Bittersweet - 1

2.8K 149 17
                                    

Seorang gadis terlihat begitu sibuk dengan baju-baju di depannya.

"Udah biar gue aja, lo istirahat gih." Suara itu membuatnya menoleh.

"Yang sakit itu elo, kenapa jadi gue yang di suruh istirahat ?" Ujar gadis itu lalu melanjutkan kembali kegiatannya.

"Gue ngga mau lo ikut sakit."

"Ngga akan." Sahutnya yakin.

"Ndin.. gue pulang ke rumah gue kan ?" Tanyanya hati-hati.

"Jangan dulu deh, gue khawatir sama lo."

"Gue akan jaga diri baik-baik."

"Nadia... gue tau lo ngga seceroboh gue, dan gue percaya lo ngga akan bertindak bodoh. Tapi gue tetap khawatir, lo itu baru sembuh." Nadia menghela nafasnya pelan, percuma berdebat dengan Andin.

"Andini Prameswari, ngga ada yang bisa nolak kalau lo udah mau."

"Pengecualian untuk satu orang." Andin tersenyum mendengar kalimat terakhir Nadia, sepupunya.

"Kalau soal itu, gue yang ngga bisa nolak dia, Nad."

*****

Andin POV

Hari ini aku tidak fokus pada materi yang sedari tadi hanya menumpang lewat di telingaku. Sungguh kelopak mataku terasa berat dan Aku ingin sekali tidur!

Setelah mati-matian menahan kantuk di kelas, akhirnya saat kelas selesai aku memutuskan untuk berjalan-jalan di taman belakang kampus sambil menunggu jam kuliah selanjutnya.

Aku terduduk di bangku dimana di atasnya terdapat pohon yang cukup besar, rasanya segar apalagi saat semilir angin menyapa setiap helai rambutku dan aku refleks memejamkan mataku menikmati suasana yang begitu damai. Namun tidak bertahan lama karna aku terganggu suara-suara mahasiswi lain yang aku sudah tau apa penyebab mereka berteriak histeris.

"Nunggu hari selasa lama amat sih, ngga tau apa gue udah pengen ketemu sama Mr. Aldebaran." Aku memutar bola mataku jengah, kenapa perempuan di kampus ini begitu mengidolakan dosen bernama Aldebaran? Laki-laki sedingin es.

"Ndin kita tukeran yuk, hari ini dia-"

"Kalian ada gila-gilanya juga ya, mana bisa begitu." Setelah mengatakan itu aku berlalu dari hadapan mereka yang menatapku tidak percaya, lagian mana bisa tukeran kelas, ujarku dalam hati. Sedetik kemudian aku sedikit menyesali perkataanku yang terkesan ketus, namun sungguh kali ini aku sedang sangat lelah dan mengantuk tentunya.

Kelas sudah di mulai, mataku terus ku paksa untuk terbuka dan menyimak semua kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut si idola kampus, Mr Aldebaran Pradipta.

Aku tidak pernah sekalipun memperhatikannya di kampus ini atau lebih tepatnya aku pura-pura tidak memperhatikannya, tapi harus ku akui ia sangat tampan dan pintar tentunya karna di usianya yang terbilang muda, dia sudah menjadi dosen disini.

"Ada yang mau di tanyakan ?" Teman di sebelahku nampak mengangkat satu tangannya, dan dosen itupun mengangguk. Ya, katanya lagi-lagi dengan nada cool nya.

"Andin katanya suka sama Mr Al" Habislah dia di soraki teman satu kelas, bagaimana tidak, pertanyaan yang lebih tepatnya sebuah pernyataan itu terdengar menggelikan di telinga kami. Aku ikut menutup kedua telingaku seperti dia. Sedetik kemudian tatapanku berubah menjadi kesal karna aku baru sadar kalau aku juga ikut di permalukan disini. Ya! Aku baru sadar, entahlah kenapa aku jadi lemot begini.

"Mr Al udah punya pacar belum ?" Teman-temanku terus saja menggoda si idola kampus.

Mr Aldebaran tidak menjawab kemudian dia berpamitan meninggalkan kelas.

Tbc...

Hai, apa kabar ?
Aku dateng lagi, kali ini dengan cerita super pendek yang cuma ada beberapa chapter, sekarang aku juga lagi nulis 2-3 chapter terakhir :')
Biar ga jadi kebiasaan gantung-gantung cerita hihi, bantu support yaaa, thanku❤️

Bittersweet Donde viven las historias. Descúbrelo ahora