🚀Cahaya yang Tak Sampai pada Langit Malamnya

Start from the beginning
                                        

"Kok gitu?"

"Kak Gamma cemburu karena Iris kayak lebih dekat sama Juno."

"Tapi, kan, Juno emang sahabat Iris. Masa harus jauhan?" protes Iris, tak peduli pada Juno yang hanya diam sambil berpura-pura terlelap, padahal telinganya terpasang dengan sempurna, menguping setiap pembicaraan Iris dengan Luisa.

Luisa mengembuskan napas berat. "Ris, yang namanya pacar itu pasti pengin dia selalu jadi prioritas pacarnya. Atau gini, deh. Iris lihat lagi apa yang udah Kak Gamma kasih buat Iris? Mungkin, susu stroberi, meluangkan waktu untuk bertemu, tapi Iris-nya malah bahas laki-laki lain. Emangnya enak?"

"Enggak," jawab Iris seraya menundukkan kepala, tampak merasa bersalah. Iris menjeda kalimatnya sejenak. "Ih, iya, ya. Katanya, kita harus memberi sebanyak apa yang kita dapatkan."

Di tengah posisinya yang tampak tak peduli, kali ini, Juno langsung mengangkat kepala dan menyerobot, "Mana ada. Aku tahu, rasa itu harus punya timbal-balik. Tapi di mana hakikat mencintai yang sesungguhnya, kalau aksi memberi itu hanya diukur dengan seberapa yang kamu terima, seolah enggak lebih dari tindakan barter semata? Menurutku, rasa yang sesungguhnya bisa lebih dari itu."

Sejenak, dua orang lainnya di ruang kelas tersebut hanya bisa melongo, kaget. Di kala Iris masih mencerna kalimat Juno perlahan-lahan, Luisa langsung tersadar dan menatap Juno dengan kedua alis mengerut kesal. "Enggak usah gitu, dong! Ini, kan, hubungannya Iris sama Kak Gamma. Iris cuma enggak mau egois."

"Egois apanya? Setiap orang punya hak masing-masing untuk memutuskan akan memberi seberapa banyak, tanpa harus dipengaruhi label 'balas jasa', 'kan?" sengit Juno.

Ditatap dengan mata minimalis Juno yang tambah menyipit itu membuat Luisa mendengkus sebal. "Tapi bukan berarti enggak bisa. Apa salahnya?"

Tak menghitung situasi yang menegangkan di dalam kelas, Iris justru mengangguk-angguk dengan muka cerah. "Oke! Aku paham. Terima kasih sarannya! Aku pamit duluan, ya. Mau nunggu Gammy aja, ah. Dadah!"

Bukannya melerai perseteruan panas yang terjadi antara Juno dan Luisa, anak itu malah keluar kelas sambil melompat-lompat kegirangan. Ya ... jangankan membantu mencairkan suasana, Iris bahkan tidak peka untuk menyadari bahwa kedua orang di kelas itu sedang bertengkar karena perbedaan perspektif. Padahal Iris penyebab utamanya, lho! Agak tidak tahu diri, memang. Biasalah.

Sepeninggal Iris, kini di dalam kelas hanya ada Juno dan Luisa dalam posisi berhadapan-hadapan. Luisa menghela napas untuk yang kesekian kalinya pagi ini. "Jun ...."

Tanpa kata, tanpa bahasa, Juno justru ikut keluar kelas tanpa tujuan tertentu. Untuk apa dia harus berduaan di kelas dengan Luisa, 'kan?

Akan tetapi, tindakannya itu malah menyinggung sudut hati Luisa. Sebelum Juno benar-benar mencapai bingkai pintu, suara Luisa langsung menghentikan langkah lelaki itu. "Mau ke mana?"

"Bukan urusanmu."

Jawaban singkat Juno sukses mengisap keseluruhan mood Luisa hari ini. Tanpa menyadari apa yang akan keluar dari mulutnya, Luisa tahu-tahu meledak. "Kamu tuh udah kayak diperbudak Iris, tahu, enggak?"

Deru napas Luisa yang memburu dapat Juno dengar dengan jelas. Demi mendapati kalimat yang kasar di telinganya, Juno berbalik untuk mengarahkan tatapan nyalangnya pada Luisa. "Kenapa? Sebelum tanya orang lain, biar aku tanya kamu lebih dulu. Kamu ini dua orang, ya? Kenapa cara bicara kamu pas ada dan enggak ada Iris jadi beda jauh gini?"

"Enggak. Aku cuma mau bikin kamu sadar, Juno," lirih Luisa. Cairan bening itu mulai tumpah dari pelupuk matanya. "Lihat! Juno jadi subjektif. Segala tentangnya selalu aja benar di matamu."

Tak peduli dengan Juno yang memutuskan untuk benar-benar melangkah pergi, Luisa akhirnya tergugu dalam senyap. Luisa memukul-mukul bangkunya dengan emosi. Sudahlah. Luisa mau menyerah saja soal perasaannya.

Ya. Namanya Luisa Halley. Katanya, Luisa adalah nama dari Polandia yang artinya cahaya. Dan komet Halley itu satu-satunya komet periode pendek yang dapat terlihat jelas oleh mata telanjang manusia dari Bumi. Akan tetapi, kenapa cahayanya tak kunjung sampai ke mata Juno?

•   🦁   🐧   🐻   •

Kayaknya soal Luisa ini emang udah pada ketebak sih, ya, xixixi. Lapiyu!
BETEWEEEE tadi mati listrik, gusti, gakuat, ga error terus:(

 Lapiyu!BETEWEEEE tadi mati listrik, gusti, gakuat, ga error terus:(

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Binary AsteroidWhere stories live. Discover now