It's Stalker | Jung Jaehyun✔

1. IT'S STALKER

Kamar yang gelap, dan sepi. Hanya ada penerangan dari lampu seberang yang tembus masuk jendela dan hanya terdengar suara ketikan keyboard laptop dan hujan yang turun membasahi kota Canada.

Hari sudah larut malam, jam menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Aku yang masih berkutat dengan tugas dan ditemani secangkir teh herbal hangat.

Ting!

Massages:
(Angkat teleponku, Kim Hana)

Aku melihat layar lockscreen dengan isi pesan seperti itu. Aku menjeda kegiatanku kemudian membuka layar lockscreen dan beralih ke aplikasi panggilan.

Ku tunggu sepuluh detik sambil jariku mengetuk-ngetuk meja. Mataku terfokus pada jalanan yang terlihat dari jendela balkon dengan hujan yang begitu deras disertai guntur samar-samar.

"Halo Kim Hana," sapa orang dari seberang.

"Halo, kau belum tidur?"

"Aku masih mengerjakan tugas. Bagaimana denganmu? Kau sendiri belum tidur?" tanyanya. Aku menyunggingkan senyumanku.

"Belum, aku juga masih mengerjakan tugas."

"Besok pagi seperti biasa aku akan menunggumu di mobil."

"Tentu saja Jae, karena Kim Hana berdandan tidak se-lama Jung Jaehyun," laki-laki yang meneleponku saat ini bernotabe sahabatku, Jung Jaehyun kini terdengar tertawa.

"Hey, fashion is very important to me, you know that right?" sekarang aku ikut tertawa mendengar pendapatnya.

"I know Jae, jadi itulah alasan mengapa banyak gadis yang mengincarmu."

"Hana, i'm no need girlfriend. But i need best friend, it's you. Aku juga tidak mau sakit hati atau banyak masalah dengan memiliki pacar. Akan lebih rumit permasalahan dengan pacar dari pada sahabat."

"OMG! Your so smart, jadi tidak mungkin kau kalah bertengkar dengan kekasihmu," aku terkekeh sepertinya Jaehyun mulai kesal dan bad mood.

"Kau tau? Aku paling malas adu argument dengan seseorang. Itu hanya akan memperpanjang masalah," ujarnya dengan suara yang mulai lelah karena kuledeki.

"Hei Jae, aku hanya bercanda. Jae tampanku, jangan marah ya."

"I'm not angry, babe. Justru jokes-mu lah yang membuatku bingung. Bukannya membuatku tertawa malah membuat mood'ku down." aku tidak kaget Jaehyun memanggilku seperti itu, aku merasa bahwa Jaehyun sayang padaku seperti sosok seorang kakak menyayangi adiknya.

"Wait! Memang apa jokes yang kau maksud? Aku menggodamu tau!" Jaehyun kembali tertawa.

"Just kidding, Hana. Baiklah aku akan melanjutkan mengerjakan tugas. Jangan lupa pakai pakaian hangat, Hana. Cuaca akhir-akhir ini diperkirakan akan sangat dingin. Jika kau sudah selesai tidurlah."

"Baiklah Jae, kau juga jangan lupa untuk menjaga kesehatanmu."

"Iya Hana, selamat malam, Hana."

"Malam juga untukmu Jae."

Panggilan diputus oleh Jaehyun. Kebiasaan Jaehyun memastikanku sudah tidur atau meneleponku di malam hari selalu dia lakukan ketika seminggu setelah menjadi sahabatku.

Aku menaruh ponsel di samping buku-buku berisikan materi yang membuatku pusing akhir-akhir ini.

Saat aku fokus pada tugas, aku terkejut hingga membuat jantungku berdegup lebih cepat.

Aku menengok ke jendela dan melihat ke luar jendela. Suara petir begitu kencang, namun yang membuatku kaget lampu di samping berkelap-kelip.

"Apakah itu tersambar petir?" gumamku.

Angin berhembus kencang, benar kata Jaehyun bahwa cuaca memang begitu dingin.

Mataku menatap ke arah bangunan rumah tersebut, hingga tak sengaja menangkap satu sosok berjubah hitam dengan wajah yang tertutup hoodie.

Aku menyipitkan mataku, kemudian membulatkan mataku ketika sosok itu pergi namun dengan tubuh yang sedikit melayang.

Seketika lampu berhenti berkedip dan nyala seperti semula. Aku memegang dadaku ketika mengingat sosok tadi.

Apa hubungan sosok itu dengan lampu yang berkedip?

***

Assalamualaikum wr.wb.

Malam gaes! Nana sengaja bikin ini malem dan updatenya malem. Why? Biar kerasa aja sih horrornya.

Aku ngetiknya juga sambil merinding ga jelas ini. Sampe pengen ke toilet hahaha.

Thank u yang udah mau dukung work ini. Kalo ga di dukung nanti tak stop di sini loh.

SEE U THE NEXT CHAPTER!

It's Stalker 2022