“MYAH! SIAP-SIAP! JADI NGGAK KE SURABAYA?!” Pekik sang Mama.
“GAK JADI AKU UDAH KETEMU DANIEL!”
Tiba-tiba pintu kamar terbuka. “SERIUS?! DANIEL UDAH PULANG?! MYAH JANGAN BOONG SAMA ABANG!”
Myah memasang muka julid. “Myah serius bang Jejen! Tanya aja nenek!”
“MA GAK JADI KE SURABAYA! KITA KE RUMAH NENEK AJA!” Jeno ke luar dari kamar Myah tanpa menutup pintu.
“ABANG PINTU NYA TUTUP! IHH! BANG JENO!”
Jeno kembali dan menutup pintu. Sedang dicari abang seperti Jeno. Sekian.
Tiba-tiba pintu terbuka lagi. “Kita ke rumah nenek ya?” ucap Mama.
“Siap Mama Yuni!” ucap Myah sambil ngewink.
hiraeth🌜
Myah dan Daniel duduk di kursi taman Nenek Sumi. Sedangkan orangtua mereka + Nek Sumi & Aunty Chika sedang berada di ruang tamu. Entah membicarakan apa.
“Ni, kok firasat aku agak gak enak ya?” ucap Myah.
“Sama” kata Daniel.
Myah menghela napas. “Semoga gak buruk-buruk amat ya”
Daniel mengangguk. ‘Bohong, sebenarnya firasatku baik’
hiraeth🌜
Dibawah pohon apel, Daniel tertidur pulas dengan paha Myah yang dijadikan bantal. Myah tak keberatan, malahan dia sekarang mengelus dan menepuk pelan kepala Daniel.
Awww, jimayu! -Nini
Tak lama kemudian Myah ikut tertidur dengan posisi bersandar di pohon dengan paha menjadi bantal Daniel.
Baru sekitar 15 menit Myah tertidur, tiba-tiba suara petir muncul yang membuat mereka berdua terbangun. Daniel langsung berdiri dan membantu Myah berdiri.
Namun karena pahanya dijadikan bantal oleh Daniel, akhirnya pun kaki Myah jadi sakit. Myah pun berlari sedikit lambat dari biasanya.
Daniel menoleh ke belakang—lebih tepatnya kearah Myah— dan berdecak. Kemudian dia mundur dan menarik tangan Myah yang masih berusaha untuk berlari. Well, excuse me ini langit masih bergemuruh dan berpotensi untuk menyambar mereka dan mereka berlari penuh suka cita?!
hiraeth🌜
Abang Jeno
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Mama Yuni
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
