3. Kesepian

138 22 0
                                    

𝑇𝑢ℎ𝑎𝑛, 𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑢 𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ?

•••

Kembali pada dua insan yang habis dilanda kenikmatan. Sepasang kekasih itu telah memakai pakaian masing-masing, duduk di sofa untuk merilekskan tubuh mereka karena lelah bercinta.

"Kenapa akhir-akhir ini kamu sibuk Yoongi?" Jihyo bersandar di dada Yoongi, perasaannya sedikit khawatir karena beberapa hari terakhir Yoongi susah untuk di temui.

Sedangkan Yoongi tampak kebingungan, jawaban apa yang harus dia berikan, jujur atau berbohong? Yoongi diam sejenak, memikirkan alasan yang tepat untuk di berikan pada sang kekasih.

Di tatapnya wajah Jihyo, ekspresi wanita cantik itu terlihat khawatir. Terdengar helaan sebelum Yoongi ingin menjawab, "Aku sibuk dengan urusan kantor." Terpaksa Yoongi berbohong, dia tidak ingin menyakiti perasaan kekasihnya.

Namun Jihyo masih merasa cemas, wanita ini merasa ada yang sedang di sembunyikan oleh kekasihnya. "Benarkah?" tanyanya lagi.

"Iya sayang. Sudahlah jangan berpikiran yang aneh-aneh, lebih baik kita pulang."

Jihyo menghela nafas lelah, dia cemas karena sejak dulu Yoongi tidak pernah berbagi keluh kesah padanya.

"Mau menginap di apartemen ku baby? Sudah lama kita tidak tidur bersama," Jihyo.

"Apa kamu begitu merindukan ku?" Yoongi mengecup bibir Jihyo, membuat wanita itu terkekeh karena geli.

"Sangat. Aku sangaaaaattt merindukan mu Yoongi," kekehnya.

"Baiklah kalau begitu, ayok kita pulang."

Keduanya pergi, pulang ke apartemen milik Jihyo. Entahlah apa yang ada difikiran Yoongi, dia begitu mencintai Jihyo sampai tidak memperdulikan statusnya yang sudah menjadi suami wanita lain.

Pria ini tidak perduli, lagipula dia tidak mencintai Taqiya. Menurut Yoongi, wanita hamil itu telah merusak impiannya, jadi biarkan saja dia terluka.

•••

Taqiya POV:

Aku duduk sendirian di ruang tamu, menatap kosong ke arah plafon, seraya memikirkan sesuatu yang bisa menghilangkan rasa jenuh ku. Aku bosan, bosan karena tidak ada yang mengajak ku ngobrol. Bu Ijah telah pulang kerumahnya, jadi hanya tinggal aku sendirian di temani keheningan malam.

"Nonton juga bosan," keluhku.

Ku pegang perut ku yang mulai keroncongan, cacing pita di perutku meronta ingin di beri asupan. Sepertinya aku lapar, tapi aku tidak selera makan kalau tidak ada yang menemani.

Aneh, tidak biasanya aku seperti ini, apa jangan-jangan bawaan bayi ku? Tadi siang saja, bu Ijah yang menemani ku makan. Sekarang aku lapar, tapi tidak ada orang yang menemani ku.

"Kenapa Yoongi belum pulang yah? Apa dia biasa bekerja sampai selarut ini?"

Kembali ku cek jam di ponsel ku, ternyata sudah pukul 11 malam. Kenapa Yoongi belum pulang? Padahal sejak tadi aku telah menunggunya, berharap bisa makan malam bersama. Aku ingin menjalin hubungan baik dengan Yoongi, ya walaupun dia masih belum bisa menerima keberadaan ku. Setidaknya aku sudah berusaha, berusaha untuk menerima dia sebagai suami ku dan mengikhlaskan kepergian Jungkook.

"Kruuukkk," bunyi suara perut ku semakin jelas terdengar. Aku lapar, tapi seperti tidak ada nafsu makan.

Bawaan bayi ku sangatlah aneh, aku hanya nafsu makan jika ada orang yang menemani. Seandainya saja Jungkook masih hidup, mungkin aku tidak akan merasa kesepian seperti ini.

DIFFERENT [MYG] ✔️Where stories live. Discover now