Five

1.1K 181 48
                                    

HUNKAI! SEKAI!

YAOI/BXB

SEHUN!DOCTOR

KAI!NURSING STUDENT

TYPO? DAH BIASAA

SELAMAT MEMBACAAA







"Jongin?"

"Iya?" Jongin mendongak saat namanya dipanggil oleh salah satu perawat ruangan.

Saat ini Jongin mendapat giliran piket di rawat inap khusus penyakit dalam. Shift pagi yang tidak pernah sepi dari tindakan, termasuk ia yang sekarang baru selesai malakukan pemasangan NGT untuk pasien yang tidak bisa mengkonsumsi makanan atau obat dari mulut.

"Setelah ini pasang kateter urine di kamar 3072."

"Baik."

Jika Jongin mengangguk setuju, maka Sehun yang juga berada di divisi ini sedang memeriksa rekam medis pasiennya kini menjadi tidak fokus. Diam-diam Sehun membuka file di komputer.

"Laki-laki?!" Membatin memekik melihat pasien yang akan Jongin tangani adalah pemuda yang masih berumur 27 tahun. Bodoh. Tentu saja pasien yang Jongin tangani adalah laki-laki mengingat Jongin juga mempinyai kebanggan yang sama. Tidak mungkin Jongin memasangkan kateter untuk perempuan.

"Tidak bisa. Aku ingin Jongin akan menemaniku visite ke kamar."

Jongin yang mendengar ucapan Sehun berhenti melangkah. Genggamannya pada bak instrumen mengerat. Jika saja benda tersebut tidak terbuat dari stainless stell mungkin sudah tidak akan berbentuk lagi dalam remasan Jongin.

"Lagi?! Apa sebenarnya mau dokter saraf menyebalkan ini?!" Jongin menggerutu dalam hati karena ulah Sehun yang menyebalkan. Terhitung tindakan pemasangan kateter sudah lima kali Sehun menggagalkannya, dan sialnya setiap Jongin akan tindakan pemasangan kantung kencing selalu ada Sehun.

"Jongin, berikan itu pada temanmu. Kau akan menemaniku kunjungan pasien."

Tapi Jongin tidak mendengarkan. Ia tidak melangkah ke kamar pasien untuk melakukan tindakkan yang diperintah, dan tidak juga memberikan alatnya pada temannya, Taeyong. Bolehkah ia memberikan pukulan kepada Sehun agar pria tersebut sadar bahwa tindakannya sangat menyebalkan? Jongin ingin mengetuk kepada Sehun dengan benda keras di tangannya ini.

"Kau tidak dengar, Kim? Berikan itu."

"Ck!" Jongin berdecak malas memberikan bak instrumen tersebut pada Taeyong. Biarkan saja dia dikata tidak sopan karena berani menggerutu pada dokter tersebut.

Akhirnya dengan terpaksa Jongin mengambil alih pekerjaan Taeyong yang sedang menaikkan grafik pasien satu-persatu. Jika saja tatapan tajam bisa membunuh atau melukai, mungkin kepala Sehun sudah bolong oleh tatapan Jongin.

Nyatanya selama 15 menit berlalu Sehun masih saja sibuk dengan status pasien depan komputer, hingga Taeyong datang selesai melakukan tindakan. "Sialan!" Jongin ingin menangis rasanya. Satu targetnya kembali hilang karena Sehun.

"Jongin." Taeyong kini duduk di sebelah Jongin, berbisik pelan memanggil.

"Hm?" Tangannya masih sibuk menaikkan grafik temperatur dan penghitungan nadi pada buku status pasien.

"Berapa tindakan pemasangan katetermu?"

"Baru lima." Mengingatnya kembali membuat Jongin kesal.

MEDIC [COMPLETED]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora