Capítulo 23 : el último diablo

700 69 31
                                    

Chapter XXIII : The Last Devil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter XXIII : The Last Devil

"In every person, there is a doer and a devil. With every passing days, the doer dies and a devil has to rise." —Santosh Kalwar

.

.

.

Sesapan terakhir krim kaya lemak itu menyentuh kerongkongan Jun. Legit. Namun tak selegit senyum si pemuda Beta yang tak henti menatap penuh rasa kagum di sebrang kursi.

Ditambah segala kemilau dan kemewahan yang disandang El Fuego sebagai "The City of Light", Jun setuju jika tempat kelahirannya menyimpan segudang kejutan yang tak pernah ada duplikatnya entah di La Cascada dan di kota manapun. Termasuk secangkir coffe latte yang jauh dalam benak sebelumnya akan sulit dinikmati. Sebab apapun bentuk momennya, jika dilalui bersama seseorang yang dicinta akan menjadi catatan kisah paling indah tak terganti.

Aiden Minghao Lacerta, pemenang yang berhasil membuat Dorado tampan berpaling dari kehidupan sebelumnya. Terutama sejak kepindahan ke El Fuego sudah terbayang hari-hari yang akan dihabiskan bersama. Bukan lagi nyaman, namun Jun sudah tepat memilih ke rumah mana ia pulang.

"Kau tahu, Aiden? Selama hidup aku tidak pernah merasa sebahagia sekarang."

"Biar kutebak, pasti karena kau kembali berkumpul dengan Ibu dan keluargamu."

Bibir tipis Jun menggores senyum. "Sebut aku anak durhaka, tapi alasan utama mengapa aku ingin hidup di kota ini tentu karenamu. Dan inilah yang kurasakan sekarang, bahagia lantaran bisa menggenggam tangan dan melihat senyum manismu. Siapa yang menyangka jika aku akan jatuh sedalam-dalamnya pada klienku. Bukankah aku adalah pria murahan pernah bertahan hidup karena uangmu dan berharap dapat memiliki isi hatimu?"

"Faktanya kau sudah memilikiku, Javiero. Aku bukan seseorang yang dengan sukarela melewatkan hal yang aku inginkan. Bukankah kita saling mengisi? Kau habiskan uangku, aku pun ingin menghabiskan harta yang kumiliki. Bahkan jika bisa ditukar dengan diriku sendiri akan aku tukar, sebab persoalan cinta bukan tentang materi, melainkan hati."

"Kau membuatku gila, Ai," genggaman keduanya mengendur. Meloloskan jemari sang Alpha yang kini berganti mengelus dagu dan bibir pria Beta penuh hasrat. Mengecupnya dalam dan intens di detik waktu yang singkat. "Segala hal tentangmu membuatku gila."

"Bercerminlah, anak nakal. Kau pun sama menyebalkannya sudah membuatku gila. Oh ... atau memang semua Dorado terlahir sama? Adikmu pun sama bodohnya jika menyangkut kekasihnya. Betapa beruntung aku mendapatkan pria langka seperti dirimu, Javiero."

"Kau benar. Aku sangat langka karena Dorado yang mencintaimu hanyalah aku. Tidak ada Dorado lain."

"Jika demikian tak bisakah kau pindah ke rumahku? Atau kau ingin aku belikan rumah baru yang jaraknya lebih dekat dengan rumah sakit? Setidaknya kau bisa memantau Nyonya Yuri setiap waktu. Begitupun kita memiliki banyak kesempatan untuk bertemu."

LluviaWhere stories live. Discover now