Pertemuan Ke-2

1.4K 95 6
                                    

Sebuah permata tidak akan
dapat di poles tanpa gesekan,
Demikian juga seseorang tidak
akan menjadi sukses tanpa tantangan.

Nesya Syareefa

🎵🎵🎵



Sejak kejadian di bis itu. Nesya belum pernah sekalipun melihat pria yang menolongnya itu. Ia tidak pernah bertemu di bis lagi, juga tidak bertemu di perumahan Pandawa. Entahlah... ia akan membayar hutangnya dengan cara bagaimana. Ia juga lupa tanya nomor rumah yang pria itu tempati.

"Bodoh banget gue..." gerutunya saat ia berjalan hendak membeli nasi goreng.Tiap hari masak terus, rasanya sekali kali ia pengin merasakan makanan di luar perumahan ini.

Rumah bu Yetti yang besar itu mempunyai pafiliun khusus untuk para pembantu, dan kebetulan ada 1 kamar kosong, Nesya menempati di kamar itu, tapi bu Yetti tidak mengizinkan Nesya melakukan pekerjaan sebagai pembantu, ia benar benar pyur ngekos, dan bayar bulanan, itu semua juga karena Nesya yang memaksanya.

Awalnya Yetti menempatkan  Nesya di kamar tamu dan tidak memperbolehkan Nesya untuk bayar bulanan, tapi Nesya menolaknya dan meminta di tempatkan di kamar pembantu saja. Setelah beberapa kali berdebat akhirnya bu Yetti mengalah.

"Malam neng Nesya... mau kemana..??" Tanya seorang satpam jaga yang sudah mengenal Nesya. Mengingat Nesya sudah 5 tahun ngekos di rumah ibu Yetti. Ia jadi teringat awal bertemu dengan bu Yetti. Sebenarnya rumahnya bukan kos kosan, ia hanya menerima Nesya karena waktu itu Nesya telah menolongnya dari perampok.

Waktu itu kejadiannya tepat di depan mall, Nesya baru saja datang ke kota itu, ia berjalan mencari tempat kos kosan yang tidak mahal. Tak sengaja ia melihat seorang wanita yang sedang di todong pisau oleh 2 orang preman bertubuh besar.

Tanpa peduli apapun, Nesya berlari kearah wanita itu dan meninggalkan kopernya di sebrang jalan. Untung saja sebelum kesini ia sudah di bekali ilmu bela diri oleh ayahnya yang notabene jago silat itu.

Buugghhh...!!!

Dengan cekatan Nesya menghajar 2 preman itu, tubuhnya yang kecil membuatnya gesit dalam menghindari 2 preman itu. Tapi namanya manusia, tidak ada yang hebat dalam segala hal, Nesya kehilangan keseimbangan saat menghindar dari serangan pria di depannya.

Bugghhh !!!

Al hasil ia kena bogem mentah dari preman satunya. Dan itu berhasil membuatnya tersungkur. Ia mengelap kasar sudut bibirnya yang keluar darah segar dari luka bogeman tadi.

Tidak menyerah, Nesya kembali berdiri dan mengahajar 2 preman itu sampai benar benar mereka kalah.

"Badan gede gini kok malak...!! Kerja bang... yang tua aja masih mau berdagang. Ini abang masih muda sehat juga kok malah ngrampok..!!" Nasehat Nesya saat ia berhasil membuat lawannya tergelepar tak berdaya.

Kemudian Nesya berlari menuju wanita tadi, sebelumnya ia mengambil tas yang sudah di ambil oleh 2 preman tadi. Dan berakhirlah Nesya di rumah bu Yetti sampai sekarang. Nesya pernah berniat untuk pindah cari kosan lain, tapi bu Yetti tak pernah mengizinkannya. Alasannya karna ia tak punya anak perempuan, jadi bu Yetti sudah menganggap Nesya seperti anaknya sendiri. Anaknya bu Yetti ada 2, putra semua. Dimas dan Imam.

Usia mereka lebih muda dari Nesya. Keduanya juga sering main ke kamar Nesya hanya untuk makan masakan Nesya atau sekedar bercerita tentang apapun. Begitu juga Nesya, saat libur kerja, ia menyempatkan diri untuk membantu bu Yetti memasak atau menyiram tanaman kesukaannya bu Yetti.

"Malam juga bang... aku mau beli nasi goreng di depan bang. Abang mau...? Nanti biar aku beliin." Tawari Nesya.

"Ah.. yang bener neng...???" Tanya satpam jaga. Tertulis di nametagnya SUYATNO namanya.

My Lovely Neighbour (TAMAT)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz