BAB 4 - Bertemu

Zacznij od początku
                                    

"Anaknya Rian siapa lagi kalau bukan Resta?"

"Ohh iya ya." Wanita itu terkekeh pelan. "Oh ya, belum pulang gimana maksudnya? Kabur atau gimana?"

Saat ingin menjawab pertanyaan istrinya, ponselnya kembali berdering dan pria itu segera mengangkatnya.

"Iyaa halo? Oh berkas itu, ya? Iya-iya, ini ada di saya. Iya sekarang saya lagi ke sana."

"Sayang, ambilin berkas yang ada di belakang dong," bisik Fero pada istrinya, Arin. Meminta untuk mengambilkannya berkas yang ada di kursi belakang.

Arin pun segera memutar badannya ke belakang guna mencari berkas itu.

"Yang ini?" tanya Arin sambil menunjukkan sebuah map.

Fero menoleh ke belakang. "Bukan-bukan. Yang satu lagi itu, yang map cokelat."

Karena pandangannya yang tidak melihat ke depan, Fero tidak menyadari jika ada orang yang berlari di depannya. Saat badannya berbalik seperti semula, pria itu langsung terkejut dan seketika mengerem mendadak.

"Aww!" keluh Arin karena terkejut. Badannya sedikit terhempas ke depan. Untung saja ia memakai seltbelt.

"Ya ampun maaf-maaf. Kamu gapapa?" tanya Fero panik sembari meneliti tubuh istrinya.

"Udah gapapa. Kenapa rem mendadak sih, Fer?"

"Itu tadi ada orang yang nyebrang sembarang."

Arin mencondongkan badannya ke depan. Melihat ada dua orang yang masih berada di depan mobilnya.

"Coba, Fer kamu liat dulu. Takutnya kenapa-kenapa."

Fero pun segera melepas seltbeltnya dan keluar dari mobil.

***

Hikss ... hikss!

"Resta ... udah. Ayok kita pulang."

Rendi terus membujuk Resta untuk pergi dari sana agar tidak menghalangi jalan mobil di depannya. Tadi hampir saja mobil itu menabrak Resta kalau saja si pengemudi tidak mengerem dengan cepat.

"Resta ayok." Rendi memegang bahu Resta untuk  membantunya berdiri karena posisi gadis itu tengah berjongkok sambil menutup kedua telinganya.

"ENGGAK!"

Rendi dibuat semakin bingung karena Resta tak mau juga beranjak dari sana. Gadis itu malah semakin menangis sambil menggumamkan nama itu lagi.

"Maaf-maaf saya tidak sengaja."

Fero menghampiri mereka dan terkejut ketika melihat Resta berjongkok di sana. Pria itu pikir Resta terluka gara-gara tertabrak mobilnya.

"Apa ada yang terluka?" tanyanya ikut berjongkok untuk melihat wajah Resta.

"Maaf, pak teman saya menghalangi mobil bapak." Merasa tidak enak, Rendi langsung mengangkat tubuh Resta dengan paksa supaya gadis itu berdiri agar mereka bisa pergi dari sana.

"Ayok, Res kita pulang," bisik Rendi.

"Tunggu-tunggu."

Saat ingin pergi dari sana, tiba-tiba Fero menghentikannya.

"Kamu Resta, kan? Anaknya pak Rian."

Rendi mengerutkan keningnya saat pria itu mengenal Resta.

"Bapak kenal dia?"

"Iyaa dia anak teman kerja saya. Kebetulan saya sedang mencari dia."

Rendi mengerut dalam. Dia tidak langsung percaya begitu saja. Bisa saja itu adalah sebuah trik penculikan seorang gadis. Berpikir seperti itu, Rendi langsung merangkul Resta dengan erat.

"Bapak yakin? Atau bapak cuma pura-pura? Atau bapak ini seorang penculik?"

Fero mengerutkan keningnya mendengar tuduhan dari Rendi.

Sementara di dalam mobil, Arin yang merasa suaminya itu lama, langsung saja keluar mobil dan segera menyusul suaminya.

"Ada yang luka, Fer? Kok lama?"

Pertanyaan Arin seketika mengambang di udara ketika melihat Resta. "Loh, Fer, ini 'kan Resta. Anaknya Rian," ucapnya sambil menunjuk Resta.

"Tuh dengar. Istri saya saja mengenal dia. Jadi, kita berdua memang mengenal Resta. Ayahnya bilang Resta sudah tidak pulang ke rumah sejak semalaman. Jadi, apa kamu masih mencurigai saya?"

Rendi memperhatikan raut wajah Fero dengan saksama. Apakah ada tanda-tanda kebohongan di sana? Tak hanya itu, Rendi menoleh pada Resta yang hanya diam saja dengan pandangan menunduk. Rendi pun beralih untuk bertanya saja.

"Resta, lo kenal mereka?"

Rendi meraih dagu Resta agar mendongak melihat kedua orang itu. Namun Resta hanya diam. Tak menjawab.

"Kamu sendiri siapa? Kenapa Resta bisa sama kamu?" Fero bertanya balik.

Rendi seketika bungkam. Dia tidak tahu ingin menjawab bagaimana.

"Resta ayok kita pulang, nak. Orangtua kamu sudah menunggu kamu."

Fero meraih tangan Resta dan menariknya pelan. Membawanya pergi bersamanya meninggalkan Rendi yang hanya terdiam.

***

#1095kata

Kisah Resta✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz