18. Gelas

1.8K 173 46
                                    

[I M M O D E R A T E🍷]

Hai apa kabar kalian? Baik-baik aja kan? Semoga tetap baik ya.

***

"Awas. Minggir."

Marvin yang masih menunduk memilih minuman dingin di kulkas sontak menegakkan tubuhnya.

Kantuk yang sebelumnya mendera kini telah menguap karena percikan kekesalan yang diberikan adiknya.

"Sungguh Carl? Ini masih terlalu pagi untuk bertengkar." Sebelah alisnya terangkat karena heran dengan sikap sang adik.

"Siapa yang mengajak Kakak bertengkar. Aku hanya menyuruh minggir. Kakak menghalangi pintu kulkas." Ketus Caroline dengan wajahnya yang terlihat dilipat.

Sejak kemarin hati Caroline sedang uring-uringan. Bahkan sampai terbawa hingga ia terbangun. Sebab benda pipih itu tak kunjung mendapatkan balasan dari sosok yang ditunggu.

Sialan memang dia. Bagaimana bisa tiba-tiba menghilang tidak memberi kabar. Dan bodohnya lagi, Caroline malah mengirimkan pesan teks untuk menanyakan kabar lelaki itu.

Tanpa menimpali Marvin pun menurut dengan memindahkan tubuhnya untuk sedikit menyingkir. Sungguh ia tidak berani untuk membuat singa mengamuk. Karena ketika Caroline marah, itu sangat menakutkan.

Jadi Marvin lebih mencari aman agar dia tetap hidup.

"Kau sedang datang bulan ya?" Tanya Marvin dengan hati-hati.

"Kenapa? Kakak mau mengatakan kalau aku sedang marah-marah?" Sahut Caroline kesal menggunakan nada tinggi.

Marvin yang mendapatkan balasan seperti itu dengan cepat menggelengkan kepala.

"Tidak. Kau tidak marah-marah. Bahkan nada bicaramu sangat lembut dari tadi." Sarkasnya.

Caroline berdecak lalu menutup pintu kulkas setelah mengambil jus jeruk yang ada dimasakan berbungkus kotak.

"Jangan menggangguku."

Sedangkan Marvin menggerutu di hati. Dih, siapa yang mengganggunya. Untung dia memiliki kesabaran yang luar biasa untuk menghadapi adik satu-satunya itu.

Caroline tak kunjung meminum jus jeruk miliknya. Meski sudah beberapa saat lalu ia menancapkan sedotan ke dalam lubang yang disediakan.

Sesekali ia melirik ponsel. Sayangnya masih sama. Ponselnya tak kunjung menyala untuk menampilkan notifikasi.

Akibatnya kekesalan yang sedikit reda kini semakin tak terbendung. Ia pun membawa kotak jus itu mendekat pada bibirnya, menandaskan dalam sekali minum sebelum menghentakkan keras ke atas meja.

"Dasar sialan.!!"

Marvin terkejut bukan main. Lelaki itu bahkan tersedak ketika menikmati minuman kalengnya.

"Kau ini ada apa sih?!" Kesalnya dengan mata yang berarir.

"Kenapa? Kau ingin marah padaku juga?"

"Kau yang marah. Sejak tadi aku sudah berusaha sabar menghadapimu. Tapi tingkahmu ini sangat memuakkan." Balasnya tak kalah emosi

Perempuan itu terdiam. Amarah yang sebelumnya meluap kini telah teredam seperti tersiram es yang sangat dingin.

Ditutupnya kedua kelopak matanya sejenak sebelum membukanya kembali.

"Maaf. Suasana hatiku sedang buruk hari ini."

"Hmm." Balas Marvin singkat dengan menipiskan bibirnya.

IMMODERATE (COMPLETED)Where stories live. Discover now