Dia tahu perbuatannya sangatlah salah, tapi dia juga tak mengerti kenapa dirimya selalu melampiaskan kekesalan dan amarahnya pada putra kecilnya yang tidak tahu apa-apa.
Apakah mungkin karena putranya itu mirip dengan pria yang melukainya? Ah, mungkin itu terdengar sangat egois dan tak masuk akal, mau bagaimana pun itu tetap putra yang sudah dia kandung selama 9 bulan bukan? Tapi setiap hati manusia siapa yang tahu.
"Tae-ya ... Maafkan Ibu ... Maafkan Ibu ... Ibu sungguh sangat minta maaf ... Untuk yang kesekian kalinya Ibu lepas kendali dan kembali menyakitimu ... Maaf ...." Tangis wanita itu sambil memeluk putranya.
"Kenapa kau harus menjadi putraku ... Kenapa kau tak lahir dari keluarga yang bisa menyayangimu ... Seharusnya kau lahir di keluarga kaya yang bisa memenuhi semua kebutuhanmu ... Maafkan aku karena kau terlahir dari rahim seorang wanita seperti ku, Taehyung-ah ...." Lanjutnya.
Wanita itu kini mencoba menenangkan putranya yang masih menangis hingga putranya tertidur.
Dan ketika paginya wanita itu memasukkan putranya yang masih tertidur pulas kedalam sebuah kotak tanpa tutup dengan beberapa perlengkapan milik putranya.
Wanita itu kini melepaskan kalung liontin miliknya lalu dia pakaikan pada putranya, tak lupa wanita itu menyimpan secarik kertas di dekat tangan putranya.
Setelah selesai wanita itu pergi membawa kotak berisi putranya itu ke sebuah panti asuhan yang letaknya cukup jauh dari apartemennya.
Wanita itu tampak melihat ke sekitar, setelah dirasa tak ada yang melihatnya, dia meletakkan kotak itu di depan pintu panti asuhan.
"Maafkan Ibu Taehyung-ah ... Ibu tak mau menyakitimu lagi ... Maaf ...." Lirih wanita itu sambil meneteskan air matanya lagi lalu pergi.
Hingga 2 jam berlalu, salah seorang suster di panti asuhan itu terkejut saat dia membuka pintu panti asuhan, dia melihat kotak yang berisikan anak berusia 1,5 tahun yang memiliki luka lebam di tubuhnya tengah terduduk sambil tertawa-tawa memainkan mainan yang ada di tangannya.
Suster itu tanpa sengaja melihat sebuah surat yang terduduki oleh anak laki-laki itu.
Perlahan suster itu menggendong anak itu lalu mengambil surat dan membacanya.
Isi surat itu bertuliskan : 'Selamat pagi, aku adalah ibu dari anak ini. Anak ini bernama Kim Taehyung, indah bukan? Itu adalah nama Ayahku yang sudah tiada saat aku masih kecil.'
'Kau mungkin bertanya kenapa aku dengan teganya membuang putraku sendiri, tapi perlu kau ketahui, aku masih muda dan putraku lahir dari hubungan gelapku bersama seorang pengusaha, jujur aku belum siap untuk merawatnya. Aku menyayanginya, tapi karena sebuah keadaan aku juga selalu menyakitinya, aku tak ingin terus menyakiti putraku sendiri.'
'Jadi kmohon ... Tolong rawatlah putraku ... Kumohon berikanlah kasih sayang yang tak pernah aku berikan padanya, mungkin suatu hari dia akan membenciku, tapi aku akan selalu menyayanginya di dalam hatiku. Terimakasih. Salam Kim Soora'
Tanpa berfikir panjang suster itu pun membawa anak laki-laki yang bernama Taehyung itu beserta kotaknya masuk ke dalam.
Namun, sebelum suster itu benar-benar masuk ke dalam suster itu bergumam, "Kau tak perlu khawatir, meskipun panti ini tidak terlalu besar, tapi kami akan sekuat tenaga mendidik dan memberikan putramu kasih sayang agar dia menjadi seorang pria yang bijaksana dan kuat suatu saat nanti. Kim Taehyung, kau memberikan nama yang indah untuk putramu, bahkan dia tak menangis saat kau meninggalkan nya di sini,"
.
.
9 tahun berlalu, kini anak yang bernama Kim Taehyung itu sudah berusia 10 tahun.
Taehyung tumbuh dengan penuh kasih sayang dari para suster dan saudara-saudara di pantinya karena dia tumbuh menjadi anak yang jujur dan baik.
Sering kali dia membantu para suster, dia juga selalu lembut dan menyayangi saudara yang lebih muda darinya.
Seperti saat ini, dia membatu suster yang bertugas untuk menjemur pakaian di halaman belakang.
"Taehyung-ah, ketika selesai nanti pergilah makan, sedari pagi kau selalu membantu kami dan belum sarapan!" ujar salah satu suster dengan sedikit berteriak karena jarak mereka sedikit jauh.
"Iya, aku akan segera menyelesaikan pekerjaanku lalu makan bersama kalian!" teriak Taehyung juga.
Taehyung yang berusia 10 tahun itu pun dengan senang kembali melanjutkan pekerjaannya menjemur pakaian dia dan saudara-saudaranya.
Taehyung menghembuskan napasnya, "Akhirnya selesai juga," gumam Taehyung sambil mengelap keringat yang ada di dahinya, "Apa yang suster masak hari ini? Kenapa harum sekali? Ah perutku menjadi lapar." Lanjutnya sambil mengelus perutnya.
Saat dia hendak mengangkat ember tetiba dia terkejut karena ada bola yang melayang melewatinya dan mengenai sebuah gudang penyimpanan yang terpisah dari rumah utama panti yang tak jauh dari posisi dirinya saat ini.
"Kenapa dia harus menendangnya jauh sekali sih," kesal seorang anak laki-laki yang mungkin usianya lebih muda dari Taehyung yang kini berlari untuk mengambil bola itu.
"Kinho-ya, jangan menendang terlalu jauh ketika bermain di halaman, bolanya akan tersangkut di atas pepohonan nanti," tegur Taehyung, "Tapi bukan aku yang menendangnya Hyeong, Jeongmin Hyeong yang menendangnya," ujar anak yang di panggil Kinho itu.
Taehyung menghela napasnya, "Hyeong, jangan menghela napas seperti itu, kau terlihat seperti pak kepala panti," canda Kinho.
"Biar aku saja yang mengambilnya, di sana banyak ranting pohon, kau sedang memakai celana pendek nanti kakimu terluka,"
"Hyeong, kau sangat baik," ujar Kinho sambil memeluk singkat Taehyung.
Setelah itu Taehyung pun mencoba meraih bola plastik yang terpantul ke celah-celah ranting pohon. Taehyung sedikit kesusahan saat hendak mengambil bola plastik itu, namun akhirnya dia mendapatkan kembali bola plastik itu dengan paksa.
"Ini, katakan pada Jeongmin untuk tidak menendangnya dengan keras lagi," ujar Taehyung sambil memberikan bola yang ada ditangannya pada Kinho.
"Tapi Hyeong, tanganmu ...." Lirih Kinho ketika melihat tangan Taehyung yang banyak terdapat luka goresan, dan bahkan ada yang sampai berdarah, "Sudah, tak apa, aku akan mengobatinya nanti sebelum makan siang, saat akan makan siang nanti jangan lupa untuk membersihkan tangan dan kakimu," ujar Taehyung sambil mengelus kepala Kinho.
"Baik, Hyeong juga harus makan siang tepat waktu, aku tadi mendengar suster Lee mengatakan Hyeong pagi tadi tidak sarapan karena terlalu sering memban-"
"Aku mengerti, berhentilah memasang wajah seperti itu," potong Taehyung yang melihat wajah Kinho yang seperti hendak menangis.
Tak lama terdengar suara keras dari dalam gudang.
.
.
.
To be continued prolog 2 ....
Jangan lupa vote dan komen yaa ...
Dana/Gopay : 083116782179
Oh iya kalo ada yang mau ngasih aku traktiran boleh bangett hehe, seikhlasnya aja juga gpp buat bantu aku beli kuota dan biar makin semangat nulis ceritanyaa😔🙏🏻 ... Makasih banyak yaaa udah baca dan dukung cerita akuu🥺🤗
YOU ARE READING
Search | VSOO | (HIATUS)
FanfictionSeorang pria bernama Kim Taehyung yang mencari keberadaan kedua orang tua kandung yang sudah menelantarkannya dan juga seorang gadis bernama Kim Jisoo yang dulu pernah bersama nya. PERINGATAN : ⚠️21+ mohon dibaca dengan bijak🙏🏻⚠️ 📍STATUS : HIATUS
Prolog 1
Start from the beginning
