préwangan [ h.jisung ]

ミngéwangi (3)

sementara di dunia manusia, tepatnya di dalam rumah ibu dari anak perempuan itu mulai gelisah sambil sesekali melirik kearah jam dinding.

sebelumnya jisung berpesan bahwa waktu yang mereka butuhkan sekitar satu hari, karena waktu di dunia dengan waktu dunia roh berbeda jauh. tapi ini sudah lebih dari waktu yang diperkirakan oleh jisung.

ibu itu mematung ketika indera pendengarannya menangkap sebuah suara. kemudian ibu itu mencoba berkonsentrasi, memastikan kalau ia tak salah dengar.

suara itu berasal dari lantai atas tepatnya di dalam kamar anak perempuannya.

refleks ia berlari menuju kamar anaknya lalu masuk kedalam kamar itu.

betapa terkejutnya ibu itu, mina tiba-tiba kini berada diatas tempat tidurnya tengah berbaring sambil menangis.

dengan cepat ibu itu merengkuh tubuh anaknya itu dan memeluknya erat.

setelah beberapa menit ia teringat akan sesuatu. dengan langkah yang cepat sembari menggendong anaknya, ibu itu menuju ruang tengah tepat dimana tubuh jisung dan tubuh sera terbaring diatas sofanya.

helaan nafas terdengar, ibu itu sedikit lega karena melihat jisung yang sudah sadarkan diri.

kepala jisung masih terasa pusing, belum lagi tubuhnya yang terasa lemas. jemarinya memijit pangkal hidung nya.

lalu bangkit secara tiba-tiba dan menghampiri sera yang masih tidak sadarkan diri.

"ra?" alis jisung berkerut, "sera????"

jisung panik, pasalnya sera tidak bernafas sama sekali.

jisung mulai mengguncangnya lengan sera. terus begitu hingga jisung memperkeras guncangannya sera tetap diam.

jisung mulai kalang kabut, dugaannya mungkin sera masih di alam sana dan terjebak tidak bisa kembali ke tubuhnya.

jisung menunduk lesu, sementara si ibu matanya sudah mulai berkaca-kaca melihat kejadian tersebut.

secara tiba-tiba mata sera terbuka, kemudian menghirup udara sebanyak-banyaknya.

"ra! lo gapapa????"

sera menoleh setelah nafasnya sudah mulai teratur,

"laper." ujarnya dengan nada dingin.[]