Agak kesal akibat perkataan konyol siswa baru itu. Jaehyun tidak peduli lagi, ia lekas mendorong sedikit tubuh siswa itu, kemudian mengambil jalan untuk segera meninggalkan toilet. Baru beberapa langkah berhasil melewati, suara teriak memanggil anak itu hampir menghentikan Jaehyun.

"Jung Jaehyun!"

"Aku berkata benar, percayalah! Kau dalam bahaya."

Masa bodoh, maupun anak itu terus berteriak bagai orang gila. Ia tidak peduli, ia tetap melangkah sampai akhirnya menghilang dibalik pintu masuk toilet siswa.

"Orang aneh!"

.

.

.

Sejak hari kedatangan siswa baru dari Jepang dan segala omong kosongnya pada Jaehyun. Tidak ada lagi yang terjadi, masih pada hari-hari yang membosankan bagi pemuda tinggi tampan ini.

Jaehyun tetap melakukan segala kewajiban atau kegiatannya baik di sekolah ataupun di rumah. Sama sekali tidak ada yang menarik.

Layaknya siang kali ini, Jaehyun tengah bermain bola basket bersama teman-teman di lapangan luar. Bermain bersama menghabiskan waktu luang yang ada. Karena saat ini para siswa dibebaskan untuk melakukan apapun. Para guru sedang mengadakan rapat, jadi mereka bebaskan siswa tanpa harus meninggalkan area sekolah sebelum jam pulang.

Dari itu banyak siswa yang berkeliaran semau mereka. Contohnya Jaehyun dan para temannya bermain bola basket. Dengan beberapa siswa lain asyik menonton saja.

"Kyaaaa...Jaehyun kereenn..."

"Jung Jaehyun Fighting!"

"Kalahkan merekaaa..."

"Kyaaaa..."

Dan masih banyak lagi teriakkan para siswa perempuan memberi semangat pada sang idola. Karena sosok Jaehyun memang cukup populer. Bahkan sudah seperti idola sekolah. Apalagi dengan watak dingin tak banyak bicaranya itu, justru membuatnya semakin digemari.

Jauh dari topik si idola utama, dari kejauhan berbeda untuk satu siswa ini. Siswa yang beberapa hari lalu, menjadi penghuni tetap sekolah tersebut. Dia duduk dari salah satu bangku taman, sedang memperhatikan keramaian pada lapangan. Lebih tepatnya memperhatikan hanya sesosok Jaehyun seorang.

Anggap saja tengah mengawasi, karena pada dasarnya memang itu yang ia lakukan bahkan semenjak kedatangannya di sekolah ini.

Yuta duduk diam dengan sebuah buku di tangan. Sepasang manik tajam berlapis kacamata itu tak henti tertuju pada sosok lain di tengah lapangan. Kadang mengerut kecil ketika sosok lain tak kasat mata, sedang melayang mengganggui pemuda Jung.

Rasa ingin segera mengusir sosok itu terpaksa ia tahan, mengingat tidak mungkin ia tiba-tiba menyerang bahkan masih pada saat keadaan yang ramai seperti sekarang ini. Yang ada dirinya akan dikatai gila. Sehingga ia hanya bisa memperhatikan saja dari kejauhan.

Sampai-sampai tak menyadari jika, apa yang ia lakukan saat ini harus diketahui oleh orang lain. Dirinya yang terus saja memperhatikan Jaehyun seorang, tidak tahu jika beberapa teman dekat orang yang ia perhatikan menyadarinya.

Salah satu bernama Seo Johnny lebih dulu tahu. Pemuda jangkung itu bolak-balik memandangi antara Yuta—siswa baru dan Jaehyun—temannya. Pemuda itu mengerut alis, agak aneh saja mendapati si siswa pindahan hanya terus menatapi Jaehyun.

Ia lalu mendekati teman lainnya dan membisikkan sesuatu. Temannya itupun ikut melihat ke arah di mana Yuta berada. Kemudian keduanya justru terkekeh tak jelas, sebelum bersamaan mendatangi sosok Jaehyun.

End To Start [ JaeYu ]Where stories live. Discover now