Chapter 02

121K 1.6K 63
                                    

Rencana

Hari sudah malam lion tak kunjung pulang ia masih nyaman berada tempat tongkrongannya, lion mengambil roko dan korek nya yang ada di saku celananya lalu meletakannya di bibir lalu menghisapnya.

"Gak pulang lu" ucap adit .

Sudah malam begini mereka bertiga masih nyaman dengan tempat yang bagi mereka nyaman untuk melampiaskan amarah.

"Masih nyaman di sini" jawab lion

"Ya emang lo gak takut bokap lo marah" tanya adit menakuti lion.

Namun dia adalah lion, lion tidak sama sekali takut bahkan dia sudah sangat eneg pada ayahnya sendiri, ayahnya selalu saja menanyakan kapan punya cewek kapan nikah kapan di kenalin sama ayahnya ini.

"Gak" Balas lion

"Wihh, mantap bro" Sahut adit

Lion tak memperdulikan sahabatnya ini Ia sudah sangat malas dengan nya.

Drttt....   Drttt...

Semua menoleh kepada Lion di rasa ada suara deringan ponsel, Risky yang sedari tadi kesal lantas berlanjak dari tempatnya dan menuju ke arah Lion.

"Hp lo bunyi anjg, angkat dulu sapa tau penting" suruh Risky.

"Gak guna paing bokap gua yang nelpon"Balas lion

" sampe kapan lo bakal kaya gini?!" Timpal risky

"Ck, iya"

Akhirnya Lion mengangkat telponnya namun saat akan menekan tombol hijau deretan ponselnya sudah berakhir.

"Mati" Ucap Lion

"Telpon balik" suruh Risky sekali lagi

Dengan terpaksa Lion menelpon orang yang baru aja menghubunginya itu, lalu Lion menekannya dan langsung di angkat oleh ayahnya.

Yaapss yang menelpon nya ialah ayahnya sendiri Lion sudah sangat tau apa penyebabnya ayahnya ini menghubunginya. tak lain di suruh pulang

Walaupun Lion ini sudah besar namun dimata ayah dan ibudannya ia masih sama dengan Lion yang masih berusia sepuluh tahun , orang tuanya ini sangat menyayangi anaknya ini.

"Halo pulang sekarang, ada hal penting yang ayah omongin sama kamu" Tutur ayah Lion.

"Hm iya" jawab lion malas

"Papah tunggu, papah gak mau ada kata terlambat paham kamu" Timpalnya sekali lagi.

"Iya papahku tersayang" ucap Lion

Lalu ia memutuskan sambungannya dan mengambil kunci motornya bergegas pergi ia tak mau krna amukan lagi dari ayahnya, baginya ayahnya ini sangat cerewet melebihi ibudannya.

"Gua duluan" pamit Lion

Mereka mengangguk mengerti mengapa sahabatnya ini tiba-tiba berpamiatan.

"Yoi" jawab Adit dan Risky barengan

****

Gak tau deh cerita aku ini seru apa nggaknya.

Kayanya aku disini jadiin nanti ada pelakor nya deh, walaupun aku gak suka sama pelakor.

Gak tau dehh pokonya aku bakalan up kalo ada yang spam next.

See youu baybay💕

Yoo siji maning ojo lupa pencet bintang e yooo matur nuhun..

LION [21++]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang