Bab 11

2.3K 218 14
                                    

Mobil yang di tumpangi Nita dan Mentari berhenti di sebuah pemakaman. Mentari Turun di sertai tangis dalam diam.

Sesampai nya Mentari di pemakaman Mentari menangis sejadi jadi nya.

"Hiks hiks Mama. " Nita mengelus punggung Mentari.

"Ngomong ngomong Mama meninggal kenapa Ma,"

"Jantung"

"Maafin Mentari Ma, yang enggak bisa bangun dan nemenin Mama selama lima tahun terakhir. Maaf udah nyusahin Mama karna aku koma. aku sayang Mama.".

"Mentari membaca Yasin dalam ponsel nya. Kebetulan ia sudah menggunakan hijab tadi.

Setelah dari pemakaman Nita langsung mengantar Mentari Ke apartemen nya.

"Dah ", ucap Nita di bawah apartemen mentari

"Dah Ma,"

Mentari memasuki Apartemen nya. Dia tidak dalam keadaan mood yang baik. Jam di dinding menunjukkan 12 siang. Ia merasa lapar tapi ia tak berselera makan. Ia memasuki kamar nya dan menyelimuti badan nya. Entah kenapa badan nya terasa panas.

******
Fahri memasuki Apartemen nya. Biasa nya ia sengaja pulang dari kantor lebih awal untuk bertemu Mikaila dan Alexa. Kini ia merasa muak untuk bertemu Alexa . Ia merasa jijik pada Alexa. Fahri memasuki Apartemen nya.

"Mentari. Mentari" ia memanggil nama Mentari tapi tak ada jawaban.

Fahri memasuki kamar nya. Di lihat nya Mentari yang tertidur.

Tumben tidur jam segini apa sakit

Fahri duduk di kasur. Ia mengecek Dahi Mentari. Ternyata panas. Keringat bercucuran. Hingga membuat baju Mentari basah. Ia harus mengganti nya. Tidak ada orang lain di Apartemen selain diri nya. Toh ini bukan pertama kali ia melihat tubuh Mentari.

Ia ke lemari. Ia mengambil piyama dan celana panjang. Ia membuka selimut Mentari. Sejenak ia merasa ragu. Sudah lama ia tak melihat mentari dalam keadaan telanjang. Ia takut bernafsu. Mata nya menyipit ia membuka Dress selutut Mentari. Kini tubuh indah Mentari sudah terpampang di hadapan nya. Hanya di tutupi Bra dan celana dalam. Nafas Fahri berat . Mata nya menyipit. Ia bernafsu. Ia tak tau kapan terakhir kali ia melakukan sex dengan Alexa. Ia memakaikan Piama pada Mentari
. Setelah selesai ia menghubungi Dokter pripadi Fahri.

Fahri menunggu di kamar mentari . 1 jaman bel berbunyi. Fahri berdiri ia membuka bel nya

Dokter memeriksa nya.

"Bagaimana?"

"Dia hanya demam biasa, ini resep obat. Kamu beli di apotik terdekat,"

"Baik."

Setelah kepergian Dokter tersebut. Fahri meninggalkan Mentari sendirian. Awal nya Fahri ragu meninggalkan Mentari sendirian. Tapi ia harus menebus obat. Terpaksalah ia meninggalkan Mentari sendirian.

Sesampai nya Fahri di Apotik yang dekat dengan Apartemen nya  Fahri menebus obat dengan resep dokter dan mengendarai mobil nya menuju Apartemen nya.

Sesampai nya di apartemen nya ia melihat mentari yang sudah terbangun.

Mentari terduduk ia melihat pakaian nya yang baru di ganti. Pintu depan nya terbuka. Ia melihat Fahri yang berjalan ke arah nya.

"Kau sudah Bangun,"

Mentari tak menjawab. Amarah dalam diri nya berkobar. Kenapa Fahri tak mengatakan Mama nya sudah meninggal! Malah menutupi nya.

Fahri duduk di samping Mentari ia memesan bubur lewat online.

"Kenapa?" Tanya Mentari

"Kenapa apa nya?" Tanya Fahri bingung atas pertanyaan Mentari

"Kenapa kau tak bilang kalau Mama ku sudah meninggal!!!!!!!!" Teriak Mentari

Deg

Fahri terkejut. Cepat atau lambat Mentari akan mendengar berita duka itu.

"Maaf, ini semua demi kebaikan mu. "

Mentari menatap Fahri . Fahri benar ini semua demi kebaikan nya. Kini ia sedang berpura pura amnesia. Mentari menatap Fahri. Ia ingin marah dan memukul Fahri. Tapi ia sadar ini semua sepenuh nya bukan salah Fahari.

"Pergilah, aku ingin sendiri,,"

"Tapi kau harus makan bubur dan minum obat,"

"Ku bilang pergi ya pergi!!!!!" Bentak Mentari

Fahri terdiam ia tau kemarahan Mentari karna nya. Maka ia memilih mengalah. "Baik lah jika itu maumu. Tapi nanti setelah Bubur nya datang makan dan minum obat ya.,"ucap Fahri lembut.

Mentari tak menjawab. hanya menatap Fahri. Ketika Fahri akan membuka pintu satu pertanyaan yang mengagetkan kedua nya keluar dari bibir Mentari.

"Siapa yang mengganti pakaian ku,"

Deg

"Aku," jawab Fahri "kenapa,"

"Bukan apa apa," jawab Mentari memalingkan muka malu

Setelah kepergian Fahri mentari tiduran. Tidak ada satu barang pun dari masalalu nya yang tertinggal disini. Bahkan Foto mama nya. Pasti jalang itu sudah membakar barang Mentari

Ia harus tinggal di rumah lama nya bukan di Apartemen seperti ini!

Tak terasa air mata nya menetes . Ia merindukan Mama nya.

*******
Sedang di suatu tempat lain Alexa di sibukkan oleh ulah Mikaila yang dari tadi menangis minta bertemu Papa nya.

"Diam lah sayang," ucap Alexa berusaha lembut. Walau sebenar nya ia ingin marah akibat tangisan Mikaila yang dari tadi tak kunjung berhenti

"Mama masih nelpon Papa.,"

Sudah berkali kali Alexa menelfon Fahri. tapi ponsel itu tidak aktiv. Mungkin Fahri mematikan ponsel nya. Semua ini gara gara pria tadi malam yang membuat Fahri marah hingga saat ini.

"Sialan,! Pasti kamu lagi bermesraan bersama Mentari."

TBC by ismiati Wardani

Oh ya jgn lupa beli buku ku judul nya Rafael dan elena

Oh ya jgn lupa beli buku ku judul nya Rafael dan elena

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yg ngerasa JD pembaca setia ku follow akun ku

Oo

Part tidak lengkap. Lengkap nya di karya karsa
Karya karsa @ismiatiwardani

Ig .ismia_wardani

Pernikahan balas Budi 35.000
Ratna dan Wisnu 35.000
Rafael dan elena 35.000
Ayahku cinta pertama ku 15.000
Melati 25000
Hati yang terkoyak 40.000
Luka di hati 25.000
Mentari 35.000
Mencintai dalam diam 35.000

Promo 9 judul pdf 100.000
3 judul pdf 60.000

Wa.mia 0881-0361-06076
Wabaru wa lama udh ku hpus
Karya karsa @ismiatiwardani
,
Jgn lupa follow vote komen
Makasih

MENTARIWhere stories live. Discover now