No More Energy Left

214 0 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jendela mobil Syaki diketuk dua kali, setelah itu pintunya terbuka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jendela mobil Syaki diketuk dua kali, setelah itu pintunya terbuka. Itu pertanda jika Delia akan masuk ke dalam mobil. Awalnya Syaki tidak terbiasa, namun sekarang dia malah menyukai kegiatan tersebut.

Delia langsung tersenyum lebar ketika wajahnya bertemu dengan Syaki. Sinar di matanya menyala, namun terasa redup, tidak seperti biasanya. Tanpa menunggu waktu lama, Syaki mengambil kotak perkakas make-up milik Delia dan menyimpannya di kursi belakang dengan hati-hati. Syaki tau jika itu benda kesayangan, dia tidak mau ambil risiko.

Delia akhirnya duduk di kursi pengemudi, persis di samping Syaki. Namun dia urung memakai sabuk pengaman. Syaki hendak bertanya, namun Delia lebih dulu bersuara. Bukan, lebih tepatnya cicitan.

"Kenapa si semua orang menyerap energi aku?" Delia menjeda, "I have no more energy left, Ki." Lalu kepalanya menempel pada dashboard mobil.

Syaki masih diam, mencoba untuk paham dengan situasi yang terjadi saat ini. Beberapa detik lalu, Delia masih tersenyum lebar dan menatapnya penuh binar.

"Emang ekstrovert gak bisa capek apa?"

Tangan Delia bergerak ke arah wajahnya yang masih setia menelungkup di sisi dashboard mobil. Detik itu juga Syaki tau jika kekasihnya sedang menangis, menangis karena emosi yang sudah ditahan sejak tadi.

"Apa aku harus tes mbti lagi? Kayaknya aku udah berubah jadi introvert deh. Sumpah aku capek banget. Padahal dulu aku gak gini tau, aku seneng banget ketemu orang."

Suara keluhan Delia bercampur dengan sesegukan, namun Syaki masih bisa menangkap samar-samar pesan yang ingin Delia sampaikan. Akhirnya Syaki mendekat, meletakkan telapak tangannya di atas kepala Delia. Lalu secara perlahan, tangannya bergerak mengusap rambut Delia seirama.

Mau tidak mau, Delia mengangkat kepalanya, menatap Syaki yang sedang tersenyum, manis sekali. "Lanjutin aja nangisnya, aku lagi charge energy kamu."

Delia langsung melengkungkan bibirnya ke bawah dan menutup matanya, mengeluarkan air mata yang ada di pelupuk. Delia merasa dimengerti saat ini.

"Maaf aku ngeluh ke kamu... Bahkan kamu yang introvert aja gak pernah sekalipun ngeluh karena ketemu banyak orang." Delia mengusap wajahnya dengan kasar. "Maaf, Syaki. Aku lebay ya?"

Kompilasi One Shot by ZinotzeeWhere stories live. Discover now