Chapter 8: Lisa beraksi! Franz Tetep Pilih Marry.

25 0 0
                                    




Kali ini kita akan melihat aksi Lisa merebut Franz yang digagalkan dengan menjadinya tangkuban perahu ... maap, mari kita lihat saja seutuhnya di Plaza Jordano.

"Hai Mer, lo lagi ngapain?" Tanya Lisa di lorong luar kelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Hai Mer, lo lagi ngapain?" Tanya Lisa di lorong luar kelas.

"Oh ini nih mau ngumpul untuk kelompok gua."

"Denger yah Mer, yang pantes sama Franz itu gue bukan lo." Ucapnya itu membuat Meri bangkit berdiri. 

"Maaf yah Lis, gue ga mau bahas yang ga ada hubungannya sama pelajaran."

Lisa dan geng yang ditinggalkan tetap menyemangati Lisa untuk merebut Franz. "Pokoknya Franz harus jadi milik gue."

"Tenang Lis, lo bisa kok rebut dia," ucap Ria.

"Kita selalu di sisi lo Lis." Kiki menyemangatinya dan dirinya semakin semangat untuk melaksanakan tindakan kejinya.

Di kantin Meri membicarakan perihal perbuatan Lisa dan teman-temannya.

"Dih apaan banget deh dia tuh, maksudnya lo aja kagak pernah ada masalah sama dia," ucap Melly.

"Ga usah didengerin Mer orang ga jelas kayak gitu," ucap Kika.

Tidak lama kemudian Lisa dan geng datang untuk nyatakan perang kepadanya. "Meri, asal lo tau ya Franz itu cuman milik gue dan ga akan ada yang boleh jadi milik dia selain gue. Lo ngerti?" Lalu mereka pun pergi, dan meninggalkan Meri serta geng yang kesal.

"Apaan banget deh tuh si Lisa kagak jelas banget," ujar Nita. "Punya masalah kejiwaan kali yah tuh orang. Cranky banget."

"Tenang aja Mer, kita ga bakal biarin lo sendirian," Ucap Fitri.


...


Saat putri Dewi melihat hubungan antara Meri dan franz melalui bola ajaibnya, semakin geramlah dia karena dia merasa semakin tersaingi. "Dia bener-bener udah selangkah lebih maju dibanding gue." 

Bu Scholas yang melihat hal itu dari belakang berusaha mencoba putri Dewi mengerti.

"Yang Mulia, tolong. Meri itu anak yang baik, dan ga pernah buat masalah. Kalau memang masa tuan putri sudah berhenti untuk menjadi legenda harus tergantikan, maka biarlah itu terjadi sesuai kehendak Tuhan. Biarkan murid-murid harapan kita yang menggantikan sebagai bentuk regenerasi."

Namun Putri Dewi yang sudah terbawa kebencian dan emosi memberi pinta. "Ga akan ada yang bisa bebas dari murka putri Dewi. Ga ada yang boleh saingin ato bahkan gantiin posisi saya!"

Lalu dia pergi ke ruangan bawah, meninggalkan bu Amora dan Scholas yang tidak habis pikir dengan tindakannya.

Sesampainya dia di ruangan yang penuh dengan alat uji coba praktik ala laboratorium itu, dia bergegas mengambil buku di rak, mencari referensi cara menyingkirkan Meri. "Gue akan selalu menjadi nomor satu. Ga ada yang boleh nandingin gue."

Plaza JordanoWhere stories live. Discover now