"So. Mission complete ?"

Sophia menoleh sebentar, menengok ke arah salah satu rekan kerjanya; Verde Michaelis atau dikodekan dengan nama sandi Green. Laki laki berusia 24 tahun itu adalah salah satu hacker kebanggaan organisasi karena kemampuannya membobol beberapa informasi penting dari data diri teroris teroris besar di dunia.

"Green. Kau menguping dari tadi?" Tanya nya dengan tampang datar.

"Tal vez, lo hice (T : mungkin aku memang mendengarkannya)" Ucapnya santai sambil mengangkat bahu sebelum akhirnya selonjoran di lantai.

"Ada apa sebenarnya? Tidak biasanya kau lesu seperti ini." Sophia mengangkat alis. Yep, Verde biasanya selalu ceria dan berisik (bagi Sophia) tapi kenapa sekarang auranya mendadak melow begini?

"Hhh... tanya saja pada sikembar"

Dan hanya selang beberapa detik setelah kalimat itu meluncur mulus dari mulut agen pemilik bola mata zamrud itu, dua mahkluk dengan wajah yang hampir sama mendadak muncul dihadapan Verde dan Sophia, salah satunya langsung menghambur dan berniat memeluk si pemilik surai ungu kebiruan; yang untungnya cepat diantisipasi oleh sang target-

Bruk!

-dan membuat gadis itu mencium tembok dengan indahnya.

"Ice, Fire. Sedang apa kalian ke sini? Bukankah kalian harusnya ada di laboratorium?" Gadis yang satu lagi hanya dapat mengangkat bahu sambil menggelengkan kepala pasrah.

Ice dan Fire, dua agen kembar keturunan Italia-China itu juga merupakan salah satu anggota FBI yang berusia cukup muda; sekitar 20 tahun. Nama asli mereka adalah Cristallio Qūnqing dan Cristallo Shīhuô, dibesarkan di Italia namun ibu mereka tetap mengajarkan bahasa dan kebudayaan yang sering dijalankan di negri tirai bambu tersebut.

Tapi walaupun mereka kembar, sifat dan bakat mereka jauh berbeda. Kedua nya memang masuk ke dalam bagian penelitian dan penciptaan senjata, tapi Fire lebih condong ke arah senjata (seperti laser jarak jauh dan senapan angin) dan Ice lebih mengarah ke bagian bahan kimia.

"SEA, BENARKAH KAU MAU KELUAR DARI ORGANISASI?!" Fire (gadis yang menabrak tembok barusan) nampak menangis dan berusaha memeluk agen keturunan Jepang tersebut. Namun si empunya selalu sukses menghindar dari hidung agen yang (mengaku) cinta pada pandangan pertama pada sebuah Senapan angin.

"Sebelum aku menjawabnya, bersihkan dulu wajahmu. Dasar menjijikkan" Ucapnya datar, menyakitkan, kejam dan keji.(silahkan tambahkan yang lain kalau kalian mau)

"Hiks... aku dengar kau akan pergi, karena itu aku... HUWEEEEE"

Banjir part 2.

Sophia menggelengkan kepalanya, pusing melihat tingkah laku rekan kerjanya yang terkesan 'ajaib' ini. Padahal prestasi mereka sangat tinggi, tapi siapa yang menyangka kalau aslinya mereka bisa menjelma menjadi mahkluk sinting yang bisa mencoreng nama baik organisasi.

"Oke dengarkan aku Fire. Pertama aku tidak akan keluar dari organisasi. Dan kedua, darimana kau tau soal aku akan mengambil cuti?"

"Captain Hitachi."

Sophia memutar bola matanya, merasa bodoh karena tidak menduga hal ini; memangnya di dunia ini apa yang tidak diketahui captain Hitachi Jiyūho?

"Tapi, kau benar benar tidak akan keluar kan?" Tanya Fire masih sesenggukan.

"Tidak. Aku hanya akan cuti. Aku tidak akan keluar dari organisasi"

"Dan berapa lama kau akan pergi?"

Semua kepala menoleh, mendapati seorang laki laki dengan tinggi 169 cm, agak di bawah rata rata mengingat umurnya yang sudah hampir menginjak kepala tiga.

Code Name : Sea! [SLOW-UPDATE]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें