"Iya Yujin, kenapa?"

"Apa terjadi sesuatu sama Jihoon?"

Sungchan sejenak terdiam, ia berfikir apakah ia harus menceitakan apa yang terjadi kemarin atau dia harus tetap diam.

"Chan?!"

"Eh iya, gue gak tau Yujin, dari tadi malem Jihoon udah muram aja eksperinya. Gue ajak ngomong juga dia cuma diem terus."

Dengan tidak menceritakan semua yang ia ketahui, mungkin dapat menjadi kesempatan walaupun kecil untuk mendekati Yujin saat hubungan Yujin dan Jihoon sedang renggang.
Toh memang benar tak seharusnya Sungchan ikut campur dengan masalah orang lain.

"Gue ada bikin salah apa gitu? Lo tau nggak?"

"Gue gak tau Yujin, lo tanya aja sendiri, gue takut salah ngomong."

"Mau tanya gimana Chan, dia gak mau angkat telfon gue!"

Setelah berbincang beberapa saat akhirnya telfon ditutup, sambil menghisap batang rokok Sungchan berfikir apakah yang ia lakukan ini benar, apakah ia tidak terlalu egois melakukan ini. Sungchan terus berfikir hingga memghabiskan satu batang rokok yang ia pegang, ia merasa telah melakukan hal yang salah tapi apa boleh buat menurutnya tak ada kesempatan lain kecuali saat ini.

🐼





















Siang hari setelah selesai mengemas kimbab yang ia buat, Yujin memutuskan untuk tetap pergi kerumah sakit menemui Jihoon walaupun Jihoon melarangnya.
Yujin ingin memdapat penjelasan apa yang sebenarnya terjadi.

Yujin masuk ke kamar inap Jihoon, ia segera meletakkan tempat bekal yang berisi kimbab itu di meja samping ranjang Jihoon.

Jihoon tertidur, Yujin duduk disampingnya, meraih takangan Jihoon kemudian mengenggamnya sambil terus menatap wajah kekasihnya yang sedang tertidur pulas.

Saat merasakan tangannya digengam Jihoon mulai bangun, dengan segera ia manrik kencang tangan yang digenggam Yujin hingga infus yang terpasang di punggung yangannya itu terlepas dan mengelurkan darah.

"Berdarah kan jadinya," Yujin meraih tangan itu lagi.

Jihoon kembali menarik tangannya, ia tak perduli dengan darah yang terus keluar dari bekas jarum infus.

"Aku panggilin suster dulu, biar dipasangin lagi infusnya."

"Gak usah."

Yujin tak menghiraukan perkataan Jihoon, ia mulai berjalan keluar untuk memanggil suster.

"Gue bilang gak usah Yujin!" Suara Jihoon meninggi.

Yujin menoleh, "gak usah gimana, orang tangan kamu berdarah gitu."

"Udah gak usah repot - repot ngurusin aku, nanti biar Sungchan aja. Kamu mending sekarang pulang aja, aku udah bilang kan kamu gak usah kesini."

Yujin tak menghiraukan perkataan Jihoon yang sebenarnya menyayat hatinya itu, ia segera bergegas keluar untuk memanggil suster.

"Aish!" Jihoon meremas rambutnya kencang, ia sangat merasa frustasi dan bersalah pada Yujin atas apa yang baru saja ia ucapkan. Bagaimana bisa dia mengucapkan kata sekejam itu pada kelasihnya. Jihoon takut jika dengan perkataannya itu ia melukai seorang Ahn Yujin.

Tak lama Yujin masuk dengan seorang suster, Yujin mencoba tetap memasang wajah tenang.

Suster memasangkam kembali infus ke punggung tangan Jihoon, setelah selesai ia kembali keluar dari kamar inap Jihoon hingga hanya tersisa Jihoon dan Yujin di sana.

Yujin mengambil bekal kimbab yang ia bawa, membukanya dan menyodorkannya kepada Jihoon.
"

Kamu belum makan kan?"

Jihoon menghempas tempat bekal itu hingga jatuh kelantai, beberapa kimbab yang ada di dalam tempat bekal tumpah ke lantai, dengan tetap sabar Yujin memungut satu per satu kimbab yang jatuh membuangnya ke bak sampah, dan kimbab yang masih ada di dalam bekal ia taruh kemabli ke meja.

"Ini masih ada beberap yang gak jatuh kelantai, katanya kamu kemarin kepingin kimbab, nanti kamu makan ya."

"Cukup Yujin! tolong kamu pulang aja."

"Kimbab kamu kenapa sih? Kalau aku ada salah kamu ngomong, kita bicarakan baik - baik, jangan gini ya,"

"Kamu gak ada salah apa - apa, aku cuma pengen kamu pulang aja!"

"Kalau aku gak salah kenapa sikap kamu gini, aku gak ngerti, jelasin biar aku ngerti."

"Aku gak pengen ketemu kamu lagi! Udah jelas kan?!" Dengan berat hati akhirnya Jihoon mengeluarkan kata - kata itu dengan kasar.

"Please jangan gini kimbab," Yujin mulai berkaca, satu sayatan lagi mengenai hatinya.

Jihoon kembali menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, "tolong kamu pulang aja sekarang." Suara lirih terdengar dari dalam selimut.

Air mata Yujin akhirnya tumpah mengalir ke pipinya, ia langsung mengusapnya karena tidak ingin Jihoon tau.

Sambil membenahi selimut bagian bawah yang tak menutupi kaki Jihoon, Yujin berpamitan dengan tetap bersikap lembut, "yaudah, mungkin mood kamu lagi gak baik, aku pulang ya, masih ada kimbab disana jangan lupa dimakan."

Yujin mengambil tasnya kemudian mulai berjalan keluar dari ruang rawat inap Jihoon.

Jihoon di dalam selimut mengigit bibir bawahnya untuk menahan rasa perih diperutnya yang tiba - tiba saja datang. Ia meremas bajunya yang berada di area perut, rasanya sakit, bahkan kali ini lebih sakit lagi karena ia baru saja mengusir seorang Ahn Yujin, wanita yang sangat ia cintai.

Setelah mendengar pintu tertutup, Jihoon mengerang di dalam selimut, ia tak perlu menahan lagi rasa sakitnnya karena di dalam ruangan itu sudah tidak ada siapa - siapa lagi.

Akh!

Jihoon meringkuk kesakitan, ia juga sesekali memukul dadanya yang terasa sangat sesak karena rasa bersalahnya pada Yujin.

be ill | Park Jihoon ✓Where stories live. Discover now