5. With You🌿

1.7K 173 14
                                    

Semenjak kejadian kemarin, entah kenapa Winter selalu menghindar jika bertemu dengan Karina. Ia masih belum siap jika harus bertemu dengan kakaknya itu. Ia tidak tahu harus berkata apa nantinya, jika Karina menanyakan perihal kejadian kemarin.

Seperti pagi ini, Winter sengaja berangkat pagi ke sekolahnya, hanya untuk menghindari bertemu dengan Karina. Bahkan ia tidak sempat sarapan tadi.

'Gue bego banget anjir, bisa-bisanya gue cium kak Karin' Winter meletakkan kepalanya di atas meja. Ia sangat menyesal dengan perbuatannya yang ceroboh itu. Ia juga tidak tahu kenapa kemarin ia bisa mencium bibir kakaknya. Karena perbuatannya itu ia jadi merasa canggung dengan kakaknya. Ia juga jadi takut melakukan skinship dengan Karina. Padahal biasanya ia tidak pernah memikirkan itu.

'Kalo kak Karin nanyain soal kemarin gimana ya? Gue harus jawab apa dong? Aarrgghh'

Ia mengacak rambutnya kasar.

"Winter" saat namanya di panggil Winter segera menoleh ke asal suara. Bisa ia lihat, Karina yang sedang berdiri di depan pintu kelasnya. Entah kenapa jantungnya mendadak jadi sangat berisik ketika Karina mulai menghampirinya.

"Ini bekal dari mommy, katanya kamu belum sarapan tadi pagi" ucap Karina setelah ia duduk di samping Winter. Ia memperhatikan wajah adiknya itu. Terlihat Winter yang hanya diam saja. Ia jadi bingung kenapa adiknya yang berisik itu mendadak jadi pendiam seperti ini.

"Makasih" Winter segera mengalihkan pandangannya dari Karina. Ia tidak sanggup di tatap seperti itu oleh kakaknya.

Karina mengangguk, "Kamu tumben berangkatnya pagi-pagi?" tanyanya sambil merapihkan rambut adiknya yang sedikit berantakan.

Walaupun gugup di perlakukan seperti itu oleh Karina, Winter mencoba sebisa mungkin untuk tetap tenang.

"Hem, lagi pengen aja" jawabnya tanpa menatap Karina.

Karina tampak mengernyit heran mendapat respon dingin dari adiknya. Tapi walaupun begitu, ia memilih diam.

"Di makan" suruhnya, karena Winter masih belum membuka kotak bekalnya.

Winter menurut. Ia lalu membuka kotak bekalnya.

"Kakak mau?"

Karina mengangguk senang, "Em, tapi suapin" ia membuka mulutnya untuk menerima suapan dari Winter.

"Dasar manja" cibir Winter, tapi walaupun begitu ia tetap mau menyuapi Karina. Mendadak ia jadi tidak canggung lagi, karena Karina sepertinya sudah melupakan kejadian kemarin. Seengganya ia jadi bisa bernafas lega sekarang.

"Hai Win" ketika sedang asik menyuapi kakaknya, tiba-tiba saja ada yang memanggil namanya.

"Oh Jaemin, hai" ternyata teman sekelasnya. Sepertinya kelas sudah mulai ramai.

"Tumben udah berangkat?" Jaemin mengambil duduk di depan Winter. Ia tampak tidak menyadari keberadaan Karina di samping Winter. Padahal Karina sudah menampilkan wajah garangnya ketika Jaemin dengan seenaknya duduk di depan adiknya.

"Iya, lagi pengen berangkat pagi" Winter tersenyum menanggapi perkataan Jaemin. Hal itu tentu membuat Karina memutar bola matanya malas melihat interaksi keduanya.

"Win kakak pergi dulu ya" karena sudah muak dengan wajah Jaemin, Karina lebih memilih untuk pamit pergi pada adiknya itu.

Winter mengangguk.

'Chup'

Setelah mencium adiknya, Karina lalu meninggalkan kelas Winter.

Wajah Winter bersemu merah setelah di cium Karina. Padahal mereka sudah biasa saling mencium pipi masing-masing. Tapi pagi ini kakaknya itu sangat manis memperlakukannya. Tidak seperti biasanya yang dingin.

Day & Night🌃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang