Berhasil, memang. Michael langsung kembali berlari menuju ke jalan keluar yang lain—pintu belakang minimarket. Michael mendorong seorang wanita yang nyaris menangkapnya hingga wanita itu terjatuh, saat dia akan melewati wanita tersebut pergelangan kakinya dicengkram dan Michael terjerembap. Michael menoleh ke belakang dan menemukan wanita itu pelakunya, dengan segera Michael menendang wajah wanita itu keras-keras—cengkraman tersebut terlepas.

Michael segera bangkit berdiri lagi dan berlari ke arah pintu belakang, beberapa orang mengejarnya. Michael mengumpat dalam hati, dia harus bersembunyi terlebih dahulu dari mereka sebelum kembali ke rumahnya sendiri.

Dirinya telah dapat melihat pintu belakang tersebut, satu-satunya jalan keluarnya saat ini. Namun, dia juga menemukan Alice telah menunggunya di sana. Sekali lagi Michael mengumpat.

"I don't get paid enough to do this shit, damn it! Kenapa hidupku berubah menjadi sebuah film yang menyedihkan? Mati, jadi buronan ilmuwan, kejar-kejaran. Terima kasih banyak, Ennard!"

"Sama-sama."

Michael berdiri berhadapan dengan Alice dan merapatkan garis bibir, Alice terlihat siap menyetrumnya kapan saja jika dia ingin keluar dari sana. Di sisi lain, ilmuwan-ilmuwan tersebut telah makin dekat ke tempat mereka saat ini. Michael bimbang, dia memandang ke penjuru ruangan.

"Michael Afton," Alice berkata, sementara saat ini Michael hanya ingin menyumpal mulut gadis tersebut. "Kau takkan bisa pergi dari sini."

Afton sulung itu mengerutkan dahi. "Kurasa aku terlahir di keluarga yang salah," gumamnya sweatdrop, juga merasa was-was di satu waktu.

Michael memandang Alice sebentar, lalu menoleh ke belakang—mereka telah dekat. Kemudian dia mengerling ke arah jendela yang kebetulan terbuka, berada tepat di samping tempat Alice berdiri sekarang. Michael tahu hanya ini satu-satunya kesempatan untuk keluar, walau resikonya sangat besar.

Maka dia segera berlari ke jendela tersebut. Namun, apa yang tak dia sadari adalah Alice tahu rencananya.

Lelaki tersebut terkesiap ketika kejutan listrik menyerang tubuhnya, membuatnya terjatuh seketika dan mengerang sakit. Michael menggertakkan gigi, dia ingin kembali berdiri tapi dirinya tak bisa. Badannya seakan-akan lumpuh dan Michael dapat mendengar langkah kaki.

"Fuck, sepertinya inilah akhir hidupku sebagai Michael Afton."

"Jangan terlalu dramatis, tolol."

Netra ungu Michael tiba-tiba berubah menjadi biru. Orang-orang yang berada di sana terkejut memandang sang Afton tiba-tiba bangkit seakan-akan tidak terjadi sesuatu. Ennard, mengendalikan tubuh Michael, berbalik ke arah mereka. Terjadi keheningan selama sekian detik hingga kabel yang keluar dari badan Michael melilit leher Alice dengan kuat dan melempar gadis itu ke sisi ruangan yang lain.

Baru ricuh kembali terjadi.

Ennard segera mendobrak pintu keluar hingga pintu itu sendiri lepas dari engselnya, tak memedulikan dengan orang-orang yang kebetulan sedang berada di luar gedung tersebut dia mulai berlari.

Animatronik yang sedang dalam kontrol badan dari korbannya itu mendecih menemukan mereka belum menyerah mengejarnya walau dia telah melewati jalan serta gang-gang yang cukup berputar-putar. Ennard berbelok ke arah kanan, lalu mengencangkan larinya. Dia akan membuat Michael membalas niat membantunya sekarang.

Tentu dia tidak menuju ke rumah si Afton, Ennard tak sebodoh itu. Walaupun dia tahu meskipun para ilmuwan brengsek tersebut dapat mencari kediaman Afton dan menggeledahnya, mereka harus memiliki surat pernyataan persetujuan dari kedua belah pihak dan nampaknya William Afton tak lagi ada di dunia ini.

Ennard mengangkat alis ketika dari kejauhan ada seseorang yang melambaikan tangan kepadanya. Ennard tak mempercayai pria itu, dia berencana akan mengabaikan lelaki tersebut saja saat melewati tempat lelaki itu.

Begitu dia akan berlari melalui tempat lelaki tersebut, tiba-tiba tangannya dicengkram dan lelaki itu menariknya, mendorongnya hingga punggungnya bertabrakan dengan dinding sebelum dua lengan tiba-tiba tertempatkan di samping sisi-sisi kepalanya—seolah-olah sedang memenjarakan dirinya, di waktu yang sama terlihat menyembunyikan tubuh kecil sang inang dengan badan bongsor lelaki tersebut.

"Jangan bersuara," lelaki itu berkata ketika derap langkah kaki kian mendekat.

Ennard mendelik saat pria tersebut makin menghapus jarak di antara mereka, dan tepat setelah langkah kaki terdengar menjauh dari tempat mereka saat ini, dia—tanpa basa-basi juga merasa jijik—menyundul dagu pria itu keras-keras.

Setidaknya itu sukses membuat jarak mereka makin melebar.

"Ouch—Michael! Kenapa kau melakukan itu?!"

Michael mengerjap beberapa kali, baru saja mencerna apa yang sebenarnya terjadi. "M-Mark—? Oh—maafkan aku—" Michael ikut berseru panik memandang Mark memegang dagunya yang terasa sakit, Michael kelabakan sendiri.

"Fucking bastard! Kau mengenal si sialan ini?!"

Michael tambah kelabakan dengan kemarahan Ennard dalam dirinya, tapi Michael memutuskan tak menjawab. "Kau baik-baik saja ...?" dia bertanya khawatir.

Mengusap dagunya pelan, Mark mengibaskan tangan sebagai isyarat bahwa Michael tak perlu cemas. "Daripada itu," Mark berkata, "kenapa kau bisa dikejar oleh mereka?" Dia mengerutkan dahi pada sang Afton yang terdiam dan balik melempar pandangan bingung. "Aku berencana pergi ke minimarket itu lagi karena kau sepertinya bekerja di sana ... lalu itu semua terjadi dna ya, aku membuntutimu ketika kau akhirnya keluar dari pintu bagian belakang." Mark menjelaskan, mengetahui tatapan Michael.

"Begitu," Michael menanggap pelan, tapi tidak mungkin dia mengatakan yang sejujurnya kepada Mark mengenai kejadian beberapa saat lalu—tidak. Tidak akan. "Tadi—"

"Mereka kembali."

Setelah perkataannya dipotong begitu saja oleh teman lamanya, Mark menarik pergelangan tangannya lagi dan Michael terkesiap lantaran Mark menenggelamkan badannya dalam pelukan erat, mau tak mau Michael balik memeluk Mark agar para ilmuwan yang kembali melalui jalur yang sama untuk mencarinya itu tidak menemukan dirinya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Mark kemudian, berbisik pelan tepat di telinga Michael. Masih terdengar samar suara-suara dari kumpulan orang yang mengejar Michael.

Michael mengangguk kecil, dia merasakan pipinya menghangat. "Trims," Michael berkata setelah pelukan tersebut dilepaskan.

"Jadi, apa yang terjadi?" Mark kembali bertanya heran.

Kembali memeras otak, Michael.

"Aku ... mencuri—"

Mark mengerjap, Michael buru-buru melanjutkan. "Maksudku—mereka mengira aku sedang mencuri!" Michael berkata setengah panik, mengambil jepit rambut yang tak sengaja terbawa olehnya dari saku celana. "Aku hanya memegang benda ini lalu mereka tiba-tiba menuduhku dan mengejarku!" dusta Michael, senyumannya terlihat sangat kikuk.

"Dan sekarang kau benar-benar mencurinya."

"Oh diamlah."

Tatapan skeptis Mark menambah kegugupan Michael, yang akhirnya gelisah di tempat. Selama sekian menit Mark memandangnya, Mark pun mengangguk dan itu sontak membuat Michael membuang napas lega.

Mark terkekeh kecil. "Aku tak menyangka alasannya sebodoh itu," tanggapnya, Michael ikut tertawa—tapi suara tawanya terpaksa. "Sepertinya kau tak bisa kembali ke rumahmu dulu," Mark berujar.

"Sepertinya."

"Kalau begitu mau tinggal di apartemenku selama beberapa hari lebih dulu?"

"Tidak!"

Mengabaikan Ennard, Michael memandang Mark dengan ragu. "Kau tak keberatan dengan itu?"

"Afton!"

Mark menggeleng. "Tidak sama sekali."

"Terima kasih!" Michael berkata, senyumnya merekah senang.

"Aku membencimu."

The BondWhere stories live. Discover now