"Jangan diulangi lagi, itu tidak sopan," peringatku. "Oh, iya apa yang kamu titipkan pada Mark?"

"Buah tangan untukmu saat aku liburan kemarin. Aku juga menyimpannya untuk Pak Pradipta dan Kak Sean, jadi aku titip ya? Tolong berikan kepada mereka. Oh, iya aku juga menitipkan beberapa buah Hagyul untukmu karena Pak Mark memberitahuku dia tidak akan lama di sini."

Juna, bagaimana bisa? Kamu memberikan apa yang si kembar inginkan?

"Sepertinya semester depan aku tidak akan pulang. Aku baru saja mendapat program baru yang memakan banyak waktu baik weekday maupun weekend."

"Terima kasih Juna, akan aku sampaikan kepada mereka nanti. Tidak apa, yang terpenting kamu selalu jaga kesehatan. Hubungi aku kalau kamu membutuhkan bantuan. Aku tutup ya? Aku harus bekerja."

"Sama-sama Kak. Mungkin aku akan jarang menghubungimu nanti."

Iya Juna tak apa karena aku mengerti ini pasti ulah Jefri.

Bagaimana bisa Mark berada di Korea? Kenapa bisa dia tidak ijin padaku terlebih dahulu dan Jefri sama sekali tak memberitahuku perihal ini. Yang dilakukan Jefri itu terlalu berlebihan, meminta Mark untuk pergi ke sana sedangkan bisa saja Jefri meminta bantuan orang lain.

Aku akan melakukan aksi protes kepada pria itu dengan cara menghubunginya karena dirinya sudah kembali ke Jakarta.

"JEFRI?! BAGAIMANA BISA MARK ADA DI JEJU?! KAMU MENYURUHNYA UNTUK KE SANA?! pekikku setelah dia menerima panggilan telepon dariku.

"Pelankan suaramu, aku sedang meeting," peringatnya. Mana aku tahu jika dirinya sedang ada rapat. "Maaf, kita cofee break 10 menit, saya harus menerima panggilan ini," ucapnya yang aku yakini dia sedang memimpin rapat.

Suara langkah demi langkah di indera pendengaranku terdengar jelas, sepertinya Jefri sedang berjalan menjauh dari sana.

"Katakan, ada apa?"

"Maaf, aku tidak tahu kalau kamu s-"

"Ada apa?" tanyanya memotong ucapanku. "Alana, kalau tidak ada yang mau kamu bicarakan lagi, aku tutup sambungan ini."

"Jefri, kenapa Mark bisa ada di Korea? Kamu memintanya untuk ke sana?"

"Bukan aku. Dia sendiri yang menawarkan diri. Lagipula aku sudah meminta pegawai di rumah sakit untuk mengirimkan paket saja, tapi Mark mengatakan kepadaku kalau itu membutuhkan waktu seminggu untuk sampai padamu. Jadi dia yang memutuskan memetiknya sendiri untuk baby JJ. Besok dia akan sampai Malang, mungkin sore atau malam." Santai sekali dia berbicara.

"Lalu perihal bibit? Kamu juga memberikan kesibukan kepada Juna, iya?"

"Untuk Juna iya, aku tidak mau kamu merasa terbebani jadi aku memberinya kesibukan hingga kamu melahirkan nanti."

"Tapi tidak dengan hari liburnya Jefri. Bagaimana kalau dia sakit? Siapa yang akan mengurusnya nanti?"

"Jangan khawatir, aku selalu mengawasinya."

"Kamu belum menjawab pertanyaanku mengenai bibit, kamu tidak ada niatan membelinya dan menanamnya di sini kan?"

"Bukankah kamu sendiri yang meminta? Kamu ingin berkebun dan menanam buah itu kan?"

Bunda Pengganti | Jung Jaehyun ✔️Where stories live. Discover now