6. Time skip

218 23 0
                                    

"Maafin aku Qiya, maaf karena aku menyakitimu. Ini karma yang pantas untukku," lirih Yoongi seraya mempererat pelukan serta tangisnya.

Taqiya semakin sedih. Haruskah dia menerima kata maaf itu?

Cukup lama mereka di posisi yang sama, Yoongi menangis di pelukan Taqiya sedangkan sang istri hanya mencoba menenangkan.

Yoongi melepaskan pelukannya, menatap wajah Taqiya yang sedang menunduk. Mata Yoongi sembab, pria ini benar-benar terluka baik raga maupun batinnya. Tapi itu semua tidak seberapa jika di bandingkan dengan rasa sakit yang Taqiya terima, rasa hancur yang diperoleh karena telah salah jatuh cinta. Jatuh pada pria tampan yang hatinya telah milik orang lain.

Sekarang pria itu menerima karmanya, ternyata benar 𝑘𝑎𝑟𝑚𝑎 𝑖𝑠 𝑟𝑒𝑎𝑙. Semua pasti ada balasannya, sakit hati yang Qiya rasakan, kini dialami juga oleh suaminya. Impas bukan? Atau masih belum seberapa?

Taqiya tidak ingin berpikiran jahat, dengan lembut wanita hamil ini mengelap buliran air mata di pipi suaminya. "Kakak jangan nangis, itu semua cobaan untuk kakak." Lirihnya, berusaha menenangkan.

"Bukan cobaan Qiya, tapi karma." Lagi-lagi Yoongi menangis, namun bukan karena terluka. Melainkan rasa sakit karena telah menyakiti hati istri sebaik Taqiya.

Yoongi kembali memeluk Taqiya, seolah sedang menumpahkan rasa penyesalannya pada wanita hamil itu. Qiya tidak membalas, namun tidak juga menolak. Tubuhnya bagai manekin, hanya kaku tak bergeming.

Bohong jika Taqiya tidak senang, wanita hamil ini sedikit bersyukur pada Tuhan, karena telah membuat suaminya terkena karma. Dia tidak jahat, itu semua sifat alami manusia. Wanita mana yang tidak sakit hati jika berada di posisi Taqiya? Tidak akan ada yang mampu bertahan dengan segala luka batin seperti yang Taqiya alami.

•••

Kini Taqiya sedang membersihkan kamar Yoongi, banyak serpihan kaca yang berhamburan, itu semua karena Yoongi yang melempar barang-barangnya tadi.

Yoongi duduk di tepi kasur, memperhatikan pergerakan sang istri. Kembali di hantui rasa bersalah, Yoongi menangis lagi. Tanpa ragu pria tampan ini menghampiri sang istri, memeluknya erat dari arah belakang.

Taqiya ingin menangis. Wanita ini merasa jika hanya di jadikan pelampiasan, karena Yoongi sedang terluka. Dengan pelan Qiya melepaskan tangan Yoongi yang melingkar di bagian bahunya.

"Kak aku mau bersihkan ini semua," ucapnya.

Yoongi sadar, dengan cepat dia melepaskan pelukannya. Pria tampan ini sadar akan semua kebejatannya, Qiya tidak pantas menerima cinta dari pria jahat sepertinya.

Dengar ragu Yoongi melangkah mundur, mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang. "Bi Ijah dimana? Tolong kerumah yah, bersihkan kamar saya."

"Kenapa telpon bu Ijah kak? Aku bisa kok bersihkan semua ini."

"Jangan, nanti tangan mu terluka." Yoongi menarik Taqiya keluar kamar, membawa istri kecilnya itu untuk kembali kekamar tamu. "Istirahat aja, kamu pasti lelah." Ucapnya seraya menuntun Taqiya untuk berbaring di atas kasur.

"Aku gak ngantuk kak," Qiya menolak. Wanita hamil ini berusaha bangun, namun di tahan oleh Yoongi.

"Qi, nurut."

"Tapi aku gak bisa tidur."

Yoongi menatap jam dinding, waktu menunjukkan pukul 7 malam. Jadi wajar saja jika istrinya belum mengantuk.

"Lebih baik kakak yang tidur. Mata kakak sayu banget keliatannya," gantian Qiya yang memaksa Yoongi untuk berbaring di kasurnya.

Yoongi menolak. "Gak Qi, lebih baik kamu yang tidur. Aku juga gak bisa tidur," lirih Yoongi.

DIFFERENT [MYG] ✔️Where stories live. Discover now