13. Walk you home

Mulai dari awal
                                    

Perkataan Jenderal barusan mampu membuat air muka Lana berubah seratus delapan puluh derajat lalu tanpa dosa dan aba-aba gadis itu mendaratkan satu tendangan kecil dikaki Jenderal tepat dibagian tulang keringnya membuat si laki-laki praktis mengaduh kesakitan.

"Kamu emang nendangnya gak kuat loh Lan, tapi ini ditulang kering aku jadinya sakit banget tau!"

Si gadis terlihat melengos. "Lagian ngatain orang gila!"

"Kamu senyum-senyum sendiri, itu kalo bukan orgil terus apa?"

Lana mendesis. "Orang senyum dikatain orgil, stres kamu!"

"Terus kenapa senyum-senyum sendiri? Kesambet Jin ijo?"

"Ihh enggak. Biarin aja sih, orang lagi seneng juga!"

Jenderal mengeryitkan dahinya. "Seneng kenapa? Oh sepanjang jalan tadi kamu terus keinget kata-kata aku ya."

Lana diam sesaat terlihat gadis itu mengerjapkan sepasang kelopak matanya lalu memalingkan wajahnya kesamping.

"Ge-er kamu, ya enggaklah karena itu." lantas kembali menoleh pada Jenderal dan yang gadis itu temukan pertama kali adalah wajah tampan milik Jenderal yang terpampang jelas bersamaan dengan senyuman laki-laki itu yang semakin manis disinarin cahaya rembulan membuat degup jantung sang gadis semakin berdetak kencang. "Ya kali." gumamnya pelan sekali.

Sementara Jenderal semakin melebarkan senyumannya hingga kedua matanya ikut tersenyum seperti bulan sabit.

"Lan, " panggil laki-laki itu pelan sementara si gadis hanya mengerjapkan kedua matanya.

"Jika dimasa depan aku bukan jodoh kamu maka aku akan tetap memilih kamu sebagai jodoh aku." katanya

Lana tercenung, samar-samar ada kerutan di dahi gadis itu dan jujur ia sama sekali tidak mengerti apa maksud perkataan Jenderal barusan.

"Maksudnya gimana, Jen?"

Laki-laki yang ditanya justru menarik senyuman tipis. "Singkatnya aku bukan jodoh kamu tapi kamu adalah jodoh aku."

"Itu namanya enggak jodoh, jen." seru lana lalu sepersekian detik kemudian ia berdecak pelan. "Ck, gimana sih aku juga gak ngerti nih, Jen!"

"Salah. Kamu salah menafsirkannya."

"Salahnya dimana? Kalo kamu bukan jodoh aku berarti jelas dong bahwa kita gak berjodoh?!"

"Iya emang, tapi kamunya yang gak jodoh sama aku."

"Ihh enggak ngerti, ngelag loh ini otak aku."

Laki-laki bertubuh bongsor itu terlihat terkekeh kecil. "Nih ya aku jelasin kalo misalnya kita nikah, misalnya nih."

Gadis itu mengangguk kecil.

"Ada dua kemungkinan yang buat aku berjodoh sama kamu tapi aku jelas bukan jodoh kamu, maksudnya garis jodoh aku tuh kamu yang udah ditentuin sama maha kuasa tapi garis jodoh kamu bukan aku," Jenderal menjeda sedangkan Lana perlahan mulai memahami.

"Setahun dua tahun kita nikah terus tiba-tiba ada suatu masalah atau mungkin kesalahpahaman yang buat kita pisah akhirnya beberapa tahun kemudian kamu menemukan orang yang baru yang ternyata itu adalah jodoh kamu yang udah digariskan oleh tuhan, "

Jenderal Dan Semesta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang