REPUBLISH #3

71.6K 1.9K 31
                                    

Radithya Mandala, taipan muda Mandala Group. Pria sempurna di mata ibu-ibu. Semua ibu akan dengan senang hati menjadikannya menantu. Tinggi, menawan dan jutawan.

Radithya masih meeting dengan salah satu investor salah satu anak perusahaan Mandala Group, ada sedikit kesulitan dengan investor Hongkong ini, mereka agak sulit untuk ditaklukan. Di tempat duduknya Radith tetap fokus memperhatikan spokesperson dari perusahaan mereka. Adrian, partner sekaligus sepupunya, duduk tenang di sebelahnya, memainkan pulpen di jemarinya sambil sesekali mengangguk tanda setuju. Sesekali Adrian melihat laporan dan membubuhkan beberapa tulisan pada laporan di hadapannya tersebut.

Meeting akhirnya berakhir, Radith meninggalkan ruangan lebih dulu, disusul oleh Adrian yang berjalan sejajar disampingnya dan 3 orang upper-level manager menyusul di belakang mereka bersama Sekretaris Perusahaan.

"How was it?" Tanya Adrian sembari mereka berjalan menuju lift.

"Not bad. I think it would be possible for us to proceed with them." Jawab Radith saat mereka melangkah memasuki lift.

"Arya udah reservasi di Cassis buat Lunch" ujar Adrian membaca pesan singkat dari Arya pada layar smartphonenya. Radithya mengangguk.

Keduanya melangkah keluar dari lift, beberapa karyawan di lobi menyapa keduanya penuh hormat.

Duo Mandala Wijaya sampai di Pavilion Tower, keduanya berjalan masuk menuju restoran. Ketiga sahabat itu duduk di meja yang sudah di reservasi sebelumnya oleh Arya. Adrian terlihat asyik mengoceh bersama Arya.

"Gimana soal ekspansi di Hongkong, lancar?" tanya Arya

"Well done. Minggu depan gue cek langsung perkembangannya." jawab Radithya

"Just call me, dude" ujar Arya tersenyum lebar.

"Oh, the joys of having a friend who has an airline company." sindir Adrian. Arya menjitak kepala Adrian. Adrian menyeringai sebal.

"Lo sendiri gimana? Rencana besar apa yang lagi lo umpetin?" goda Radithya

"haha. Gak ada rencana besar sih. Cuma kemitraan baru ama G&G Group doank untuk kuartal ini" Arya mengangkat bahu.

"G&G Group? wohooo... sounds interesting! Dimas gonna love it dude!" potong Adrian.

"Ada kabar dari Dimas?"

"Hahaha. Yang bener aja lo, dith! Lo serius nanyain Dimas? Palingan juga doi lagi sibuk sama ceweknya...uhmm klo gak salah sih cewek yang ke-3 untuk minggu ini" Arya tertawa.

ya, Abdimas Sasmita adalah Cassanova grup ini. Dibandingkan Arya yang lebih tenang dan dewasa, Dimas adalah tipe pria bermulut manis a.k.a sweet talker, mungkin itu yang membuat para wanita dengan mudah bertekuk lutut dihadapannya.

"Eh, apa hubungannya Dimas sama G&G Group?" tanya Arya penasaran.

"Siapa lagi klo bukan pewaris G&G Group" jawab Adrian. "Gue juga kurang tau banyak sih, tapi Dimas pernah beberapa kali bahas si tuan putri."

"womanizer" jawab Arya dan Radith bersamaan sambil tos tinju, menyeringai.

"Gue juga belum pernah ketemu langsung si tuan puteri sih, dan setahu gue di list BoD ataupun BoC G&G Group, juga gak ada wanita muda nya sih." tambah Arya mengingat-ingat daftar Board of Director maupun Board of Committee G&G Group yang pernah ia baca pada susunan pemangku jabatan perusahaan tersebut sebelum perjanjian kerjasama.

Adrian mengangkat bahu tanda tak tahu.

"Disinilah guna Mbah Google, mas!" Adrian tersenyum licik sembari menaik-turunkan kedua alisnya. Arya tertawa geli, sambil merapat ke Adrian yang sedang sibuk menyentuh layar iPad-nya

Adrian dan Arya sedang asyik mencari tahu tentang tuan putri G&G Group, ketika telepon genggam Radithya berdering, Mami.

***

*Radithya POV*

"Halo Radith, kamu lagi dimana nak?"

"Oma? Tumben"

Aku pikir Mami, ternyata Oma yang menelfon melalui handphone Mami. "Radith lagi lunch bareng anak-anak, Oma."

"Oh bagus deh. Oma pikir kamu masih sibuk kerja. Gini... Oma cuma mau ngingetin, minggu depan kamu kosongin jadwal ya sayang. Kita makan malem bareng. Ada tamu Oma. Oke?"

"Tapi, minggu depan Radith harus ke...

"Gak ada tapi-tapian. Pokoknya kosongin jadwal kamu. Oma kan udah booking kamu seminggu lebih awal" protes Oma galak

"iya Oma.. iya. Siapa sih tamunya, Oma?"

"Nanti juga kamu tahu, sayang. oh iya sekalian tolong bilangin ke Adrian, minggu siang jangan sampai lupa. Salam buat Arya Dimas ya, Dith"

Aku menatap layar smartphone ku. Merasa sedikit aneh karena Oma terdengar bahagia hanya untuk janji makan malam, bahkan terlalu bahagia.

Aku terpaksa meminta sekretarisku untuk re-schedule flight ku ke Hongkong. cukup sulit bagiku untuk menolak permintaan Oma. Apalagi karena Oma yang meminta langsung. Bahkan, Mami yang sudah hampir tiga puluh tahun hidup bareng Oma, masih segan untuk membantah permintaan Oma. Mungkin karena Oma, orang yang paling dituakan di rumah.

"Guys, Oma kirim salam." ujarku, tapi kedua mahkluk itu terlihat serius dengan iPad dihadapan mereka. Adrian terkadang mengerucutkan bibirnya dengan bola mata melebar. Di lain sisi Arya terkadang mengerinyitkan dahi, seperti sedang berpikir atau mengingat sesuatu. Entahlah.

"Kiddo, janji minggu siang dengan Oma, jangan lupa!" ujarku sengaja menggoda Adrian dengan panggilan kiddo. Adrian hanya mengiyakan tanpa melirik ke arahku. Biasanya ia akan kesal setengah mati jika dipanggil kiddo 😒

Oke, jelas si tuan putri yang tak ku ketahui namanya itu, sukses mengalihkan perhatian sepupu dan sahabatku. Aku menggeleng malas dan memilih untuk menikmati menu makan siangku, sambil sesekali mendengar obrolan gosip Arya dan Adrian.

Love HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang