REPUBLISH #18

52.4K 1.4K 69
                                    

*Arya POV*

Aku menoleh ke arah Nathasa yang ada di seberang ruangan, Nathasa terlihat sedang bercengkrama dengan Diaz rekanan bisnis Radith pada project Holland Village kali ini yang ternyata merupakan putra mahkota Group Hutama , dan pria disebelahnya yang kalau aku tidak salah adalah Fredrick Subianto, menantu keluarga Hutama. yah, keluarga Hutama dan Subianto merupakan pemilik tambang batubara terbesar di belahan bumi selatan.

Aku tertawa pada diriku sendiri, ya, disini lah kami, kami selalu hidup di lingkaran yang sudah dibuat untuk kami sejak lahir. Lingkup pertemanan pun tak mungkin jauh dari taraf sosial keluarga kami. tentu saja berteman dengan orang-orang di level atas dan rentang maksimum satu level di bawah taraf sosial kami.  yah, kau tahu kan, semuanya seperti sudah disiapkan dan ditentukan sejak kami terlahir di dunia ini. Radith dan Adrian selalu menyebut ini sebagai takdir sang pewaris. Kisah si kaya dan si miskin yang berteman baik hampir tak pernah aku temukan di kehidupanku. Buat kami, kisah itu terdengar terlalu mengada-ngada dan cuma ada di dalam buku cerita atau opera sabun sejenisnya.

Nathasa melambai ke arahku, begitu melihatku. aku balas melambai dan mengangguk. aku tahu ia masih asyik mengobrol dengan dua pewaris dunia tambang di kedua sisinya. well, tak ada yang bisa menandingi pesona pewaris Gerraldy Group. aku lagi lagi tertawa, melihat beberapa lelaki masih menatap lapar ke arah Nathasa.

aku memperhatikan Radithya, matanya tak beralih dari Nathasa. Bahkan ketika ia berbicara dengan beberapa rekan bisnisnya, ia masih melirik ke arah dimana Nathasa berdiri. Sepertinya hubungan mereka masih belum membaik sejak skandal Thailand waktu itu.

bahkan sekarang, hubungan Radith dan Melissa juga sepertinya sedikit menegang. Begitu kami sampai tadi, Radith dan Adrian memisahkan diri ke sudut lain. aku tahu, Radith pasti sedang bingung dengan perasaannya saat ini. Di satu sisi ia masih terlihat bingung untuk menjawab pernyataan cinta dari Melissa. ya, cinta pertamanya. di sisi lain, ia merasa bersalah karena skandal Thailand waktu itu pada Nathasa, pasangan seratus harinya.

jangan bilang aku tidak mengingatkannya sejak awal. I do! aku sudah mengingatkannya soal ini. bahkan aku meminta Radith berpikir ulang soal kesepakatan 100 harinya bersama Nathasa.

"Nathasa yang ngajuin kesepakatan ini... dan cuma ini satu-satunya cara yang masuk akal buat jalanin perjodohan ini, tanpa perlu ke jenjang pernikahan."

aku masih ingat dengan jelas kata-kata Radith waktu itu. Radith sendiri juga pernah bilang bahwa ia bahkan akan membuat Nathasa membencinya agar Nathasa tak tertarik padanya. tapi, lihat sekarang apa yang terjadi? Radithya Mandala - lelaki tampan, sahabat baikku, taipan muda yang menjadi idaman semua wanita di luar sana- terperangkap dalam jebakannya sendiri.

Aku menoleh ke arah Melissa yang ada disampingku, entahlah cukup sulit rasanya berada ditengah-tengah konflik teman baikmu sendiri. aku begitu ingin menghampiri Radithya untuk mendengar lanjutan pembahasan kami di telfon tempo hari tentang keputusanya soal pernyataan Melissa, tapi dengan Melissa di sisiku, cukup sulit rasanya untuk melakukan itu.

***

Dimas berjalan menghampiri Radithya dan Adrian. Radithya baru saja menghela nafas panjang begitu Dimas tepat berdiri di antara mereka, Adrian menyemangatinya dengan menepuk pundaknya.

"how's life?" tanya Dimas.

Radithya hanya tersenyum kecut. Matanya masih memandang ke arah yang sama ke seberang ruangan dimana Nathasa, Diaz dan Erick saling berbagi tawa.

Dimas mengikuti arah pandangan Radithya, ia mendengus pelan lalu tertawa.

"How's Nathasa?" tanya Dimas meremas bahu kanan Radithya.

Love HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang