7: Di rooftop sekolah

17 3 2
                                    

Jin Sangah yang mendadak menghilang dari kelas dan membuatnya dicari keberadaannya oleh teman kelasnya kini terlihat menyendiri. Ia berada di rooftop sekolah dan merelakan dirinya di bawah sinar matahari yang ada di atas kepalanya seolah-olah menyerahkan diri secara sukarela. Jika orang lain memilih untuk menyembunyikan diri dari sinar matahari yang membakar kulit, maka ia melakukan hal sebaliknya.

Rooftop sekolah yang tidak ada tempat untuk berteduh dan berhadapan langsung dengan langit cerah yang terbentang luas menjadi saksi atas keberadaan Sangah siang ini. Ia berdiri di belakang pembatas besi dan menggenggam pegangan besi dengan telapak tangan yang tidak bertenaga. Gadis itu mengarahkan pandangannya ke halaman sekolah dengan pikiran kosong. Sorot matanya memperlihatkan hatinya yang hampa dan hening, bersamaan dengan suasana hatinya. Kerut matanya memperlihatkan kesedihan yang menggores hati lembutnya. Untuk saat ini, ia tidak memikirkan apapun yang terlintas sejenak dalam kepala.

Ia tahu dan sadar saat ini waktu istirahat telah berakhir. Bel tanda dimulainya pelajaran pada sesi berikutnya menggaung di indera pendengaran gadis itu. Ia tahu saat ini kelas telah dimulai. Ia tahu seharusnya ia berada di kelas dan mengikuti pelajaran Sejarah bersama teman-temannya. Namun ia memilih untuk membolos. Ia keluar dari kelas dan semakin menjauh dari tempat itu. Puluhan anak tangga ia tempuh hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk berhenti di rooftop.

Saat ini, perasaannya sungguh bercampur aduk dan ia tidak bisa memisahkannya karena sulit untuk melakukannya. Hatinya tidak stabil. Ia merasa sedih, menyesal, marah, kesal, dan terkejut. Semua perasaan itu membuatnya seperti dihantam oleh puluhan batu berukuran besar dan terasa keras dalam waktu bersamaan. Hatinya sangat sakit dan perih ketika menyadarinya.

Tak ubah rupanya Sangah yang selalu bersikap tenang di hadapan orang lain, perasaan campur aduknya juga tidak ia tunjukkan kepada orang lain. Ia sengaja menjauh dari semua orang yang mengenalnya dengan baik bahkan tidak sadar bahwa ia menyembunyikan semuanya. Namun keberadaannya di tempat tanpa atap seolah ingin menunjukkan pada langit luas yang terbentang dari segala penjuru bahwa ia merasakan hal itu.

Perlahan, lututnya mulai melemah. Pegangan pada pembatas besi yang ia genggam dengan erat seolah tidak mampu untuk menahannya sedikit lebih lama. Ia perlahan menjatuhkan diri namun sempat ditahan gravitasi Bumi. Kakinya tidak sanggup lagi untuk bertahan. Gadis itu tumbang.

Di detik itu, terdengar suara tangisan yang pecah berkeping-keping. Perasaannya yang bercampur aduk pada akhirnya meluap karena tidak bisa lagi menampungnya. Sangah menangis dengan hati yang terasa pedih dan berat. Ia menumpahkan semua perasaannya melalui isak tangis. Di hadapan langit musim panas yang cerah seolah menghukumnya, ia mencurahkan segala isi hatinya dan ingin didengarkan pada matahari yang bersinar tanpa mengenal kata padam.

"Aku memang kutukan dan pembawa nasib buruk," batinnya dengan hati yang bergejolak. Baginya, semuanya terasa kacau.

Terjadi lagi untuk keempat kalinya, skandal yang terjadi kepada Seungho adalah karena dirinya. Hingga saat ini, gadis itu masih memikirkannya. Berita tertangkapnya aktor naik daun tersebut di kediamannya muncul di artikel teratas situs Never, oleh karena itu juga ia bisa membacanya saat jam istirahat masih berlangsung.

Ia tidak menyangka bahwa karakter fiksi yang dibuatnya benar-benar terjadi secara nyata. Ia membuat karakter Seungho sebagai orang yang baik hati, namun ternyata kebaikannya menyembunyikan sisi gelapnya. Takdir yang terjadi padanya sungguh kejam dan ia merasa sungguh pantas untuk menyalahkan diri sendiri.

*

Di kelas 3-2, Pak Kim yang sedang menjelaskan materi pelajaran pada siang ini tidak tertarik dengan keadaan murid-muridnya. Dari mejanya, ia bisa menghitung berapa banyak siswa yang memperhatikannya dan berapa banyak siswa yang tidur di jam pelajarannya. Ia juga tidak peduli apa yang terjadi kepada mereka yang sudah terlelap di atas meja. Ia sudah terbiasa dan hal yang ia tahu siswa itu cukup hadir di kelasnya saja walau tidak tahu apapun.

✅Jinx : The Great Destroyer | BTOB x OC x N.Flying FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang