12

1.9K 120 1
                                    

Pagi ini Jaemin terbangun dengan kondisi badan yang pegal, terutama bagian pinggul dan bawahnya. Ia coba mengingat apa yang terjadi semalam, saat ia mengingatnya, ia langsung membolakan matanya lalu tiba-tiba ia merasakan tangan yang merangkul pinggangnya dari belakang, memutuskan untuk menoleh, Jaemin terkaget-kaget saat seseorang yang di belakangnya saat ini adalah sahabatnya sendiri, Jeno.

Dengan wajah yang masih terlihat mengantuk, lalu mata yang terpejam erat, dan badannya yang sedikit menindih badan Jaemin, menganggap Jaemin seperti gulingnya.

Karena tidak ingin mengganggu tidur Jeno, Jaemin memutuskan untuk bergerak mengendap-endap turun dari kasur agar Jeno tidak menyadarinya, tapi naas, ternyata Jeno sudah mengetahui terlebih dahulu saat ia ingin memindahkan posisi kaki Jeno yang menindih kakinya sendiri.

Jeno mengeratkan rangkulan tangannya di pinggang Jaemin agar Jaemin tidak bisa bangun, membuat Jaemin menghela nafasnya.

"J-jen... aku mau mandi..." cicit Jaemin sambil meremas sprei yang masih menutupi tubuh tanpa pakaiannya.

"Lalu?" tanya Jeno sambil menggesekkan hidungnya di area leher Jaemin membuat Jaemin risih dan merasa geli.

"L-lalu... a-aku ingin pulang. A-aku takut Bunda mencariku."

Jeno tidak berhenti mengendus dan menggesekkan hidungnya di area leher Jaemin, ia sangat gemas dengan sahabatnya yang satu ini, rasanya ia ingin memiliki Jaemin hanya untuk diriny-upsie.

"Aku akan mengantarmu."

"A-aku bisa sendiri, k-kok." tolak Jaemin halus.

"Kalau begitu tidak boleh pulang jika bukan aku yang mengantarmu."

Menghela napas, Jaemin pasrah, ia hanya menganggukan kepalanya lalu langsung bangkit dari atas kasur menuju kamar mandi Jeno yang terletak di dalam kamar itu juga.

Jaemin tidak sadar akan satu hal, oh atau mungkin lebih tepatnya tidak mengingat bahwa ia... telah menyatakan perasaannya pada Jeno semalam.

---

Jeno dan Jaemin telah selesai bersiap, kini mereka sudah berada di dalam mobil Jeno, tujuan mereka tentu saja untuk mengantar Jaemin pulang ke rumahnya, untung saja ini sudah jam delapan lewat, sudah bisa dipastikan bahwa Ayah Jaemin telah berangkat ke kantor. Jadi Jaemin tidak perlu bersusah payah untuk menjelaskan kejadian kemarin kepada Ayahnya.

Jaemin hanya diam saat berada di dalam mobil, tidak ada niatan untuk membuka suara atau memulai pembicaraan karena sangat tidak mungkin kan mereka tidak canggung karena kejadian semalam??? Jaemin saja masih canggung jika harus berbicara duluan pada Jeno, tujuan ia saat ini hanya satu, menghindari Jeno untuk sementara.

Saat telah sampai di rumah Jaemin, Jaemin tidak menawarkan Jeno masuk, ia hanya berucap terimakasih tanpa melihat Jeno setelah itu tangannya bergerak membuka pintu mobil, tapi sebelum tangannya mencapai pintu, Jeno menahan tangannya.

"Na?" panggilnya.

Jaemin hanya menjawab berdeham saat Jeno memanggilnya.

"Soal semalam, kau serius?" tanya Jeno dengan tangan yang masih setia memegang sebelah tangan Jaemin.

"Hah? Semalam yang mana?" bingungnya. Ia menatap Jeno, memang semalam ia berbicara apa? Ada yang aneh kah? Semoga saja perkataan yang keluar dari mulutnya semalam tidak membuat masalah yang besar.

"Kau bilang, semalam kau menyukaiku." Jaemin yang mendengar itu sangat terkejut, astaga mau ditaruh di mana setelah ini wajahnya? Ia sangat malu sekarang. Kenapa ia sampai bisa berkata seperti itu sih??? Ia hanya ingin memendam perasaan ini sendirian saja, walaupun ia merasa tidak yakin jika akan kuat.

JUST FRIENDOn viuen les histories. Descobreix ara