Who is who??

928 130 26
                                    

Malam itu, malam yang normal-normal saja di House of Lamentation, demon brothers sedang berkumpul bersama untuk menikmati film, film horror di ruang keluarga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Malam itu, malam yang normal-normal saja di House of Lamentation, demon brothers sedang berkumpul bersama untuk menikmati film, film horror di ruang keluarga.

Satan yang biasa saja, Leviathan yang malah sibuk dengan gamenya, Mammon yang pura-pura nggak takut, sampai Belphegor yang malah ketiduran.

Semuanya normal walau dengan cuaca yang kurang mendukung, hari ini Devildom sedang dilanda hujan deras disusul petir bergemuruh.

"Lucifer masih belum pulang nih?" Tanya si nomor 5, Asmodeus.

"Aku rasa dia sedang mengurus laporan Lord Diavolo, tunggu saja." Jawab si nomor 6, Beelzebub.

"Hee..? Padahal ini sudah malam, loh."

Seperti biasanya Lucifer, si nomor 1 belum pulang karena sedang direpotkan oleh Diavolo.

Semua kembali menikmati film dengan tenang, kecuali Mammon, si nomor 2 yang terkadang berteriak karena adanya jumpscare.

"Mammon kau takut? Jika iya kita ganti saja filmnya." Kau prihatin dengan Mammon yang sudah berkeringat dingin sedari tadi.

"Ha-hah??!? Tentu saja tidak! Tidak ada yang bisa membuat Mammon-sama takut!!" Ya, seperti biasa dia keras kepala.

"Tapi kau sudah keringat dingin."

"Biarkan saja (MC), Mammon sok kuat." Ujar si nomor 3, Leviathan.

"Heh!! Siapa yang kau sebut sok kuat!?!?"

"Kau, memangnya siapa lagi? Kau pura-pura kuat supaya (MC) terkesan, padahal kau benci film horror."

"Aku tidak sedang membuat (MC) terkesan!!" Elak Mammon.

"Bisakah kalian berhenti? Suara filmnya jadi tidak terdengar." Kau sendiri mencoba untuk melerai mereka.

"Biarkan saja mereka (MC)."

"Hee? Kau tidak takut, Satan?"

"Tidak ada yang menakutkan dari film ini, aku hanya penasaran siapa dalang pembunuhan anak-anak panti itu."

"Sebutan 'detektif Satan' memang pantas untukmu, ya."

Film masih berputar, menampakkan adegan seorang detektif dan asistennya yang sedang menelusuri TKP. Atmosfer ruangan memberat seiring dengan diperhilatkannya adegan-adegan ganjil dalam film.

Sang detektif dan asistennya terus saja diganggu oleh makhluk yang tak kasat mata, angin kencang berhembus, benda-benda bergerak dengan sendirinya, kicauan burung hantu, lolongan serigala. Kedua pemeran sampai di wilayah ruang makan dengan meja panjang dan deretan kursi, ruangan ini memiliki interior kuno dengan 'jam kukuk' tergantung didinding.

Lampu Chandelier menjadi satu-satunya penerangan dalam ruang makan, dentingan jam mengisi ruang sunyi.

Sebuah suara yang seperti lantai kayu digaruk oleh kuku terdengar di atas kepala kedua pemeran.

Therapist! | Obey me! Shall we date? Where stories live. Discover now