Renjana bintang senja

13 0 0
                                    

Menjadi lebih tegar disetiap takdir cerita kita memang butuh air mata

🌼🌼🌼

"ara tunggu disini ya, kak eja bantu kakek dulu. kalo
udah nanti kak eja beli makan buat kita."

"ara laper kak eja..., peerutnya bunyi-bunyi."

"ara inget gak, dulu waktu ibu masih ada kalo ara
kekenyangan nasinya pura-pura dipindah ke kak eja."

"ara inget, ajaib tiba-tiba perut ara gak sakit lagi
kalo kekenyangan. kak eja cepetan pindahin ke ara
biar lapernya ilang."

"satu centong kak eja kasi ke ara, dua centong lagi kasi
ke ara, tiga centong kasi ke ara." telapak tangan dibentuk cekung seperti centong nasi seolah
mengambil dari perutnya.

"nyam, nyam, nyam... Udaa kak eja, ara ga laper agi."

Tak tega sebenarnya renja melakukan tipuan itu pada sang adik, tetapi mau bagaimana lagi hanya itu yang bisa renja lakukan demi mengurangi rasa lapar ara. Meskipun dirinya sendiri pun juga kelaparan.

"kak eja bantu kakek, ara jangan kemana-mana.
tunggu kak eja disini."

Ada penyesalan dalam hati renja, sebab karena dirinya ara harus hidup susah seperti ini, tapi ia tidak memliki pilihan lain yang lebih baik. Renja berjanji akan selalu membuat ara bahagia bagaimanapun caranya.

"eja sini nak, kakek dapat nasi kotak ini dari rumah
besar diujung jalan, masih layak dimakan. kamu bawa
kasih adikmu lapar kan."

"beneran kek, ara dari tadi merengek terus eja kasian.
eja kasi ke ara dulu ya kek. Makasi kek..."

Setengah berlari renja menghampiri ara, dengan wajah sumringah bak memenangkan doorprize. Peluh keringat membasahi baju milik eja satu-satunya. Telapak kaki penuh goresan luka sebab tanpa alas pun tak dihiraukan renja.

"ara...kak eja bawa nasi kotak. ara laper kan, kita
makan dulu yuk."

"beneran kak eja, ara bisa makan ayam dong. asik..."

Ara menunggu eja membuka kotak nasi itu dengan mata penuh harap, sedari kemarin keduanya belum makan sesuap nasi sedikit pun.

"Oiya ra, kak eja lupa. tadi ga beli yang pake ayam nasi
kotaknya." menepuk jidatnya seolah sedang lupa.

"yah kak eja...ara kan mau makan ayam. kak eja
boong. hiks, hiks..."

"maafin kak eja ra, udah cup, cup... jangan nangis.
besok kak eja beli yang pake ayam. janji."

"janji...awas kak eja boong lagi ara gk mau maapin."

"iyaaa nona putri kecil. dimakan tuh nasinya ra, ntar
nangis loh."

Kedua kakak beradik itu makan dengan lahap, meskipun dengan lauk sederhana. terlihat jelas renja menahan genangan air mata agar tak jatuh dari pelupuk matanya.

Renja sangat bersyukur bertemu kakek umar yang mau menampung mereka. Jika tidak, ia dan adiknya harus hidup dijalanan yang jauh lebih keras dari ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 10, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Double XxWhere stories live. Discover now