❤️Tentang Kita

Začít od začátku
                                    

Mobil Alzam berhenti di sebuah restoran, tempat biasa mereka kunjungi.
Alzam turun dari mobil di susul oleh Annisa di belakang nya.

"Di gandeng dong mas pacar nya."

Suara itu sukses membuat langkah mereka berhenti. Lalu menoleh ke arah sumber suara.

"Blum halal, bang" jawab Alzam seadanya kepada tukang parkir. Lalu melirik ke arah Annisa yang juga sedang memandang ke arah nya.

"Halalin dong mas pacar nya. Ntar keburu di pinang orang lain lagi." ucap tukang parkir itu sembari terkekeh.

"Iya, bang. Doain aja ya. " ucap Alzam tersenyum "Duluan ya, bang" lanjut Alzam.
Tukang parkir itu hanya mengangguk sambil tersenyum ke arah mereka.

"Mau pesen apa?" Kali ini mereka sedang duduk di kursi dekat jendela sembari menikmati pemandangan di luar.

"Samain aja kaya kamu"

Alzam mengangguk.lalu melambaikan tangan nya sambil menyebutkan pesanan mereka.

"Gimana kuliah nya tadi?"

"Ga gimana gimana" ucap Annisa seraya mengambil ponsel nya di dalam tas "kaya biasa, bikin pusing."

Alzam terkekeh mendengar jawaban Annisa.

"Bulan apa kamu wisuda?"

"Hmm,sekitar 3 bulan lagi."

Alzam manggut manggut mengerti.
"Berarti aku nglamar kamu nya kapan?"

Sontak Annisa terkejut melirik Alzam ketika mendengar pertanyaan nya barusan.

"Ka-kamu be-beneran mau ngelamar aku?"
Tanya Annisa terbata bata.

"Iyalah,masa aku boongan sih.kenapa? Kamu blum siap?"

Annisa mengangguk pelan.
"Jangan buru buru yah"

Alzam mengerti. mungkin Annisa ingin mewujudkan mimpinya terlebih dahulu.

"Iya gapapa, berarti aku cuman ngenalin kamu aja yah ke orang tua aku."

Annisa tersenyum. Alzam mengerti apa maksud dari penolakan nya tadi.
Yaa ,memang Annisa tidak ingin terburu buru untuk masalah ke jenjang pernikahan. Masih banyak hal yang ingin ia wujudkan sebelum menikah. Contohnya mungkin membahagiakan orang tua nya terlebih dahulu.

"Aku besok mau ke Gramedia. Kamu sibuk ga?"

"Besok yah?" Alzam tampak berfikir sejenak lalu melirik ke arah Annisa "Insya Allah ga sibuk."

"Anter yah." pinta Annisa

Alzam tersenyum melihat rona di wajah kekasih nya, tak ingin kehilangan itu. Ia pun mengangguk mengiyakan. " iyaa, Insya Allah."

Beberapa menit kemudian pesanan mereka pun datang " silahkan di nikmati." ucap pelayan sembari menghidangkan makanan di atas meja.

"Makasih, mba"

~Annisa~
Untuk hari ini, Aku benar benar bahagia.
Atas hadir nya Alzam di kehidupan ku. Lelaki ini yang slalu membuat hari ku berwarna. Semoga saja Allah menakdirkan kamu untuk menjadi imam ku kelak

~Alzam~
Senyuman mu adalah harapan ku.
Tawa mu adalah kebahagiaan ku.
Diri mu adalah prioritas ku.

Diri mu adalah prioritas ku

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.
Sekali Seumur HidupKde žijí příběhy. Začni objevovat