"Jae," mereka memanggilnya.

"Hm?" Jaehyun terpaksa berhenti dari kegiatan mengelap keringat dengan handuk kecil.

"Tau tidak, seseorang sejak tadi menatapimu terus?" Kata Jaehyun memberitahu.

"Hah?"

"Lihat di sana!"

Kemudian Taeyong lebih dulu menunjuk ke arah lain tanpa ragu, tepat di mana sosok tersangkanya sedang duduk benar memperhatikan. Otomatis Jaehyun mengikuti arah tersebut. Dan benar saja ia langsung menemukan Yuta sebagai orang yang ditunjuk. Sampai tatapannya malah bertemu dengan tatapan Yuta. Pemuda lebih kecil itu jadi agak tersentak akibat ketahuan.

"Sejak tadi dia hanya memperhatikanmu," ujar Johnny.

"Wah, apa nih? Jangan-jangan..." Taeyong agak mengejek.

Jaehyun memasang raut datar, atau terlihat jelas jika sedang tak ingin bercanda. Malahan seperti tidak suka dari segala yang dua teman dekatnya ini katakan.

"Dia suka...padamu?" Johnny menambahi, lalu diikuti oleh gelak tawa mereka berdua.

Sementara itu Yuta yang mendengar tawa dari dua pemuda didekat Jaehyun, meremas buku di tangannya. Kadang melirik-lirik takut ke arah mereka. Sejak ketahuan memperhatikan Jaehyun, ia jadi menunduk saja dan tak berani kembali menatap.

Hingga dua teman pemuda Jung tertawa seperti membuat candaan, akhirnya Yuta memutuskan untuk bangun dari duduknya. Sesegera mungkin pergi meninggalkan tempat itu.

"Idiot!" Ketus Jaehyun pada dua temannya, dan ia ikut meninggalkan mereka dengan mood yang buruk.

"Astaga, apa dia marah?"

"Mungkin? Ini karenamu John!"

"Yak! Kenapa jadi menyalahkanku sialan?!"

"Kau yang bilang begitu padanya!"

"Tapi kau yang duluan tau!"

"Enak saja, kau itu!"

"Kau bodoh!"

Selepas kepergian Jaehyun, kedua pemuda lain justru ribut saling menyalahkan diri masing-masing. Beberapa siswa yang masih ada di lapangan malah memperhatikan perkelahian mereka.

Berkelahi hanya hal sepeleh.

.

.

.

'Matilah!'

'Mati!'

'HAHAHA...AHAHAHAA!'

"Haahh...hhh..."

Jaehyun terbangun dengan wajah pucat, matanya melebar dan basah akibat keringat. Setelah itu ia menoleh pada jendela kamar, di mana langit telah terang. Menandakan pagi telah tiba. Barulah ia menghela napas sambil menutupi sebagian wajah.

Menyadari jika baru saja ia terbangun dari mimpi yang begitu mengerikan. Dan baru kali ini ia merasakan mimpi seperti itu. Seolah itu kenyataan, sampai rasanya Jaehyun akan kehabisan napas.

Terlebih kini kepalanya jadi sedikit pusing. Namun, ia paksakan untuk turun dari ranjang. Berjalan pelan meraih handuk dan bergegas membersihkan tubuh di kamar mandi. Mungkin dengan begitu ia bisa lebih baik.

Selepas dari itu, telah rapi dengan seragam sekolah. Jaehyun turun tangga menuju lantai bawah tepat pada ruang makan guna untuk sarapan bersama keluarganya. Usai ia segera berangkat ke sekolah dengan sepeda motor kesayangan.

End To Start [ JaeYu ]Where stories live. Discover now