldi sering mengirim banyak pesan memanggil namanya hanya untuk bertanya lagi apa, ada tugas apa, dan dengan jawaban tidak jadi.

Bisakah laki - laki di dunia ini lebih cerdas dalam memilih topik pembicaraan?

Alvaro Renaldi invite you to join "black bird"

Alvaro Renaldi: Join group nya oi
Mezania: Grup apaan itu? isinya bener, nggak?

Jangan salahkan Meza bila bertanya seperti itu. Karena anak remaja di jaman sekarang, lebih khususnya laki - laki, suka berbuat hal aneh - aneh, bukan?

Alvaro Renaldi: Udah tinggal join aja ribet banget dah. Dasar cerewet

Dan ya, tetap saja kita tidak boleh terlalu berburuk sangka, karena banyak teman laki - laki Meza di SMP yang tidak seperti itu. Jelas saja, Meza percaya bahwa Aldi dan teman - teman nya termasuk ke dalam lingkaran remaja laki - laki sewajarnya.

Akhirnya Meza memutuskan untuk bergabung.

Triple J: SELAMAT DATANG MEZA! *lari lari bawa banner*

Azriel H: Asik ada meza

Alvaro Renaldi: Santai aja mez kita enggak bakal aneh aneh

Karel: akhirnya bisa cuci mata

Sesederhana itu, empat sambutan dari teman baru yang dijumpainya tujuh hari yang lalu membuat Meza merasa mungkin sekarang waktunya ia kembali menjadi dirinya yang telah lama tersesat.

"Mez, lo udah ngerjain tugas sejarah yang ngerangkum?"

Lamunan nya buyar ketika Aldi menepuk bahunya beberapa kali. Meza mengerjapkan matanya. "Ha? Kenapa, Al?"

Menyadari bahwa Meza sedang tidak fokus, Aldi terkekeh pelan. "Lo abis lamunin apaan, sih? Mukanya sampe cengo gitu gue tanya."

Bukan nya menjawab, Meza justru tersenyum dan kembali berkutat pada buku tulis di hadapan nya. Sekarang, Meza diperintahkan guru sejarah nya untuk merangkum materi bab pertama bagian awal untuk bahan ajaran yang akan dibahas dua pertemuan ke depan.

Viva La VidaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang